Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Money

Propinsi Palembang dan East Timor NTT.

30 Juni 2011   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:03 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Propinsi Palembang dan East Timor NTT.

[caption id="attachment_117214" align="alignright" width="300" caption="NO SECRET: Knowledge is a must for any marketer. "][/caption]

Bergaul dan bernegosiasi dengan seorang marketer memang asyik. Asyik karena kefasihan mereka menawarkan sesuatu sampai mata kita melotot dan telinga kita gatal. Kenapa ya? Oh, tentu saja…karena itulah kehebatan seorang marketer. Marketing Officer harus mampu meyakinkan seseorang (calon customer) terhadap produk yang ditawarkan. Semakin hebat mereka berpromosi semakin meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan akan laku.

Minggu ini saya menemani my old friend (kawan lama) mendengarkan promosi seorang marketer, ia lagi mempromosikan resort yang katanya cantik nan indah. Kawan saya memang lagi ingin berlibur dalam jangka waktu lama. Secara kebetulan kita kenal gadis cantik ini. Ass. Marketing Manager salah satu perusahaan bonafide di bidang wisata dan perhotelan.

Kami bertemu di sebuah kedai kopi. Sembari memaparkan promosi-nya ke kawan saya yang orang Irlandia itu (Irish), gadis cantik ini beberapa kali menjawab telpon yang masuk. “Okay, honey I’ll call you back…” itulah salah satu kalimat yang sempat saya ‘rekam’ keluar dari bibirnya yang merah itu. Setelah itu masih beberapa kali ia bilang “Excuse me…” sambil menjawab telpon yang masuk, entah dari mana saja. Saya tidak terlalu memperhatikan. Ngantuk. Rupa-rupanya kopi pahit yang saya pesan tidak mampu mengusir rasa kantuk yang amat sangat ini. Sehari sebelumnya hanya tidur 3 jam soalnya. Urusan luar kota.

Akhirnya setelah bicara panjang lebar, kawan saya sepertinya setuju mengambil “paket” wisata yang ditawarkan. Iseng-iseng saya tanya, “Katanya kalian mau membuat beberapa resort baru ya?” Dengan spontan dan masih penuh percaya diri, marketer cantik ini bilang “Oh iya, kami sedang membangun resort baru di Propinsi Palembang, dan ada dua yang hendak dibangun di East Timor NTT.” Saya tersedak, tegukan terakhir kopi yang saya minum tumpah di kemeja biru saya.

Kok saya baru tahu yah kalau Palembang sudah “naik pangkat” menjadi propinsi baru? Bukankah ia hanya sebuah ibukota propinsi? Lalu sejak kapan East Timor (Timor-Timur) bergabung dengan NTT? Bukan kah malah East Timor justru sudah pisah dengan Indonesia? Timor Timur ada di NTT? Alamak! Saya memang kaget, tapi hanya senyuman yang menampak di wajah saya.

 

[caption id="attachment_117216" align="aligncenter" width="446" caption="Marketing?"][/caption]

Sebagai seorang marketer, apalagi yang memegang posisi tidak sembarangan seperti gadis cantik ini, ada dua kesalahan besar yang ia pertontonkan saat itu. Pertama, tidak menghargai calon customer. Bagaimana bisa selagi serius menyampaikan promosi, tangan dan mulutnya malah sibuk ngejawab telepon? Sungguh tidak professional. Kedua, ia tidak memiliki general knowledge yang memadai. Padahal kemampuan penguasaan pengetahuan umum penting bagi seorang marketer, bukan hanya yang spesifik saja. Kalau teman saya yang bule itu mungkin tidak peduli, karena memang tidak tahu banyak tentang Indonesia. Tapi kalau berhadapan dengan orang Indonesia lalu mendengar penjelasan seperti itu, tentulah sangat tidak elok. Apalagi marketernya orang Indonesia asli.

Saya jadi teringat beberapa public figure yang akhirnya down, setelah publik tahu betapa minimnya pengetahuan umum yang dimiliki mereka. Ambil contoh Sarah Palin sewaktu running for vice president Amerika. Ia beberapa kali mengeluarkan pernyataan lucu menggelitik. Ia tidak tahu bahwa Africa itu adalah sebuah benua. Ia juga dengan lucunya berkata bahwa Russia dapat dilihat dari tempat tinggalnya di Alaska. Atau contoh lainnya, seorang Miss Indonesia atau Puteri Indonesia yang bahkan bingung apakah Indonesia itu adalah sebuah kota atau negara, dengan mengatakan “Indonesia is a beautiful city”.

 

[caption id="attachment_117218" align="alignleft" width="300" caption="Sharpening your brain is a must. (healthbrain site)"][/caption] Seorang marketer harus mampu menarik minat calon customer tidak hanya dengan penampilan yang cantik dan gagah. Tidak hanya dengan kemampuannya berbicara (fasih lidah). Mereka juga harusnya memiliki General Knowledge yang memadai. Karena adalah keterlaluan kalau yang sangat umum pun tidak mereka ketahui. Bahwa Palembang belum menjadi propinsi dan bahwa East Timor itu jaraknya sangat jauh dari NTT karena East Timor bahkan adalah sebuah negara tersendiri saat ini.

“Market yourself, before you promote and market your product”---Michael Sendow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun