Keunggulan calon petahana memang berbanding lurus dengan hasil bermacam survei yang menunjukkan tingginya elektabilitas petahana ini. Dari setahun lalu, Ahok selalu saja unggul dalam berbagai macam survei. Ini fakta. Jadi kalau ada yang koar-koar banyak masyarakat DKI yang tidak suka Ahok, itu masyarakat yang mana?
Terus yang suka dan yang tidak suka itu lebih banyak yang mana? Tidak akan pernah mungkin ada pemimpin yang disukai 100 persen warga yang dipimpinnya. Anda tidak akan mungkin memuaskan semua orang. Ini masih di bumi dan belum di sorga. Anda hanya perlu berupaya menghadirkan ‘sorga’ di muka bumi ini supaya akan semakin banyak yang menyukai Anda.
Kini pun setelah pasangan calon sudah mengerucut menjadi 3 pasang, menurut analisa banyak pengamat politik Ahok itu masih tetap unggul jauh dibanding dua pasangan lainnya. Memang belum banyak survei dilakukan setelah 3 pasang ini dipastikan akan berlaga pada pilkada DKI 2017.
 Ada beberapa survei yang rupanya telah coba dimulai. Misalnya saja, dalam sebuah polling paling update yang dilakukan oleh CNNIndonesia.com lewat Twitter yang digelar sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi yang lalu, maka duet Ahok-Djarot terlihat masih unggul jauh di atas lawan-lawannya. Dari 2.857 responden yang mengikuti polling, Ahok-Djarot meraih 66 persen suara, diikuti Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebanyak 18 persen, serta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 16 persen suara.
 Lalu Kompasiana melalui akun twitternya juga tak mau ketinggalan coba melakukan jajak pendapat dengan hasil sebagai berikut; 70 persen untuk Basuki Tjahaja Purnama, 15 persen untuk Agus Yudhoyono, dan 15 persen untuk Anies Baswedan. Jajak pendapat tersebut diikuti oleh tak kurang dari 5573 orang.
Kemudian hasil survei yang dilakukan Media Research Center menyebutkan bahwa pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Ahok dan Djarot tetaplah menempati posisi teratas jika pilkada DKI Jakarta dilakukan saat ini. Hasil elektabilitas pasangan Ahok-Djarot berada paling tinggi, yaitu di kisaran angka 37,8 persen, disusul oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 28,3 persen, lalu kemudian pasangan Agus Harimukti-Sylviana Murni mengekor dengan 17,3 persen.
Hasil survei tentu dapat berubah-ubah jika dilakukan secara terus menerus disertai dengan sebaran responden yang berbeda-beda, tetapi apa yang digambarkan oleh hasil sementara survei tersebut setidaknya dapat dijadikan acuan untuk terus berbenah diri bila ingin meraih banyak suara pada pilkada paling seru di Jakarta ini.
Ahok Bukan Superman
Ahok dipilih Megawati ‘mewakili’ PDIP tentu bukan karena ia Superman. Begitu juga dengan dukungan banyak pihak, termasuk partai-partai lain di belakangnya, dan tentu juga para relawan Teman –Ahok – Djarot. Mereka mendukung Ahok bukan oleh karena melihat Ahok itu sebagai manusia super.
Sangat bisa jadi banyak juga kekurangan Ahok yang kita sendiri tentu tidak boleh menafikannya begitu saja. Tetapi saya yakin dan percaya ada jauh lebih banyak keunggulan serta keberhasilan Ahok yang membuat masyarakat Jakarta begitu mencintai dia. Bahkan dukungan dan support tingkat tinggi untuk Ahok tidak hanya datang dari seputaran Jakarta saja, melainkan datang juga dari seluruh pelosok tanah air. Ini luar biasa.
Ahok memang bukan Superman. Ini tentu juga tercermin dari paparan Lembaga survei Poltracking Indonesia yang juga telah merilis hasil survei terkait kepuasan warga Jakarta terhadap pemerintahan Ahok dan Djarot selama ini. Hasil survei itu memperlihatkan tingkat kepuasan warga Jakarta jelang Pilkada DKI 2017.Â