Tulisan Anda yang Menembus Banyak Sekat, Dibaca Puluhan Bahkan Ratusan Ribu Orang
Menulis adalah wujud nyata bahwa kita adalah manusia yang berpikir. Sebab sangat tidak mungkin seorang penulis menuangkan idenya dalam bentuk tulisan tanpa berpikir terlebih dahulu. Walaupun memang tidak serta merta kita boleh mengatakan bahwa orang yang tidak pernah menulis berarti orang itu tidak pernah berpikir.
Kalau pada kenyataan ada yang mengatakan “Oh, kalau menulis tanpa berpikir terlebih dahulu, itu banyak di Kompasiana….di sinilah gudangnya”. Nah, saya susah mengamininya, sebab seburuk atau separah apapun tulisan yang bersangkutan itu, tetap ia pasti berpikir dulu sebelum jemarinya mendarat di keyboard computer (atau laptop). Kalau tidak, maka tidak akan ada satu huruf atau kata yang bisa tercetus. Siapa yang dapat menulis tanpa berpikir? Merangkai kata menjadi satu kalimat pendek pun, membutuhkan effort dalam pikiran. Entah ia berpikir keras atau tidak, berpikir panjang atau pendek, itu cerita lain, yang jelas ia pasti berpikir.
Sekarang muncul pertanyaan kenapa begitu banyak tulisan yang acap kali mengerenyitkan dahi setiap pembaca diolehkarenakan isi tulisan yang dibaca persis ‘cakar ayam’ alias amburadul tak karu-karuan? Itu kembali ke pemahaman bahwa ada orang yang memang dapat menulis dengan baik, ada yang masih belajar, tapi juga ada yang baru pertama kali menulis. Tidak bisa disamakan. Lebih jauh daripada itu, ada yang sangat mahir menulis tapi isi tulisan yang ia buat penuh ‘cakar ayam’ dalam artian lain (baca: hujatan, dan sinisme tanpa dasar), artinya begini, tulisannya bagus serta enak dibaca, tapi tidak berisi fakta sama sekali.
Jadi menurut saya, tulisan yang indah dan enak dibaca sekalipun belum tentu berisi fakta di sana. Sebaliknya, tulisan yang ‘kremus’ (dialek Manado untuk mengatakan ‘jorok’, dalam hal ini berarti tidak enak dibaca) bisa saja berisi berbagai macam fakta. Di sini kita pembacalah yang mesti pandai-pandai memilih. Begitu juga tulisan opini dan reportase mesti ditempatkan pada posisinya masing-masing, serta dibaca pada realitas sesungguhnya. Umpamanya, tulisan seorang dokter yang menulis sebuah pernyataan karena ia sudah melakukan penelitian tentang “Makan sayur kol terlalu banyak maka akan dapat mengakibatkan kerusakan ginjal” tentu akan berbeda dengan tulisan seorang petani kol yang karena ‘hasil imaginasi’ menuliskan tentang hal yang sama. Yang satu tentu saja melaporkan fakta (berdasarkan penelitian), yang lain menuangkan opini (berdasar pemikiran, perkiraan dan imaginasinya semata).
Tulisan Memunyai Efek Ganda Ketika Disebarkan
Jangan pernah meremehkan tulisan yang sudah Anda buat dan publish. Sekali tombol publish sudah Anda klik, maka ia akan berpotensi tersebar cepat bagaikan virus. Apalagi kalau ada yang menyukai tulisan Anda lantas ngeshare tulisan tersebut di media sosial lain, seperti FB dan Twitter, serta Google Plus, maka secara berantai tulisan itu akan menjangkau semakin banyak pembaca. Itulah sebabnya kadang tulisan kita jumlah viewnya bisa lebih banyak dari jumlah member Kompasiana, karena tulisan kita bisa dibaca juga oleh yang bukan member. Ada yang pernah bertanya kepada saya tentang hal ini, ia pikir jumlah view itu dikadalin, karena katanya kok yang baca banyak amat, padahal belum tentu jumlah member Kompasiana sebanyak itu. Saya jelaskan hal yang sama.
