Setelah penyerangan ke Ukraina oleh Rusia berlangsung selama kurang lebih 3 Minggu, dunia mengamati dengan seksama dan para ahli berusaha menganalisa berbagai pengaruh dari konflik ini; baik pengaruh untuk Ukraina maupun pengaruh terhadap arah kebijakan pertahanan negara-negara di Eropa dan dunia. Tapi, masih sedikit pendapat yang betul-betul memperhatikan tentang apa sebenarnya keinginan pihak yang paling berkepentingan dan menderita secara aktual, rakyat Ukraina. Keputusan pihak lain dalam konflik ini, seperti Rusia, Amerika Serikat, dan NATO, penting dan memiliki pengaruh yang besar baik kepada nasib Ukraina dan dunia, tetapi mereka juga tidak bisa serta-merta mengesampingkan keinginan Ukraina yang merupakan negara berdaulat. Dan semoga, kita sebagai peradaban tidak kembali kepada kutipan dialog Melia yang ditulis oleh Thucydides pada tahun 400-an sebelum masehi dalam perang Peloponesia : The strong do what they can, the weak suffer what they must.
Serangan Rusia ke Ukraina karena alasan keamanan strategis dan kepentingan negara Rusia memberikan preseden yang sangat buruk terhadap kedaulatan negara-negara di dunia. Saat ini, menurut rilis BBC, salah satu permintaan Rusia kepada Ukraina untuk melaksanakan gencatan senjata dan berhenti melaksanakan serangan membabi buta yang mengakibatkan terbunuhnya rakyat sipil termasuk anak-anak adalah merelakan sebagian wilayah kedaulatan Ukraina, wilayah Donbas, untuk merdeka dan menyerahkan Crimea sepenuhnya kepada Rusia.Â
Hal ini tentu saja sulit diterima, bukan saja sulit diterima oleh Ukraina, tapi harusnya sulit diterima oleh seluruh negara berdaulat. Sejarah mencatat, sejak tahun 1945, belum ada negara berdaulat yang dianeksasi ataupun direbut wilayahnya oleh negara lain melalui intervensi militer. Amerika Serikat misalnya, yang juga dengan alasannya sendiri menyerang negara lain di periode setelah perang dunia ke 2 seperti Granada, Vietnam, Irak dan Afghanistan tidak mencaplok teritori negara-negara tersebut.Â
Apabila Ukraina menerima permintaan Rusia maka sebuah preseden baru akan terbentuk di dunia modern ini. Negara yang kuat secara militer dan ekonomi dapat dengan semena-mena menyerang dan mengambil wilayah negara lain dengan ancaman pembunuhan kepada masyarakat sipil di negara yang tidak kuat secara militer dan ekonomi dengan alasan kepentingan keamanan strategisnya terganggu. Bayangkan apabila hal tersebut terjadi di Indonesia, sebuah negara kuat secara militer datang dan dengan semena-mena menentukan dan membagi-bagi wilayah Indonesia serta menuntut Indonesia untuk merubah konstitusi. Kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya akan menentang dengan keras dan bertarung sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah kedaulatan Indonesia.
Keinginan rakyat Ukraina adalah negara yang stabil dan independen secara ekonomi dan politik dalam bentuk demokrasi liberal tanpa campur tangan Rusia. Lagipula, menurut sejarawan Yuval Noval Harari dalam artikelnya di majalah The Guardian, peradaban Ukraina sudah ada sebelum Rusia. Harari mengatakan, seribuan tahun yang lalu, Kiev adalah sebuah kota metropolis yang berpengaruh di wilayah Eropa Timur, sementara Moscow bahkan belum menjadi sebuah desa.Â
Revolution of Dignity atau juga yang dikenal dengan Revolusi lapangan Maidan yang terjadi pada 21 November 2013 sampai dengan pertengahan Februari 2014 adalah bukti betapa masyarakat Ukraina tidak menyukai campur tangan Rusia di Ukraina. Di tengah musim dingin yang menggigit tulang, ribuan rakyat Ukraina berdemonstrasi tanpa henti siang dan malam meminta pemakzulan Presiden Viktor Yanukovich karena Yanukovich menandatangani kesepakatan ekonomi dengan Rusia.
 Rusia menawarkan untuk membantu Ukraina dengan membeli surat utang Ukraina sebesar 15 Milyar Dollar dan mengurangi harga gas dari Rusia. Paket ekonomi yang sangat generous diterima oleh pemerintahan Yanukovich tapi ditolak mentah-mentah oleh masyarakat Ukraina. Mereka lebih memilih turun berdemonstrasi di dalam cuaca dingin selama berbulan-bulan daripada menerima bantuan Rusia. Lebih dari seratus orang meninggal dunia akibat dari konflik fisik antara masyarakat dengan aparat penegak hukum Ukraina dan ribuan lainnya terluka. Masyarakat Ukraina tegas menolak Rusia sekalipun mereka datang dengan membawa uang untuk membantu ekonomi Ukraina. Dan saat ini mereka datang dengan senjata, roket, peluru dan kekerasan.
Serangan militer Rusia ke Ukraina yang sewenang-wenang akan mengakibatkan berubahnya arah kemajuan dunia untuk setidaknya 1 sampai 2 tahun ke depan jika konflik ini pun selesai dalam waktu dekat ini, dan perubahan ini pun tidak akan membawa kita semua ke arah yang lebih baik. Dalam waktu yang sangat singkat setelah Rusia menyerang Ukraina, Jerman bereaksi dengan meningkatkan anggaran pertahanannya lebih dari dua kali lipat untuk tahun 2022 menjadi kurang lebih 100 Milyar Euro yang sebelumnya mereka hanya menganggarkan 47 Milyar Euro, dilaporkan Reuters. The Wall Street Journal juga melaporkan, Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada tanggal 2 Maret mengumumkan Prancis akan segera meningkatkan anggaran pertahanan Prancis karena kekhawatiran mereka terhadap sikap Rusia yang agresif.Â
Dan semua orang yang berpandangan realis pasti setuju, cepat atau lambat, peningkatan anggaran pertahanan dua negara Eropa tersebut akan mengakibatkan snowball effect. Negara-negara tetangga Rusia terutama, pasti akan meningkatkan anggaran pertahanan mereka secara drastis, diikuti oleh negara-negara Eropa dan terus menerus hingga seluruh negara di dunia secara otomatis meningkatkan anggaran pertahanan masing-masing. Akibatnya, Dunia menjadi planet yang lebih berbahaya dan sedikit banyak kemajuan dibidang lain akan melambat kecuali bidang persenjataan. Anggaran negara-negara di dunia yang tadinya dapat dialokasikan ke sektor peningkatan kualitas hidup manusia, kesehatan, kemajuan teknologi, pendidikan, kebudayaan, pengentasan kemiskinan, bantuan pangan dunia, perubahan iklim dan lain sebagainya sedikit banyak akan dialihkan untuk modernisasi atau memperbanyak sistim senjata.
Kalaupun di wilayah pasifik peningkatan anggaran pertahanan tidak akan sebesar di Eropa, kita perlu memperhatikan bahwa ukuran ekonomi European Union (EU) dan Amerika Serikat (AS) adalah yang terbesar di dunia. Selain sebagai wilayah yang merupakan leading sector dalam kemajuan teknologi di berbagai bidang seperti perubahan iklim, kesehatan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Perubahan besaran anggaran di sektor pertahanan tentu saja akan membuat kita sebagai umat manusia mengalami kerugian akibat melambatnya kemajuan di sektor yang benar-benar penting yang justru dialihkan untuk memutakhirkan persenjataan yang dapat memusnahkan umat manusia, seperti senjata nuklir misalnya.
Belum lagi masalah kemanusiaan yang akan mengganggu stabilitas negara-negara Eropa. Saat ini saja, menurut UNHCR, jumlah pengungsi akibat perang Rusia Ukraina telah mencapai 3,2 juta jiwa. Para pengungsi tersebut tersebar di seluruh Eropa. Individu yang tidak menyebabkan perang ini tapi harus menanggung penderitaan memulai hidup di tanah orang dari nol sementara tanah airnya diberangus oleh Rusia. Kalaupun konflik Rusia-Ukraina selesai, mereka akan kembali ke negara yang porak poranda dan harus kembali memulai kehidupan mereka dari awal.