Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Semakin Seru, Kompas.com “Baku Hantam” dengan Detik.com

26 April 2011   05:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:23 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa tidak kenal Kompas.com? Siapa pula tidak tahu Detik.com? Dua portal berita raksasa yang ada di tanah air. Kedua raksasa ini terus berlomba, siapa yang terbesar dan terunggul diantara mereka? Pertanyaan pertama yang lalu muncul di kepala saya adalah: Terbesar dari segi apa dan terunggul dari apanya? Apakah dari segi jumlah (statistik) pembaca, konten, jumlah iklan, keuntungan penjualan atau apanya? Mungkin hal pertama yang menarik adalah berbicara  mengenai statistik. Jumlah pengunjung. Jumlah pembaca. Jumlah tukang tulis dan mungkin jumlah tukang kritik.

Adalah seorang Nukman Luthfie Online Strategist dan seorang technopreneur. 16 tahun ia berkecimpung dalam bisnis digital, menjadi sosok penting yang selalu menjadi referensi pertanyaan-pertanyaan terkait digital, bisnis digital dan social media. Tangan dinginnya melahirkan sejumlah portal terkemuka diantaranya GilaMotor.com, PortalHR, E-commerce solution Juale.com dan segera akan meluncurkan digital music. Ia juga termasuk salah satu pembicara pada pertemuan yang bakalan digelar di Hotel Mulia, Senayan Jakarta dalam waktu dekat ini, dengan topik How To Measure & Optimize Your Social Media Marketing Strategy. Bannernya sudah ada di halaman kompaisana ini. Nukman inilah yang pernah menulis suatu tulisan menarik tentang bagaimana Kompas.com dan Detik.com saling berbalas pantun. Lucu, menarik, unik dan lugas.

Luthfie mengatakan: Comscore yang dipakai Detik.com jelas lebih kredibel dibanding Alexa.com. yang dipakai Kompas.com. Alexa hanya menghitung statistik (pageviews dan jumlah pengunjung) dari user langsung. Yakni para pengguna Internet yang memasang toolbar Alexa di browsernya atau terpasangi cookies Alexa. Padahal kita tidak pernah tahu berapa banyak “pengguna Alexa” yang datang ke sebuah portal. Ibaratnya di dunia nyata seperti ini: Jika pengunjung mall A yang menggunakan celana jeans lebih banyak dibanding mall B, bukan berarti total pengunjung mall A otomatis lebih banyak dibanding mall B.

Alexa, singkat kata, "hanya"mengukur performance sebuah situs dari sisi user yang menggunakan toolbar atau cookies Alexa. Itu sebabnya data-data Alexa bisa kita dapatkan gratis.

Comscore? Sebaliknya. Lembaga riset ini mengukur performance situs dari server-server para Internet Service Provider yang menjadi pintu gerbang masuknya user ke berbagai situs. Tidak peduli user menggunakan browser apapun, toolbar apapun, semua aktivitasnya tercatat di server. Data itulah yang diakumulasi dan disajikan sebagai performance sebuah situs. Tentunya data seperti ini menggambarkan lebih tepat performance sebuah situs.** Kelemahannya: tidak murah berlangganan Comscore. Hanya portal-portal besar yang mau merogoh ribuan USD untuk berlangganan statistiknya.

[caption id="attachment_105124" align="aligncenter" width="640" caption="Gambar"][/caption]

Jika mengacu pada Bung Alexa.com, data tahun kemaren maka untuk ukuran pageview, terlihat bahwa Om Kompas.com berhasil mengalahkan si Tante cantik Detik.com, dan sebagai kemenangan pertamanya setelah bertahun-tahun maka saat itu Om Kompas.com tidak segan-segan untuk memasang iklan hampir setengah halaman, memanjang dari atas ke bawah, tentang kemenangan pertamanya. Nah, tidak lama setelah “baku hantam” pertama dimenangi Om Kompas.com, dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke 10 Tante Detik.com pun tidak mau kalah dengan memasang iklan terima kasih setengah halaman di Koran Kompas. Iklan itu ditujukan kepada pemasang iklan dan pembacanya, yang menurut Bang Comscore telah mencapai 8,6 juta orang. Sebuah angka yang luar biasa.

Bagi si Om Kompas.com tentu ini merupakan batu loncatan sekaligus adalah merupakan sesuatu hal yang patut disyukuri, karena baru pertama kali mengalahkan Tante Detik.com setelah bertahun-tahun tak mampu menyentuhnya. Jangankan menyentuhnya, dipandang sebelah mata pun sama sekali tidak oleh si tante Detik, tante yang cukup cerewet dalam menulis dan pandai dalam merias diri. Om Kompas.com versi baru memang layak merayakannya. Ia juga berhak memproklamirkannya di mana-mana, baik melalui iklan maupun kegiatan lain. Meski itu sesungguhnya baru kemenangan pageviewssaja yaitu salah satu acuan key performance indicator untuk keberhasilan sebuah portal. Tapi belum kemenangan yang sesungguhnya, karena kalau berani mengatakan bahwa telah mengalahkan si Tante Detik.com secara keseluruhan dari sisi statistik, maka pembaca si Om Kompas.com haruslah lebih banyak daripada pembaca yang mendarat di rumah Tante Detik.com itu. Tapi itulah, mungkin pada kenyataannya di mana-mana melihat perempuan itu kayaknya lebih menarik daripada melihat laki-laki ya? Walau terkadang kita hanya melihat kulit dan bukan melihat isi (konten). Wah, tante muda itu putih mulus, cantik, tinggi dan memiliki hidung mancung! Begitulah para lelaki berkomentar. Makanya Om Kompas.com  harus punya strategi dan jurus-jurus ampuh lain untuk menghantam dan meng-KO si tante secara telak.

Tapi harusnya si Om Kompas.com sudah sangat paham, dengan melihat data-data bahwa jumlah pembaca Om Kompas.com masih kalah jauh dibanding Tante Detik.com. Mengalahkan Tante Detik.com dari sisi ini butuh kerja ekstra keras, biaya yang tidak sedikit dan waktu mungkin cukup lama. Tapi bukan harus seperti istilah "cinta butuh pengorbanan", apalagi menjadi korban karena cinta. Ini pengorbanan biaya yang sama sekali lain. Nah, Om Kompas.com tentu tahu persis pengorbanan macam apa itu.

Di sisi lain sudah barang tentu , dan saya begitu yakin bahwa si tante tidak akan tinggal diam. Ada istilah bagi si tante, “If you move one step, we already jump 10 times”, artinya “Jika kamu bergerak satu langkah, kami sudah melompat sepuluh kali”. Tanda awas buat si om. Kalau si om hanya berkutat di pageview, maka tante detik akan menggenjot di jumlah pengunjung/pembaca. Inilah sisi unggul mereka. Kita akan lihat lebih lanjut. Tapi sebelumnnya saya mengajak Anda mengenal lebih jauh anak kandung mereka terlebih dahulu.

Apakah mereka punya anak? Ooh tentu saja. Tapi kedua anak ini bukanlah karena jalinan asmara antara keduanya. Anak mereka adalah anak tunggal. Anak sematawayang, yang disayangi dan dibesarkan dengan seksama dan bijaksana. Anaknya si Tante Detik.com bernama “kolom kita” lebih dikenal dengan sebutan KOKI sementara anaknya si Om Kompas.com adalah “Kompasiana”. Walaupun masih anak tapi mereka punya andil yang tidak bisa dianggap remeh dalam membesarkan bapak-ibu mereka. Sebut saja si kompasiana, walau masih bau kencur, bahkan belum mencapai usia tiga tahun tapi sudah berhasil memiliki pengikut di atas 50.000 orang. Si KOKI, anaknya Tante Detik juga punya keunggulan tersendiri dalam menarik traffic, rubriknya lebih banyak, lebih variatif dan lagi artikel-artikel yang masuk banyak yang bisa bertengger lama, sehingga bisa dibaca berulangkali dan akan lebih banyak dibaca lagi. Lihat saja views di artikel-artikelnya mencapai belasan ribu. Dan itu rata-rata demikian. Di Kompasiana hanya artikel di Terkomendasi yang bertahan lama, itupun paling banyak di view 4000-an kali. Tapi dari segi gengsi mungkin lebih bergengsi menulis di Kompasiana, itu terlihat dari adanya pengusaha, pejabat, pimpinan dewan, jurnalis handal yang sering menulis di sini hal mana belum terlihat di KOKI. Apakah karena bapaknya Kompasiana si Om Kompas adalah orang terkenal sehingga mereka lebih doyan disini? Saya kurang tahu!

Om Kompas.com menempati ranking nomor 710 di dunia, itu menurut Brur Alexa yang didasari pada three-month Alexa traffic rankings. Kasarnya dapat dikatakan bahwa sekitar 90% pengunjung berasal dari Indonesia. Nah di Indonesia Om Kompas cukup potential dengan menduduki ranking ke-14. Bung Alexa menambahkan bahwa menurut data mereka terlihat pengguna terbesar adalah college graduates, artinya pembaca intelek dan mereka yang memiliki banyak anak, serta browsingnya adalah dari rumah dan sekolah. Dan mereka secara konsisten melakukan hanya satu kali pageview perhari. Tentu saja, data-data ini tidak bisa kita telan mentah-mentah. Tapi bisa dijadikan masukan pembelajaran buat kita yang merasa  sudah uzur, opa-opa dan beruban kayak saya ini.

Persentase pengunjung yang mengunjungi rumahnya Om Kompas.com berdasarkan akumulasi pencarian dari beberapa search engine menurut Bung Alexa yang baik hati adalah sebagai berikut: [caption id="attachment_103345" align="aligncenter" width="505" caption="Ah, si om genit amat....."][/caption] Biasanya, data di updated setiap bulannya………

Period

Percent of Site Traffic

Last 30 days

8.8%

Last 7 days

8.8%

Yesterday

9.3%

Ini daftar yang paling dicari dan diminati untuk dilihat dari tubuhnya Om Kompas.com. Dihitung secara bulanan:

Query

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun