[caption id="attachment_95721" align="aligncenter" width="640" caption="Perjalanan Dini Hari ke Kampung Injros, Garis Depan Teluk Yotefa Jayapura yang terkena dampak arus pecahan Gelombang Tsunami akibat Gempa 8.9 SR di Jepang Jumat kemarin (Foto oleh Michael Aleng)"][/caption] Setelah Gempa 8.9 SR dan Gelombang Tsunami yang mengguncang Jepang Jumat (11/03/2011) kemarin, dan isu Tsunami yang akan sampai ke Jayapura pukul 20:35 tadi malam, Saya bersama dengan rekan kerja saya Ghani Novianto mencoba melihat kondisi daerah pesisir pantai Jayapura yang berhadapan langsung dengan samudera Pasifik.
Subuh sekitar pukul 04:00 (sabtu, 12/03/2011) kami berangkat ke dermaga Tanah Hitam, Abepura. Awalnya kami berniat menyeberang ke Kampung Tohbati untuk sekalian keperluan pengambilan Gambar yang sudah kami rencanakan seminggu sebelumnya dan sekalian untuk memantau kondisi perkampungan Tohbati Pasca Isu Tsunami tadi malam, tapi karna boat yang ada subuh tadi hanya akan mengantar keluarga yang akan kembali ke Kampung Injros maka kami pun ikut dalam penyeberangan subuh tadi.
[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Rumah Yantje Merauje yang terbawa arus, hanyut ke teluk Yotefa Jayapura. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Ketika dalam Perjalanan dengan menggunakan boat ke Kampung Injros terlihat di kejauhan sebuah Rumah yang sedang hanyut menuju Teluk Yotefa. Ternyata Rumah tersebut milik Yantje Merauje, seorang warga Kampung Injros. Menurut Yantje, Tadi malam sekitar pukul 21:00 WIT terdengar bunyi Gemuruh dari kejauhan arah laut. Awalnya dia mengira akan ada Hujan lebat, ternyata suara tersebut berasal dari Arus Gelombang pecahan Tsunami yang hanya kurang dari 8 jam sebelumnya menghantam Pantai timur utara Jepang.
Kurang lebih 20 rumah yang hanyut dan rusak akibat Arus Pecahan Gelombang Tsunami semalam, 16 di antaranya dari Kampung Tohbati dan Metu Debi, serta sedikitnya 4 rumah di Kampung Injros. “Untung sa pu keluarga su mengungsi ke abepura tadi malam, sa cuma sempat selamatkan dong anak-anak pu ijazah sekolah”, kata George Hamadi yang merupakan salah satu korban kehilangan rumahnya kepada kami. George sendiri masih bingung malam ini akan tidur di mana. Pernyataan senada juga di sampaikan Hans Yansen Hanasbe, “Tadi malam anak-anak dengan mama-mama su kase lari ke Abepura, kitong laki-laki tinggal di sini, naik di lantai 3 Gereja”, tambah nya.
Salah satu rumah yang hanyut dari Metu Debi ke kampung Injros sampai saat ini masih tersangkut di bekas jembatan penyeberangan Jalur laut Kampung Injros dan Metu Debi yang juga rusak terbalik dan terbawa arus juga ke teluk Yotefa. Selain rumah penduduk, ada juga beberapa fasilitas umum yang rusak seperti Mawu (sebutan pendopo oleh orang Injros, red) yang kini miring nyaris roboh, serta atapnya telah hanyut ke teluk Yotefa. Dampak keruskan terbesar terjadi di kira-kira 100-150 meter dari bibir pantai Tohbati dan Injros.
Sampai saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih mendata kerugian yang di alami akibat Arus pecahan Gelombang Tsunami yang menghantam pesisir pantai Jayapura, termasuk kampung Injros dan Tohbati.
Berikut ini foto-foto lainnya yang sempat kami ambil pagi hari tadi.
[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Yantje Merauje dan Rumahnya di kejauhan yang hanyut ke Teluk Yotefa. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H