Serial "The Gifted" dari Thailand yang rilis pada tahun 2018, disutradarai oleh O Patha Thongpan dan Doo Sittisiri Mongkolsiri, berhasil menarik perhatian penonton internasional. Dengan premis tentang siswa berkemampuan khusus di sebuah sekolah elit, serial ini menyajikan lebih dari sekadar kisah tentang kekuatan super. Di balik narasi fantasi, "The Gifted" menyentuh isu-isu mendasar tentang sistem pendidikan, ketidaksetaraan, dan bagaimana kekuasaan dapat disalahgunakan.
Narasi yang Menantang Hierarki dan Sistem Kelas
"The Gifted" berpusat pada siswa-siswa di sekolah Ritdha High School yang memiliki kelas-kelas hierarkis berdasarkan kemampuan akademik. Siswa biasa hanya diharapkan menjalani kehidupan sekolah yang monoton, sementara siswa dengan "potensi tersembunyi" yang ditemukan melalui program eksklusif Gifted dibina untuk peran yang lebih besar dalam masyarakat. Melalui sudut pandang Pang (diperankan oleh Nanon Korapat Kirdpan), kita diajak mempertanyakan sistem ini.
Sistem pendidikan di sekolah Ritdha ini menjadi representasi kuat tentang bagaimana sistem pendidikan di dunia nyata sering kali tidak adil. Hierarki kelas yang dibangun berdasarkan kemampuan akademik, sering kali mengabaikan potensi lain yang dimiliki oleh siswa, serta memperparah kesenjangan sosial. Di sini, "The Gifted" mencerminkan masalah yang sering kita temui di sekolah-sekolah, di mana siswa yang lebih cerdas secara akademis diberi lebih banyak peluang, sementara siswa yang kurang berprestasi sering kali diabaikan.
Kekuatan dan Penyalahgunaan Kekuasaan
Tema kekuasaan menjadi salah satu inti dari serial ini. Setiap siswa Gifted memiliki kemampuan khusus yang menggambarkan kelebihan individu. Namun, seiring berjalannya waktu, kemampuan ini justru menjadi sumber ketakutan, baik bagi mereka yang memilikinya maupun bagi pihak berwenang di sekolah. Direktur Supot (diperankan oleh Witaya Wasukraipaisan), kepala sekolah yang otoriter, tampaknya lebih tertarik mengendalikan para siswa Gifted daripada membantu mereka mengembangkan potensi mereka. Hal ini menggambarkan bagaimana kekuasaan bisa digunakan untuk memanipulasi dan meredam potensi seseorang demi mempertahankan kontrol.
Penyalahgunaan kekuasaan ini menjadi kritik keras terhadap institusi yang sering kali memprioritaskan kendali daripada pertumbuhan individu. Dalam kehidupan nyata, kita sering melihat bagaimana kekuasaan dalam institusi pendidikan, pemerintahan, atau bahkan di lingkungan kerja, dapat membatasi seseorang untuk berkembang.
Pertanyaan Tentang Identitas dan Otonomi
Selain isu pendidikan dan kekuasaan, "The Gifted" juga menawarkan pertanyaan mendalam tentang identitas dan otonomi. Para siswa Gifted harus berjuang dengan kemampuan baru mereka, serta tekanan dari pihak sekolah yang ingin memanipulasi mereka. Konflik internal dan eksternal yang mereka hadapi sering kali membuat penonton bertanya-tanya: Apakah kita sepenuhnya memiliki kendali atas hidup kita, atau adakah kekuatan eksternal yang mencoba mengontrol kita?
Pang, sebagai tokoh utama, memperlihatkan perkembangan karakter yang menarik. Dari siswa biasa yang awalnya tak banyak diperhatikan, ia berubah menjadi sosok yang kritis terhadap sistem dan mulai menantang aturan yang ada. Ini adalah penggambaran yang kuat tentang bagaimana seseorang dapat bangkit melawan ketidakadilan ketika mereka mulai memahami kekuatan dan hak mereka sebagai individu.