Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Tolong, Mama Saya Ada Masalah dan Papa Ditahan Polisi

5 November 2011   12:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:01 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini saya lagi bingung, kesal, kecewa, dan sedikit marah. Kepala saya pusing tujuh keliling. Kenapa? Karena katanya ibu saya mendapat masalah besar dan bapak saya lagi ditahan di kantor polisi. Itu membuat saya gerah dan geram. Lho, kok bisa sih?

Iya, saya mendapat SMS dari katanya ibu saya. Ini dia isinya: “Tolong belikan dulu mama pulsa AS 10 ribu di nomor barunya mama ini nomor mama yang baru ini 085341646405 secepatnya karena mama sekarang ada masalah.” Itu kayaknya nomor Indosat.

Terus saya balas SMS-nya, “Mama yang bener aja dong ma, masak sih mama bilang ada masalah terus minta 10 rebu. Masalah apaan itu yang bisa diatasi hanya dengan 10 rebu? 10 Juta masih masuk akal kali ma! Terus apa hubungannya ada masalah sama minta pulsa? Yang lebih pinteran dikit dong ma kalo mau ngibul. Dan lagi, sama anak sendiri kok dijahilin sih ma…”

Tidak ada balasan.

Eh, hanya berselang beberapa menit giliran bapak ketiban sial. Ini nih SMS-nya: “Belikan dulu papa pulsa simpati 20ribu di nomor baru papa ini nomornya 082193540678 pentin,karna papa lagi ada masalah di kantor polisi nanti papa telpon balik.” Ini kayaknya nomor Telkomsel. (Kesalahan ketik SMS dari papa tidak saya betulin. Biarkan saja apa apa adanya, penuh salah ketik dan tanpa tanda baca. Mungkin karena bingung mau masuk penjara kali, jadi nulisnya tergesa-gesa.)

Terus saya balas SMS-nya, “Papa yang bener aja dong pa. Masak barusan mama SMS, sekarang papa yang ngeSMS sih, hayoooo pasti lagi barengan ya kalian? Barengan nipu ya? Terus sama-sama udah ganti nomor baru? Hebat bener. Lagian mana ada sih masalah di kantor polisi bisa dibereskan dengan 20 rebu doang? Emangnya mau beli kerupuk apa. Yang pinteran dikit dong kalo nipu.”

Tidak ada balasan.

Ternyata “mama” dan “papa” kita ini udah semakin memodifikasi diri dan memodifikasi tipu-tipuan mereka. Tempo hari mereka mengirim SMS singkat, padat tapi kampungan. Sekarang mereka memakai bahasa yang agak lebih santun dan berisi, tapi tetap o’on sih.

Atau jangan-jangan ini upaya balas dendam karena dikibulin ama anak-anak tempo hari? Waktu itu yang fresh beredar adalah “Ma, tolong kirimin pulsa dong, penting!” atau yang “Pa, kirimin pulsa dulu di nomor sekian..sekian..sekian..sekarang, penting!” Nah, sekarang mama dan papa yang beraksi. Hebat. Luarbiasa cara mereka cari uang.

Ini kelihatan perkara kecil, tapi lambat laun modus operandi para “penipu minta pulsa” akan cukup meresahkan juga. Yang saya heran, dari mana mereka tahu nomor HP saya, padahal tidak pernah diikutkan untuk undian dan segala macam tawaran-tawaran yang selalu muncul itu. Atau ada third party yang ngasihkan nomor-nomor HP kita ke mereka?

Saat ini kita memang mesti lebih hati-hati dengan cara penipuan lewat telepon ini. Ada juga yang terbaru, saya menyebutnya ‘stupid thief’. Isi SMS-nya “Silahkan kirim uangnya ke nomor rek. Sekian..sekian..sekian.” Lha, tanpa angin tanpa hujan suruh kirim uang? Jumlahnya ndak disebutkan, dalam rangka apa juga ndak disebutkan. Itukan blo’on namanya. Mungkin harapan mereka, kali-kali aja ada yang memang lagi berencana membayar sesuatu atau mau mengirim uang ke seseorang, jadi pas dapat SMS langsung salah kira dan mengirimkan uangnya ke rekening yang mereka sertakan? Jadi ini namanya penipuan ‘try and error’. Coba-coba. Untung-untungan. Ya begitulah cara-cara mereka. Ada-ada saja orang mau cari duit melalui tipu-menipu!

Ada juga yang paling canggih, dan ini harus diwaspadai benar, seperti kisah nyata yang terjadi dan sudah dimuat di media massa. Mereka sekarang menggunakan data termutakhir yaitu dengan mengantongi identitas korban, tempat tinggal, nama, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dalam berita itu, dijelaskan bahwa mereka menelepon seorang ibu dan mengatakan bahwa anaknya yang di luar kota mengalami kecelakaan parah, lagi berada di rumah sakit dan butuh dana untuk operasi. Ia menyebutkan data-data lengkap anak ibu itu, tempat pekerjaannya, dll. Lalu untuk lebih menguatkan ia menyerahkan telepon ke seorang wanita yang katanya adalah petugas Rumah Sakit tempat anaknya dirawat. Tentu saja sang ibu menjadi yakin dan percaya. Perawat palsu ini menjelaskan bla..bla..bla…lalu bilang besarnya dana yang dibutuhkan. Belasan sampai puluhan juta jumlahnya. Nah, karena panik, ibu itu mengirimkan uang sesuai yang diminta. Ia kemudian sadar telah ditipu setelah berhasil menghubungi anaknya, ternyata sehat-sehat saja dan baru pulang kerja. Jadi berhati-hatilah.

Note: Untuk para penipu, bertobatlah! Cari makan, cari duit, cari untunglah dengan cara yang benar. Dan tolong pemerintah, polisi beri pengertianlah kepada orang-orang itu. Yang jelas kita so pastiu terima-terima SMS dari kalian! You guys freaking nuts. Stop it!

Buat para “mama” dan “papa” gadungan, sadarlah kalian. Mendingan SMS-nya kalian kirim buat vote Komodo kek, atau untuk apa kek yang lebih bermanfaat. Hati-hati ma, pa, jangan sampai SMS yang kalian kirim jadi kenyataan. Kalian akan mendapat masalah besar dan masuk bui. Jadi, be wise dan be careful!

Michael Sendow.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun