Umum Membenarkan Yang Salah, Kebiasaan Membetulkan Yang Keliru.
Dalam berbahasa, entah bahasa apapun yang kita pakai, maka domisili, kebiasaan, kebudayaan setempat, dan lingkungan sekitar tentu sangat mempengaruhi gaya, pakem, dan kemampuan kita berbahasa. Bayangkan mereka yang tinggal puluhan tahun di pula Jawa misalnya, dan dalam kesehariannya hanya memakai bahasa Jawa, tentu akan sangat kaku ketika harus berbahasa Indonesia. Bagaimana pula dengan mereka yang kebiasaannya hanya menggunakan dialek “Manado pasar” dalam berkomunikasi? Tentu akan kesulitan ketika harus berhadapan dengan babe-babe dari Jakarta umpamanya.
Lalu apa yang terjadi kalau hal itu terus berlanjut? Miscommunication. Itu sudah pasti. Ambil contoh teman saya yang kebiasaannya menggunakan dialek Manado Pasar yang sungguh kental. Suatu waktu ia dibawa pamannya ke Jakarta, kota yang perama kali dilihatnya dan diinjaknya. Ia kagum bukan main. Ia bertekad untuk tinggal di kota megah ini katanya. Tapi mimpi tinggalah mimpi. Harapannya tak berlangsung lama, kenapa? Karena kendala berbahasa. Tak satupun tempat kerja yang mau mempekerjakan ia yang tak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Dibilangin “Apa pun yang terjadi kamu tetap harus membuat pembukuan itu secara runut dan tuntas” ia nggak ngerti. Apalagi gaya bicara orang Jakarta yang menurutnya “So talalu banya ba logat do’ce!” Padahal memang demikianlah orang Jakarta ngomong. Ia merasa orang Jakarta yang bicaranya aneh, padahal bisa saja sebaliknya, karena dialah yang pendatang. Hanya sekian minggu di Jakarta, nggak betah, maka pulanglah sobat kita yang satu itu ke kampung halamannya.
Tapi itulah sulitnya, sebab seorang penutur bahasa Indonesia yang baik pun belum tentu bisa bicara sempurna, atau tak pernah keliru. Lingkungan dimana ia tinggal, siapa teman-teman pergaulannya, apa yang ia tonton baca dengar sudah barang tentu akan turut mempengaruhinya dalam berbahasa.
Lalu bagaimana dengan bahasa Inggris? Ooh sama saja! Sering juga para penutur asli bahasa Inggris, artinya mereka yang memang menggunakan English sebagai bahasa sehari-hari mereka justru menggunakan kaidah yang menurut kita keliru. Jadi benar dan salah, keliru atau tidak dalam berbahasa Inggris sangat tipis batasannya. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Always depends on something.
Apa tanggapan Anda dengan kalimat ini? She don’t careatau He don’t wanna go. Bagi mereka yang mengerti English Grammar, saya yakin dan pasti Anda akan mengatakannya “Ooh itu keliru! Salah!”. Kenapa ya? Ya iyalah karena orang ketiga dalam bahasa Inggris, sebut saja He atau She (dia) tidak boleh menggunakan do atau don’t tapi does atau doesn’t. Jadi yang tepat adalah She doesn’t care dan He doesn’t wanna go.Tapi apa kenyataannya? Orang Amerika sendiri, dari 10 yang pernah bicara dengan saya, paling tidak 5 diantaranya menggunakan grammar yang kita anggap salah tersebut. Boss saya sendiri kalau bicara selalu “menyalahi” grammar yang selama ini kita pelajari di sekolah. Ia sering mengucapkan “She do a very good job”, atau “It don’t matter”, atau juga “I too like it”.
Bahkan penyanyi-penyanyi top sekelas Michael Jackson atau The Beattles dalam lagu-lagu mereka sering memakai grammar yang rancu. Tapi apa benar kata-kata itu salah dan keliru? Belum tentu. Sebab seperti yang saya bilang….keliru tidaknya itu selalu ‘tergantung dan bergantung pada sesuatu’. Ini kata-kata The Beatles dalam salah satu lagunya.
She done me good… Yes, she do me…
Bagi beberapa penutur yang pernah saya tanyai sampai sejauh mana mereka memaknai dan menganggap bahwa bahasa itu penting? Sebagian besar menjawab sebagai alat komunikasi semata. Tidak lebih. That’s it! Sepanjang bahasa yang dipakai mampu mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan terucap lewat kata-kata, serta antara satu pihak dengan pihak yang lain bisa saling mengerti, itu sudah cukup. Mau seberapa baik grammar kita, mereka mengatakan it don’t matter! Eeeh maksudnya it doesn’t matter.
Bagaimana dengan singkatan ILU atau GBU? I Love U, God Bless U. Apakah maksudnya aku mencintai huruf U atau Tuhan memberkati huruf U? Entah sejak kapan kata “you” boleh tergantikan dengan huruf “u”. Tapi itulah dunia kebahasaan kita. Progressive dan tidak statis. Teman saya menyebutkan kosong, nihil, tidak ada apa-apa, atau nol dengan “MT”. Pertama-tama saya bingung, setelah dijelaskan barulah saya ngeh bahwa “mt” itu adalah “empty”. Pernah ada mantan karyawan yang meneriaki boss saya dengan kata “Yupid”, apa pula itu? Ternyata itu adalah singkatan slengekan dari kalimat “You’re stupid”. Wah..wah..wah..ada-ada saja!
Makanya tepatlah bahwa meskipun kita mengatakan itu salah atau ini salah, tapi karena sudah menjadi umum maka akhirnya diterima dan terbiasa sebagai sesuatu yang tidak keliru. Bahasa selalu berkembang, dan berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lain, walaupun memakai bahasa yang sama. British English dan American English sama-sama English, tapi tidak sedikit (baca: banyak sekali) juga perbedaan di dalamnya. Ada yang lucu nih, katanya seorang miliuner Inggris sangat jauh lebih kaya daripada miliuner Amerika. Karena apa? Karena satu Milliar di Inggris adalah sejuta juta (1.000.000.000.000), sedangkan di Amerika satu milliar dianggap seribu juta (1.000.000.000). Coba buka kamus mana pun.
Akhirnya, saya pengen mengundang Anda sekali-kali untuk berwisata ke Connecticut. Itu adalah salah satu state (negara bagian) di Amerika. Kalau dari New York naik mobil bisa ditempuh dalam 4 atau 5 jam. Nah, di sana ada sebuah sungai yang bernama sangat aneh. Nama sungai itu dalah Chargoggagoggmanchaugagoggchaubunagungamaung. Nama yang sangat panjang dan aneh. Ternyata dalam bahasa Native Indian artinya adalah: “Engkau memancing di sisimu, aku memancing di sisiku; jangan ada yang memancing di tengah-tengah.”
Ah, apalah artinya sebuah nama. “Have a nice day friends!” G B U(You) All.
Michael Sendow
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H