Mohon tunggu...
Cerpen

Berusaha untuk Mencintai

22 Desember 2018   21:13 Diperbarui: 22 Desember 2018   21:41 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam yang penuh dengan perjuangan dan waktu untuk memulainya. Aku bersama sahabat-sahabat seperjuangan sudah mempunyai planning akan berlibur ke pulau Bali, jauh-jauh hari kami telah mempersiapkan semuanya mulai dari finansial, transportasi,dan juga makanan. Namun untuk memulai melangkah kan kaki membutuhkan waktu dan sebuah perjuangan. Ketika sebuah ujian datang menghampiri hanya kata sabar yang harus diimplementasikan. 

Berharap dengan ujian ini membawa sebuah hikmah yang bisa dipetik. Airpun yang turun dari birunya langit sudah mulai tak terdengar lagi diperdengarkan ku. Aku mulai melangkahkan kakiku di sebuah pijakan tanah yang basah dengan air hujan. Tak tik tuk kaki ku berjalan menuju sebuah bangunan yang berwarna biru kuning yang berlantai dua. 

Beberapa menit kemudian akhirnya aku nyampe juga di tempat tercinta. Perjalananpun sudah dimulai, step by step langkah kaki ku sudah melewati beberapa bangunan yang berjejeran dipinggir jalan. 

Di sebuah Indomaret didepan lapangan Mangli aku bersama sahabat-sahabat berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa lelah sekaligus menunggu sebuah tayo (bus) yang melaju di jalan kota yang penuh dengan genangan air hujan. Menunggu memanglah sebuah sifat yang agak membosankan namun sifat tersebut juga memberikan satu atau beberapa hikmah di dalamnya. Tidak begitu lama akhirnya sesuatu hal yang kita tunggu dari tadi sudah datang dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat. 

Aku bersama sahabat-sahabat ku mulai masuk kedalam tayo (bus) dengan kondisi yang tidak begitu rame. Tepat pada jam 18.00 tayo (bus) mulai melaju kembali diiringi dengan musik khas Indonesia yaitu dangdut. Pengalaman memanglah sebuah guru yang tak dapat diraba dilihat dan disentuh, hanya bisa dirasakan saja. 

Namun jangan pernah sesekali menyepelekan sesuatu hal yang dirasa tidak penting salah satunya adalah pengalaman. Karena dengan pengalaman kita bisa memperoleh begitu banyak pelajaran yang berharga yang bisa kita ambil. Entah itu dalam ranah yang kecil seperti butiran debu ataupun yang besar seperti luasnya alam semesta. 

Detik pun berlalu berganti menit, begitupun juga dengan menit yang berganti menjadi jam. Aku tak pernah menyesali perjalanan ini karena perjalanan ini penuh dengan liku liku, seperti sebuah nyanyian dengan redaksi kata " hidup penuh liku liku ada suka ada duka" itulah yang saat ini aku alami, karena bagiku ini merupakan sebuah takdir yang harus aku tempuh dan dijalani. 

Manusia pada prinsipnya harus berusaha dan berdoa. Karena berusaha tanpa berdoa adalah sombong, berdoa tanpa berusaha itu bohong. Ketika kita cinta terhadap sesuatu entah itu sifatnya pada orang tua, keluarga, teman bahkan pada lawan jenis sekalipun, atau kepada suatu hal yang kita kerjakan saat ini, ketika itu juga ada sebuah rintangan datang menghampirinya maka dengan rasa cinta yang kita miliki, apapun rintangan tersebut akan kita terjang baik itu hujan yang disertai angin kencang dan juga suara petir yang menakutkan atau badai sekalipun maka kita tidak akan berhenti dan pasrah kita akan terus berusaha, berjuang dan juga berdoa untuk sesuatu yang kita cintai, ketika kita benar-benar mencintainya maka akan selalu ada waktu yang kita luangkan untuk nya, sesibuk apapun ini. 

Karena dalam dirinya sudah tertanam dan berdarah daging didalam aliran tubuhnya sebuah rasa cinta yang begitu mendalam. Saat ini aku belajar berusaha untuk mencintai sesuatu hal yang aku rasa itu perlu untuk dicintai. Sebuah harapan juga  terselip di dalamnya, baik itu harapan kecil atau harapan besar sekalipun. Aku rasa rugi jikalau seseorang tak mencintainya karena keberadaannya sangat layak untuk dicintai dan juga di perjuangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun