Menurut KBBI Penistaan itu adalah cercaan, makian, perbuatan (perkataan dan sebagainya) untuk menista. Diambil dari kata dasar ‘nista’. Kalau ternista, itu artinya dalam keadaan direndahkan, dihina, atau dicela.
Saya tak mau berpanjang lebar menulis opini ini. Tapi saya menulis ini demi memuaskan kegundahan saya terhadap kegaduhan tak berujung oleh sebab orang-orang munafik yang sok suci luar biasa luar binasa.
Hari ini Ahok sudah menjadi tersangka, kita mestilah bertepuk tangan dan bangga atas semua kerja keras Polri, bareskrim dalam hal ini. Mereka sudah melakukan yang terbaik untuk ‘memuaskan’ tuntutan berjuta-juta orang ‘suci’ di negeri ini. Nah, sekarang tinggal tunggu pengadilan yang memutuskan, apakah Ahok memang terbukti bersalah atau tidak.
Persoalannya adalah apakah para penuntut Ahok akan juga siap menerima apapun keputusan pengadilan nantinya. Jangan-jangan belum apa-apa mereka sudah sibuk mengajukan tuntutan lain, semisal menuntuk Ahok mengundurkan diri. Ah, itu mah pesanan sponsor pasti!
Jelas saya sedikit muak dengan beberapa oknum di MUI yang mulai berpoitik. Kentara banget main politiknya tuh. Kenapa mau menuntut supaya Ahok mundur dari pilgub DKI ini, ada udang di balik segepok hadiah kah? Saya juga muak dengan pernyataan salah seorang anggota MUI yang bilang bahwa bom bunuh diri yang menewaskan anak kecil yang tak berdosa itu adalah pengalihan isu. Bagi saya yang bicara itu otaknya jangan-jangan sudah pindah di dengkul. Serius.
Lebay dan Munafik
Di mata saya, kelebayan tingkat dewa yang telah dibungkus atau dipolitisasi sedemikian rupa ini harus segera disudahi. Indonesia butuh membangun. Jakarta butuh membangun. Pilkada ini juga, sudah berkali-kali saya pernah tuliskan, sejatinya bukanlah segala-galanya. Anda tidak akan mati hanya karena pilkada ini toh. Jadi ndak usah menghalalkan segala cara demi kemenangan kubu Anda --- siapapun itu. Kini saatnya kerja, kerja, kerja (seperti harapan Presiden Jokowi) bukan demo, demo, demo, yang amat sangat nggak jelas itu. Demo yang dengan amat lancang berteriak-teriak untuk menggantung dan membunuh orang. Berteriak-teriak penuh hasutan untuk menurunkan Presiden Jokowi. Nggak waras ah. Itu mah Lebay!
Ini yang saya bilang sejak dulu, kemunafikan terus saja merajai bangsa ini. Sungguh mati saya heran luar biasa melihat panggung sandiwara yang berusaha dibentuk selama ini. Hanya dengan satu kalimat Ahok, amarah seluruh negeri terbakar? Non sense itu! Not make sense sama sekali kalau saya bilang sih. Bukan hanya kuda yang dapat ditunggangi, demo pun bisa. Penunggangnyanya siapa? Tentu joki handal.
Ini ya, kalau Anda dan saya mau jujur....coba renungkanlah dengan hati dan pikiran terbuka. Renungkan dalam-dalam dan lebar-lebar, apa sih artinya menista ayat suci atau menista agama? Apakah Anda tidak pernah merasa sudah menista agama dan ayat suci yang begitu Anda percayai? Apakah saya nggak pernah juga? Kalau kita merasa nggak pernah, itu salah besar.
Begini loh, kalau  kita mau sedikit jujur, sebetulnya kita ini manusia berdosa yang penuh kekurangan dan kelemahan, barangkali sudah terlalu sering kita menistakan apa yang selama ini kita anut dan percayai. Jangan lalu Anda menjadi sombong dan sok suci.
Bagi saya, orang yang tidak pernah mengamalkan ajaran agama yang ia anut, kitab suci yang dia imani dan amini, maka dia SUDAH MENISTAKAN ayat suci dan agamanya. Mereka yang perbuatannya bertolakbelakang dengan ajaran kitab sucinya, berarti dia sudah menista (merendahkan dan menghina) isi kita suci tersebut. Catat itu.