Mohon tunggu...
Franscois Michael Young
Franscois Michael Young Mohon Tunggu... Lainnya - Semangat

Support saya gaes...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tembakau Garangan, Si Hitam Nan Menawan

24 September 2019   22:21 Diperbarui: 24 September 2019   22:34 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pernah mendengar kata "tembakau garangan"?, mungkin kata ini masih terdengar asing bagi telinga kita khususnya mereka yang berada di luar Pulau Jawa. Memang benar, tembakau garangan lebih dikenal di Jawa lebih tepatnya di Kabupaten Wonosobo. Namun, boleh jadi kita berandai-andai masih ada sejenis tembakau garangan yang ada di luar Pulau Jawa.

Tembakau garangan adalah jenis olahan daun tembakau yang diolah dengan cara "digarang" yang artinya tembakau yang diolah dengan cara dijemur dan dipanggang menggunakan tungku atau oven. Tahapan dari pembuatan tembakau garangan sendiri yaitu, setelah daun dipanen didiamkan selama kurang lebih lima hari kemudian dirajang (dipotong tipis-tipis) dan dicetak pada rigen (anyaman bambu) lalu dijemur dan dioven sampai batas kematangan (hitam dan kering) dan mengeluarkan bau harum, kemudian disimpan.

Bentuk umum tembakau garangan sendiri unik, bentuknya seperti keset di rumah. Satu "keset" mempunyai istilah satu "eler". Sedangkan ketika kita membeli satu paket tembakau berisi empat atau lima "keset" diberi istilah lagi yaitu satu "rigen". Salah satu desa penghasil tembakau dengan nama beken "mbako garangan" ini sendiri berada di Kabupaten Wonosobo, tepatnya di Desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar. Desa ini berada di ketinggian mencapai 1.800 mdpl dan terkenal dengan kualitas tembakaunya dibanding tembakau Kejajar yang lain. Namun selain Desa Bowongso, masih ada beberapa desa penghasil tembakau garangan yang memiliki kualitas baik contohnya di Desa Setieng dan Desa Serang.

Selain tembakau garangan dijual secara rigen maupun eler, bisa juga dijual dalam potongan kecil seharga 50 ribu atau sebesar bungkus rokok kecil. Sehingga secara umum, harga tembakau garangan lebih mahal dua atau tiga kali lipat dari rokok kemasan pada umumnya serta lebih sehat karena tidak memakai pengawet apapun.

Selain itu karena tembakau garangan hanya berupa tembakau polosan, maka harus ada pendampingnya supaya tembakau garangan bisa dinikmati oleh perokok. Adapun istilah yang dipakai untuk membuat rokok secara pribadi disebut "tingwe" atau nglinting dhewe. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rokok dari tembakau garangan dengan teknik "tingwe" yaitu garet (sejenis kertas pembungkus tembakau dan bahan lain yang sudah lazim digunakan), cengkeh, kemenyan, dan tembakau garangan sebagai bahan utamanya.

Ada beberapa keunggulan dan kelemahan tembakau garangan dibanding rokok kemasan. Adapun keunggulannya yaitu tembakau garangan lebih sehat dibanding rokok kemasan karena tidak memakai pengawet, rasanya pun lebih nikmat bagi yang memakai tembakau garangan (namun, ini hanya opini saya dari info yang saya dapat dari pemakai), serta tembakau garangan yang mempunyai sifat semakin lama disimpan semakin nikmat rasanya karena bisa disimpan bertahun-tahun. Adapun kelemahan dari tembakau garangan yaitu harga yang relatif lebih mahal dari rokok bungkusan, sehingga para pemakai harus merogoh kocek lebih dalam untuk menikmatinya belum lagi untuk membeli garet, cengkeh, kemenyan, dan tak lupa korek api. Kelemahan yang kedua yaitu tempat membelinya yang masih terbatas di wilayah Wonosobo dan sekitarnya. Memang masih ada beberapa tempat di Jawa yang menjual namun memang lebih berkesan bila langsung membeli di Wonosobo yang saya rasa sebagai pusat tembakau garangan.

Masih ada satu hal lagi yang dapat membuat tembakau garangan menjadi lebih istimewa, yaitu tembakau garangan dianggap sebagai suatu warisan budaya turun temurun dari orang jaman dulu. Pengamat kretek, Zamhuri menilai sistem produksi dan tata niaga tembakau garangan itu membentuk tradisi ekonomi masyarakat Wonosobo yang khas dengan bersandar pada produksi kretek melalui praktik tingwe. "Tradisi itu akan tahan banting menghadapi perubahan zaman. Itu menunjukkan keretek merupakan heritage yang patut dipertahankan keberadaannya". Sungguh tembakau garangan memang salah satu tembakau yang unik dan istimewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun