Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setya Novanto Mundur Karena Sudah 'Kalah'

17 Desember 2015   00:25 Diperbarui: 17 Desember 2015   09:59 2111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Foto (Kompas.com)"][/caption]

Saya melihat sederhana saja. Begini, bahwa pengunduran diri sang Ketua DPR ini sama sekali bukan sikap gentlement namun lebih kepada karena memang ia sudah merasa 'kalah', dan tidak ada jalan lagi untuk lolos.

Kalau memang dia mau mundur secara gentle, dan benar-benar mewujudkan seperti apa yang dia tulis dalam suratnya yaitu supaya tidak muncul gejolak di masyarakat, dan supaya ada ketenangan di masyarakat, yah mundurlah secepat mungkin ketika kasus ini sudah menyeruak muncul pertama kali. Jangan tunggu sampai MKD harus bersidang, bahkan ketika MKD sudah siap memutuskan, dan sepertinya dia itu sudah tidak bakal lolos dari lubang jarum barulah tiba-tiba mengundurkan diri.

Bagi saya hal ini sangat tidak luarbiasa, malah biasa-biasa saja, ya karena begitulah selalu 'bahasa' orang yang sudah merasa kalah. Sebelum dipecat kan lebih baik mengundurkan diri. Kan begitu. Kalau sudah tidak bisa menyelamatkan posisi paling tidak masih bisa menyelamatkan muka lah  (mengundurkan diri supaya terlihat 'manis' di mata msyarakat gitu lo).

Buktinya juga, sampai detik-detik terakhir pun ternyata upaya-upaya dan berbagai manuver politik masih saja berlangsung. Ada 10 anggota MKD memberikan sangsi sedang, dan ada 7 yang memberi sangsi berat (supaya masih bisa dilanjutkan dengan panel, dan terbuka kemungkinan lolos).

Setelah kemungkinan untuk lolos tertutup, maka sang Ketua tentu saja ambil inisiatif mengundurkan diri. If you (finally) know you can't win, then you have to  declare something else. Supaya apa? Supaya Anda tak terlalu kehilangan muka.

Demikian juga bagi anggota MKD yang sudah memberi sangsi berat (ada 7 orang) maka mestinya mereka itu tetap konsisten (dengan putusan yang sudah mereka ambil). Bahwa sang Ketua DPR sudah mengundurkan diri itu cerita lain. Akan tetapi ada cerita lainnya lagi yang harus terus mereka perjuangkan, yaitu apakah masih etis Setya Novanto tetap menjadi anggota dewan? Atau dia sudah harusnya benar-benar out secara total dari DPR.

Pengunduran diri Setya juga bukanlah akhir dari segalanya. Secara etika memang sudah ada putusan, tetapi secara hukum kan belum. Nah, proses itu tidak boleh putus di tengah jalan hanya oleh karena dia sudah mengundurkan diri. Mestinya tidak seperti itu. Kalau memang harus dipidanakan umpamanya, ya proses itu harus tetap jalan supaya masyarakat tidak tambah geram. Janganlah jalannya hukum terhalangi oleh kekuatan apapun.

Akhir kata, jangan juga lupa, bahwa sohib dekatnya yaitu sosok 'tak tersentuh' lainnya, siapa lagi kalau bukan tuan M Riza Chalid, mestinya segera juga dipanggil, ia harus dimintai keterangan, dan kalau perlu diperiksa secara seksama. Mengapa? Oleh karena dia juga adalah biang paling dominan dalam kasus papa minta saham ini. Ya begitulah.... ---Michael Sendow---

#PapaMintaSaham

** Pulomas, tengah malam menjelang subuh...

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun