Mohon tunggu...
Michael Aleng
Michael Aleng Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I was born in Manado, North Celebes, Indonesia in 1983. Graduate from De La Salle University of manado majoring Information Technology Engineering (2001/2005). During my works (current formal job) in an one of National Energy Corp in Papua island, i discovered my first passion – Traveling. After a few years the second passion – Photography, followed the first one. Up until now I have spent most of my free time traveling around Nusantara (Indonesia) especially Papua island. I specialize in landscape, Waterscape, and Nature photography and prefer the Hot beauty and wilderness of Hinterlands Papua. I started with Prosumer cameras, nowadays I continue with Digital SLR cameras and using new techniques giving more possibilities in landscape photography (HDR, etc)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Arus Gelombang Tsunami di Kampung Injros Teluk Yotefa Jayapura

12 Maret 2011   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 6770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_95721" align="aligncenter" width="640" caption="Perjalanan Dini Hari ke Kampung Injros, Garis Depan Teluk Yotefa Jayapura yang terkena dampak arus pecahan Gelombang Tsunami akibat Gempa 8.9 SR di Jepang Jumat kemarin (Foto oleh Michael Aleng)"][/caption] Setelah Gempa 8.9 SR dan Gelombang Tsunami yang mengguncang Jepang Jumat (11/03/2011) kemarin, dan isu Tsunami yang akan sampai ke Jayapura pukul 20:35 tadi malam, Saya bersama dengan rekan kerja saya Ghani Novianto mencoba melihat kondisi daerah pesisir pantai Jayapura yang berhadapan langsung dengan samudera Pasifik.

Subuh sekitar pukul 04:00 (sabtu, 12/03/2011) kami berangkat ke dermaga Tanah Hitam, Abepura. Awalnya kami berniat menyeberang ke Kampung Tohbati untuk sekalian keperluan pengambilan Gambar yang sudah kami rencanakan seminggu sebelumnya dan sekalian untuk memantau kondisi perkampungan Tohbati Pasca Isu Tsunami tadi malam, tapi karna boat yang ada subuh tadi hanya akan mengantar keluarga yang akan kembali ke Kampung Injros maka kami pun ikut dalam penyeberangan subuh tadi.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Rumah Yantje Merauje yang terbawa arus, hanyut ke teluk Yotefa Jayapura. (Foto oleh Michael Aleng)"]

Rumah Yantje Merauje yang terbawa arus, hanyut ke teluk Yotefa Jayapura. (Foto oleh Michael Aleng)
Rumah Yantje Merauje yang terbawa arus, hanyut ke teluk Yotefa Jayapura. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption]

Ketika dalam Perjalanan dengan menggunakan boat ke Kampung Injros terlihat di kejauhan sebuah Rumah yang sedang hanyut menuju Teluk Yotefa. Ternyata Rumah tersebut milik Yantje Merauje, seorang warga Kampung Injros. Menurut Yantje, Tadi malam sekitar pukul 21:00 WIT terdengar bunyi Gemuruh dari kejauhan arah laut. Awalnya dia mengira akan ada Hujan lebat, ternyata suara tersebut berasal dari Arus Gelombang pecahan Tsunami yang hanya kurang dari 8 jam sebelumnya menghantam Pantai timur utara Jepang.

Kurang lebih 20 rumah yang hanyut dan rusak akibat Arus Pecahan Gelombang Tsunami semalam, 16 di antaranya dari Kampung Tohbati dan Metu Debi, serta sedikitnya 4 rumah di Kampung Injros. “Untung sa pu keluarga su mengungsi ke abepura tadi malam, sa cuma sempat selamatkan dong anak-anak pu ijazah sekolah”, kata George Hamadi yang merupakan salah satu korban kehilangan rumahnya kepada kami. George sendiri masih bingung malam ini akan tidur di mana. Pernyataan senada juga di sampaikan Hans Yansen Hanasbe, “Tadi  malam anak-anak dengan mama-mama su kase lari ke Abepura, kitong laki-laki tinggal di sini, naik di lantai 3 Gereja”, tambah nya.

Salah satu rumah yang hanyut dari Metu Debi ke kampung Injros sampai saat ini masih tersangkut di bekas jembatan penyeberangan Jalur laut Kampung Injros dan Metu Debi yang juga rusak terbalik dan terbawa arus juga ke teluk Yotefa. Selain rumah penduduk, ada juga beberapa fasilitas umum yang rusak seperti Mawu (sebutan pendopo oleh orang Injros, red) yang kini miring nyaris roboh, serta atapnya telah hanyut ke teluk Yotefa. Dampak keruskan terbesar terjadi di kira-kira 100-150 meter dari bibir pantai Tohbati dan Injros.

Sampai saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih mendata kerugian yang di alami akibat Arus pecahan Gelombang Tsunami yang menghantam pesisir pantai Jayapura, termasuk kampung Injros dan Tohbati.

Berikut ini foto-foto lainnya yang sempat kami ambil pagi hari tadi.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Yantje Merauje dan Rumahnya di kejauhan yang hanyut ke Teluk Yotefa. (Foto oleh Michael Aleng)"]

Yantje Merauje dan Rumahnya di kejauhan yang hanyut ke Teluk Yotefa. (Foto oleh Michael Aleng)
Yantje Merauje dan Rumahnya di kejauhan yang hanyut ke Teluk Yotefa. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Hans Yansen Hanasbe berdiri di depan rumahnya. Hans tidak sempat lagi menyelamatkan isi rumahnya setelah hanyut terkena imbas Tsunami semalam. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Hans Yansen Hanasbe berdiri di depan rumahnya. Hans tidak sempat lagi menyelamatkan isi rumahnya setelah hanyut terkena imbas Tsunami semalam. (Foto oleh Michael Aleng)
Hans Yansen Hanasbe berdiri di depan rumahnya. Hans tidak sempat lagi menyelamatkan isi rumahnya setelah hanyut terkena imbas Tsunami semalam. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="George Hamadi masih bingung malam nanti akan tidur di mana, setelah arus gelombang Tsunami menghantam rumahnya semalam. (Foto oleh Michael Aleng)"]
George Hamadi masih bingung malam nanti akan tidur di mana, setelah arus gelombang Tsunami menghantam rumahnya semalam. (Foto oleh Michael Aleng)
George Hamadi masih bingung malam nanti akan tidur di mana, setelah arus gelombang Tsunami menghantam rumahnya semalam. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="George Hamadi berdiri di depan Rumahnya dengan tetap bersyukur keluarganya bisa selamat dari Tsunami. (Foto oleh Michael Aleng)"]
George Hamadi berdiri di depan Rumahnya dengan tetap bersyukur keluarganya bisa selamat dari Tsunami. (Foto oleh Michael Aleng)
George Hamadi berdiri di depan Rumahnya dengan tetap bersyukur keluarganya bisa selamat dari Tsunami. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Seorang bapak dari kampung Injros menunjuk ke Lokasi rumah di Metu Debi yang sudah tidak lagi berada di tempatnya. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Seorang bapak dari kampung Injros menunjuk ke Lokasi rumah di Metu Debi yang sudah tidak lagi berada di tempatnya. (Foto oleh Michael Aleng)
Seorang bapak dari kampung Injros menunjuk ke Lokasi rumah di Metu Debi yang sudah tidak lagi berada di tempatnya. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Rumah yang Hanyut dari Metu Debi. Lokasi sebelumnya berada di ujung jembatan penyebrangan Jalur Laut dari Kampung Injros dan Pulau Metu Debi. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Rumah yang Hanyut dari Metu Debi. Lokasi sebelumnya berada di ujung jembatan penyebrangan Jalur Laut dari Kampung Injros dan Pulau Metu Debi. (Foto oleh Michael Aleng)
Rumah yang Hanyut dari Metu Debi. Lokasi sebelumnya berada di ujung jembatan penyebrangan Jalur Laut dari Kampung Injros dan Pulau Metu Debi. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Beberapa Rumah di Kampung Injros yang hanyut. Kurang lebih 20 Rumah yang rusak dan hanyut akibat Arus Gelombang Tsunami semalam. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Beberapa Rumah di Kampung Injros yang hanyut. Kurang lebih 20 Rumah yang rusak dan hanyut akibat Arus Gelombang Tsunami semalam. (Foto oleh Michael Aleng)
Beberapa Rumah di Kampung Injros yang hanyut. Kurang lebih 20 Rumah yang rusak dan hanyut akibat Arus Gelombang Tsunami semalam. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Mawu (Pendopo) Kampung Injros yang miring nyaris roboh serta kehilangan Atap. Atapnya ditemukan hanyut di depan dermaga Tanah Hitam Abepura. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Mawu (Pendopo) Kampung Injros yang miring nyaris roboh serta kehilangan Atap. Atapnya ditemukan hanyut di depan dermaga Tanah Hitam Abepura. (Foto oleh Michael Aleng)
Mawu (Pendopo) Kampung Injros yang miring nyaris roboh serta kehilangan Atap. Atapnya ditemukan hanyut di depan dermaga Tanah Hitam Abepura. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Salah satu Rumah di Kampung Injros yang mengalami kerusakan. (Foto oleh Michael Aleng)"]
Salah satu Rumah di Kampung Injros yang mengalami kerusakan. (Foto oleh Michael Aleng)
Salah satu Rumah di Kampung Injros yang mengalami kerusakan. (Foto oleh Michael Aleng)
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun