Itulah artikel yang pas buat saya pagi ini, karena memiliki makna yang dalam. Sebenarnya pagi ini sempat bingung mau ngapain. Tapi ternyata setelah dilakukan ternyata banyaka sekali pekerjaan yang harus dikerjakan. Meski suara ayam jantan tak terdengar tapi suara muadzin yang mengumandangkan adzan shubuh mengingatkan saya harus bangun pagi. Setelah bangun dari tidur lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka terus berwudhu untuk menunaikan sholat shubuh.
Setelah selesai sholat, siap-siap merapikan peralatan yang belum rapi karena pagi ini harus mengantarkan istri ke untuk melakukan tugas tambahan di kantor. Motor yang mengantarkan saya dan istri sudah siap. Pintu gerbang pun dibuka, segera berangkat karena hari mulai pagi.
Sesampainya di stasiun mengantarkan istri, saya kembali ke rumah untuk memulai pekerjaan rumah yang sudah menumpuk beberapa hari. Kali pertama melihat halaman rumah dan teras tak enak dipandang, segera menyapu halaman dimana debu sudah mulai meyelimuti lantai dan sandal jepit juga sepatu yang tak rapi… setelah di eksekusi (ehhh salah maksudnya dirapikan mulai terlihat rapi baik dari dalam maupun dari luar), hehehehe.
Masuk ke ruang tengah, merapikan buku-buku dan lembaran kertas juga menyapu agar debu segera hilang, juga gorden yang tak luput dari penglihat, dibuka. Setelah mulai rapi, langsung ke kamar tidur, pernak-pernik yang sekiranya mengganggu, debu atau tempat tidur yang belum tertata rapi mulai dibenahi agar terkesan rapi, sehat dan enak dipandang bagi pemiliknya atau saudara yang mungkin tiba-tiba datang dan melihat kamar tidur (kan malu kalau acak-acakan).
Belum cukup sampai situ, melihat kamar tidur sebelah ternyata tumpukan hanger (gantungan pakaian) dimana-mana, pakaian yang siap disetrika, sedikit debu pun mulai dibenahi dan alhasil enak dipandang termasuk tempat tidur bagian bawah dan atas, sungguh luar biasa ya melakukan pekerjaan ibu rumah tangga tapi tetap seru karena ada cinta dalam bekerja. Melihat bagian dapur pun sepertinya harus segera dibenahi karena tumpukan piring, sendok, garpu, panci, gelas, cangkir, dan lainnya harus segera dicuci dan tak lupa pula untuk membersihkan penanak nasi, mau masak di pagi hari nih (masak nasi doank,,,, hehehe) dan jangan lupa untuk mengumpulkan samaph ditempat sampah terus disimpan didepan rumah karena mang Encep yang biasa membersihkan sampah akan segera datang (terima kasih ya mang).
Melihat cucian baju, jadi ingat tumpukan pakaian yang kotor dan seperti pesan istri jika ingin mencuci sebaiknya pisahkan mana pakaian putih dan berwarna, karena pengalamannya mengajarkan saya agar tidak bercampur ke-2 warna tersebut (terima kasih ya sayang). Deterjen, pewangi dan air pun siap untuk membantu membersihkan pakaian yang kotor. Seperti biasa, mesin cuci dibuka kemudian masukkan pakaian yang kotor berwarna kemudian ditutup rapat lalu menyalakan tombol power, mengatur waktu selama 30 menit dan tombol start. Siap dech untuk mencuci! Setelah selesai dijemur didepan rumah dengan hanger dan sebagin tanpa hanger dijemuran rumah. Ke-2 nya melakukan hal yang hanya pakaian putih semua dan sebagian pakaian yang tidak luntur, terakhir tahap ke-3 mencuci pakaian yang berwarna. Berikutnya menanak nasi karena saya lapar kan di pagi, harus masak nech,,,, apapun makanannya minumnya teh manis,,, hahahaha gak nyambung ya.
Jadi artikel kecil ini adalah pengalaman menjadi seorang bapak yang melakukan tugas seorang ibu, dan sungguh luar biasa ya pekerjaan mereka (para perempuan jika dilakukan oleh seorang pria). Karena dengan cinta dan kasih sayang akan menghasilkan sebuah ketentraman, oh Home Sweet Home itu datang di Sabtu yang indah disudut rumah di kota hujan, Bogor.
Selamat berakhir pekan semua. Semoga bermanfaat ya @fahmi awaludin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H