Bahkan bisa jadi jumlah pembaca akan lebih dari yang Anda sendiri bayangkan. Dan lagi, tulisan itu akan menetap di alam dunia maya bernama internet, selama internet masih eksis. Dengan kata lain juga, tulisan itu akan abadi di sana. Dapat dibaca banyak orang, dari segala penjuru mata angin serta bisa dibaca berulangkali. Saya sendiri tidak pernah menyangka beberapa tulisan saya sudah dishare ratusan kali dan dibaca belasan atau puluhan ribu orang. Ada bahkan kompasianer lain yang tulisannya sudah dibaca ratusan ribu orang, dan ada yang menembusi satu juta pembaca. Tulisan Anda dapat menembusi banyak sekat dan lintas batas. Ia berpotensi dibaca berbagai kalangan, mulai dari pengangguran, tukang anggur, sampai para pejabat negeri. Dapat dibaca tukang koran sampai tukang korup. Dibaca joki three in one sampai pimpinan parpol. Pokoknya, ia menembusi dinding yang tebal sekalipun. Tulisan saya pernah dipuji seorang artis. Tapi di lain waktu pernah juga dicecar dan dihantam seorang pejabat, padahal saya tidak menulis tentang dirinya.
Untuk itulah, saya pikir dan sangat menyarankan untuk supaya berpikir panjanglahlah sebelum menuliskan sesuatu (baca: bijaksanalah). Adalah bijaksana mereka yang menyebarkan tulisan yang dilandasi fakta, dan atau juga tulisan yang bermanfaat bagi para pembaca. Tulisan apapun itu, pasti ada makna yang dapat kita ambil serta petik, terkecuali yang berisi cacian, makian, serta tuduhan-tuduhan tak berdasar. Ini pasti akan sangat menyakitkan. Pertama, kalau itu dipublish di Kompasiana maka akan ada kompasianer yang terasakiti, pembaca, bahkan pun admin Kompasiana yang mungkin saja direcoki segala macam urusan maupun komplain. Kedua, tulisan itu terang benderang menunjukkan siapa dan seperti apa penulisnya. Bukankah you are not only what you eat but also what you write? Jangan heran juga kalau kini, akhirnya mesti ada disclaimer di bawah setiap tulisan, seperti yang dapat Anda saksikan di bawah tulisan ini.
Efek ganda dari tulisan yang banyak dishare serta banyak dibaca antara lain adalah bahwa opini serta ide yang kita sampaikan dapat menjangkau banyak orang. Sadar atau tidak, tulisan kita bisa menginspirasi orang lain, atau bahkan juga menolong orang lain. Paling tidak, dapat memberi masukan dan tambahan pengetahuan. Oleh karena itu menulislah terus dan teruslah menulis. Tapi bisa jadi juga, tulisan kita dapat membunuh persaudaraan, kemanusiaan, dan sikap tenggang rasa.
***
Berpikir panjanglah sebelum menulis, dan tuliskan apa yang ada dalam pikiranmu---Michael Sendow
Contoh tulisan saya yang dishare dan dibaca banyak orang:
Tulisan yang dishare 500-an kali di FB dan dibaca lebih dari 25.000 orang (ternyata menjadi kaya tetap memiliki daya tarik tersendiri).....
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/08/24/cara-ampuh-cepat-kaya-487562.html
Kalau yang ini hampir 10.000 kali...
Ini sudah 25.000-an kali...
http://hankam.kompasiana.com/2011/11/09/kopassus-pasukan-elit-terbaik-ke-3-di-dunia-411046.html
Tulisan yang saya tulis seminggu lalu, sudah dibaca hampir 10.000 kali...
http://sosok.kompasiana.com/2013/05/11/anggun-wanita-paling-cantik-di-dunia-559034.html
Nah, ternyata banyak juga yang menggemari tulisan tentang setan, yang ini sudah dibaca 15.000-an kali...
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/09/11/kisah-nyata-setan-di-penginapan-394599.html
Tulisan tentang bahasa Inggris juga masih saja disukai.....
Bahkan fiksi sederhana juga masih digemari.....
http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/04/24/anak-mengawini-ibu-kandungnya-358371.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H