Beberapa instansi mulai menerapkan adaptasi bekerja dari rumah (Work from home) selama pandemi menjadi bekerja secara fleksibel (Work from Anywhere). Konsep yang diterapkan diantaranya, bila instansi tersebut memiliki beberapa kantor dinas atau cabang, mereka bisa bekerja pada lokasi kantor yang terdekat meskipun secara formal, itu bukan lokasi unit ataupun departemen tempat dia berada.
Secara normatif, karyawan tersebut tetap bekerja masuk ke kantor, absen fisik melalui mesin pencatat absen dan bekerja di ruangan sesuai tugas pokok fungsi. Kelebihan dari bekerja fleksibel ini adalah instansi dapat menghapus beban biaya jemputan karyawan karena fleksibilitas lokasi kerja memungkinkan karyawan memilih lokasi yang terdekat dan tidak berbiaya tinggi untuk mencapai kantornya.Â
Namun, tantangannya adalah instansi harus bisa menyediakan coworking space atau meja kerja yang bebas untuk digunakan siapa saja dan dilengkapi peralatan penunjang seperti akses air minum, jaringan internet, listrik dan juga alat cetak dan lain-lain. Â Selain itu, instansi tersebut juga harus memastikan karyawan bisa bekerja secara online untuk meminimalkan kebutuhan alat cetak, scan dan lain-lain yang bisa jadi terbatas.
Bekerja secara fleksibel dimana saja bisa juga dikombinasikan dengan bekerja di dalam kantor maupun di luar kantor. Namun, di beberapa instansi, bila bekerja di luar kantor akan menyebabkan sulit terpantaunya kinerja karyawan tersebut.Â
Fasilitas telekonferensi seperti zoom yang sudah menjadi familiar untuk digunakan, dan aplikasi berbasis digital mulai dari daftar hadir, persuratan, e-sign akan sangat membantu pelaksanaan WFA ini.
Tantangan dari WFA ini adalah bagaimana bisa menghemat efisiensi biaya transportasi antar jemput karyawan dengan memaksimalkan kinerja karyawan tersebut.Â
Tentu, sebagus apapun atau sebaliknya sekurang apapun aturan produktifitas karyawan yang dibangun kalau tidak dibarengi dengan kualitas kinerja karyawan akan sulit rasanya. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kinerja masing-masing karyawan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan agenda WFA ini.
Karyawan pada dasarnya membutuhkan ruang dan waktu yang cukup untuk menyelesaikan target-target pekerjaannya tanpa harus dibatasi ruang dan waktu yang tidak diperlukan. Karyawan memiliki fleksibilitas waktu dan jarak tempuh ke kantor nya dan juga mampu menyimpan stamina agar tidak habis di perjalanan.
Fleksibilitas bekerja ini juga bisa membentuk karakter dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan meski tidak berada di lingkungan yang berada dalam supervisi atasan maupun tim inti tempat dimana unit karyawan tersebut ditugaskan.
Secara umum, fleksibilitas ini sudah banyak diterapkan pada instansi-instansi yang membutuhkan manuver dan mobilitas tinggi karyawannya seperti marketing, sales, auditor dan lain-lain. Kedisiplinan pada akhirnya nanti tidak lagi terikat pada waktu dan ruang jam kerja yang ketat tapi lebih ke bagaimana strategi pencapaian kinerjanya tersebut.
Pengalaman di kantor, bekerja secara WFA ini rasanya memberikan kemudahan bagi mereka karyawan yang kesulitan mengakses tempat kerjanya yang cukup jauh. Apalagi tren jarak tempat kerja dengan rumah karyawan setiap tahun rata-rata bertambah, karena karyawan umumnya memilih lokasi rumah tinggal yang semakin hari semakin ke pinggir karena jauh lebih murah dan biaya hidup yang tidak terlalu tinggi.Â