Jopi Peranginangin, aktivis lingkungan hidup itu telah menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Ia meninggal diujung pisau yang katanya mengaku seorang tentara. Jopi, demikian ia akrab dipanggil, meninggal dunia setelah dikeroyok dan ditusuk pria tegap dan berambut cepak di Jakarta pada akhir pekan lalu (23 Mei 2015).
Jopi adalah seorang aktivis lingkungan hidup yang vokal. Ia pernah bekerja bersama LMND, Walhi, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Greenpeace dan sekarang aktif di SawitWatch.
Siapa pembunuh Jopi sebenarnya? Apakah pembunuhan aktivis lingkungan hidup itu terkait dengan sikap kritisnya?
Polisi yang harus melacak, mengusut dan menangkap pelakunya? Namun, beranikah polisi menangkap para pembunuh Jopi, bila benar para pembunuhnya itu benar seorang tentara? Beranikah polisi menangkap para pembunuh Jopi, bila pembunuhan itu dikarenakan aktivitas Jopi dalam membela lingkungan hidup?
Saya tidak ingin berspekulasi bahwa pembunuhan Jopi terkait dengan aktivitasnya di organisasi lingkungan hidup.
Namun, saya agak ngeri ketika baca berita di Koran Jakarta, 8 Mei 2015. Di koran itu ditulis pernyataan keras sKepala Staf  Kepresidenan, Luhut Binsar Pandjaitan,“Sawit harus diprotek pemerintah, sehingga apabila ada lembaga atau kementerian atau bahkan LSM yang menghambat perkembangan industri sawit nasional, mendingan kita buldoser saja."
Apakah pembunuhan Jopi ada hubungannya dengan ancaman pembolduzeran organisasi lingkungan hidup yang menghambat perkebunan sawit?
Entahlah. Sekali lagi ini adalah tugas Polisi untuk mengungkap motif pembunuhan Jopi dan tentu saja menangkap pelakunya. Jika benar itu terkait dengan aktivitas Jopi di organisasi lingkungan hidup, polisi harus berani menangkap otaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H