Mohon tunggu...
Ffdilla
Ffdilla Mohon Tunggu... Freelancer - Dentist

realita dan fiksi kadang sering beriringan..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jogja hari ini & Mahasiswa Relawan Korban Merapi

6 November 2010   11:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta (6 Nov) keadaan hari ini masih aman saja untuk daerah kampus UGM dan keselatannya. Begitu juga dengan Merapi yang mengeluarkan awan panas, wondus gembel, dan lain-lain tidak separah aktivitasnya seperti kamis malam menjelang jumat dini hari. Namun yang saya sayangi adalah pemberitahuan di televisi yang benar-benar berlebihan. Ya sungguh berlebihan saya rasa, pemberitahuan di televisi hanya akan membuat orang yang berada dilauar Yogyakarta dan Jawa Tengah cemas berlebihan.. Padahal toh kami yang berada di kota jogja juga bisa-biasa saja.. Jujur saya sangat kecewa sekali dengan pemberitaan di televisi, banyak orang yang panik diluar sana termasuk orang tua saya di Jakarta. Bagai mana tidak salah satu stasiun tv yang memberitahuakan bahwa kota jogja sudah terkena dampak yang parah dari meletusnya merapi segala aktivitas lumpuh bla..bla..bla.. atau isu-isu lainnya sedangakan toh yang tahu pastinya ya kami yang berada disini.. Jadi sudahlah tidak usah terlalu mengabari secara berlebihan, toh kami disini saja masih merasa aman kok..

Ohya Jogja hari ini relatif sepi, karena para pendatang yang sebagian besar mahasiswa dari luar kota dan luar pulau jawa memilih untuk pulang kampung atau mungkin bisa juga dibilang mengungsi. Mungkin banyak alasan kenapa mereka memilih untuk pergi sementara dari kota jogja, entah rindu akan rumah dan keluarga, atau ada urusan, sampai jujur blak-blakan mau menyelamatkan diri dulu sampi merapi bisa membaik. Sebelumnya keputusan Rektorat meliburkan kegiatan akademik di semua fakultas Universitas Gadjah Mada sampai tanggal 13 November dikarenakan untuk keselamatan, tapi setelah saya pikir jika setiap orang berfikirkan unytuk menyelamatkan dirinya terlebih dahulu lalu siapa yang peduli dengan bencana ini? siapa yang akan menjadi relawan? siapa yang nantinya akan menolong saudara-saudara kita yang sedang dilanda musibah?

Mahasiswa adalah tumpuan bangsa untuk masa depan, mahasiswa juga sebagai calon pemimpin. Tidak sepantasnya jika mahasiswa masih berpikil dangkal dan egois. Miris rasanya melihat mereka lebih memilih untuk pergi mengungsi dari pada pergi untuk menolong sodara-sodara kita. Hari ini saya baru merasakan pertama kalinya menjadi relawan, walaupun mungkin saya belum bisa membantu dengan cukup banyak tapi untuk bisa berpartisipasi rasanya senang sekali. Hari ini saya dan teman-teman dari FKG UGM membagi menjadi 4 kelompok untuk pergi ke 4 posko pengungsian yang berbeda. Disana kami bisa bertemu langsung dengan korban pengungsian merapi. Jujur saya merasa miris dan sangat sedih melihatnya banyak sekali manula yang tidak berdaya dan juga anak-anak balita. Mereka hanya tinggal di pendopo yang terbuka sedangkan makanan juga siring turun dubagikan terlambat. Mereka tidak hanya butuh makanan tapi juga membutuhkan selimut, handuk, alat mandi, pembalut, dan lain-lain. Namun, yang menjadi pelajaran untuk saya hari ini adalah saya tahu betapa tanggap dan sigapnya masyarakat jogja dan sekitarnya bantuan cepat disalurkan, karakter ini adalah salah satu faktor kenapa jogja begitu istimewa dimata saya.

Sekian saja apa yang dapat saya bagi di pengalaman saya hari ini, saya berharap jogja kembali pulih.. Namun satu yang saya tidak bisa salahkan, Harusnya kita semua berterimakasih kepada merapi, merapi yang membantu banyak pembangunan di kota jogja dan sekitarnya dengan pasirnya yang dapat mendirikan banyak bangunan.. lalu dikala merapi meyuruh warga disekitarnya untuk bersabar dan menepi sebentar guna merapi merenovasikan dirinya.. para warganya kadang enggan untuk melaksanakannya.. Maka tidak ada yang bisa disalahakan atas apa yang terjadi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun