Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hindarilah Kata-kata Ini di Amerika

14 Oktober 2011   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:58 2722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_141567" align="alignnone" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Yang Harus Dipikirkan Sekali Lagi Untuk Diucapkan Di Amerika.

Ada beberapa kata atau kalimat dalam bahasa Inggris yang mungkin enak saja kita ucapkan, ungkapkan, atau tanyakan ketika kita lagi berada di English speaking countries. Di setiap negara tentu memiliki budaya yang berbeda, dan tata cara penggunaan bahasa yang berbeda walaupun inti bahasa yang digunakan basicnya sama. Bahasa Melayu misalnya yang digunakan beberapa negara termasuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei tentu saja memiliki tatatan berbeda di setiap negara. Nah, apa yang mungkin merupakan sebutan lumrah dan hal biasa di sana ternyata tabu dan jelek di kita. Begitu pula dengan negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai main language mereka.

Berdasarkan pengalaman, saya menemukan beberapa ungkapan atau ucapan yang harus dihindari ketika Anda berkunjung ke Amerika.

Penggunaan kata Negro untuk memanggil atau menyebutkan orang kulit hitam. Orang kulit hitam Amerika sangat tidak senang bila ada yang menyebut mereka negro. Mereka lebih suka dan lebih memilih untuk disebut dan dipanggil sebagai black guy, black people, atau black dude.Mungkin saja penyebutan negro mengingatkan mereka kembali ke jaman perbudakan dimana orang-orang kulit hitam dijadikan budak belian dan diperbudak bangsa kulit putih. Bahkan waktu itu ada yang namanya slavery trade atau perdagangan budak-budak negro tersebut. Jadi hindari menyebut atau memanggil mereka dengan sebutan negro. Dan rupa-rupanya itu sudah sangat common di Amerika. Kalau sesama orang kulit hitam lagi berantem atau pun joking around dengar saja mereka saling menyebut “Hey, Nigga” atau “Look at that nigger’ over there!” sebagai suatu bentuk lecehan. Padahal sama-sama kulit mereka sama hitamnya.

Jangan pernah menawarkan sesuatu apabila itu cuma basa-basi. Kalau kita mungkin biasanya menawarkan makanan-minuman sebagai bentuk “kebaikan hati semu”. Atau karena perasaan tak enak lagi makan sendirian, jadi pura-pura lah kita menawari apa yang kita lagi makan. Menawarkan kue ke teman kita, padahal kuenya hanya satu dan sudah digigit setengah? Basa-basi doang. So, jangan pernah bilang “Do you wanna some?” atau “Do you like some?” bila makanan dan minuman Anda hanya cukup untuk diri sendiri. Mereka tidak suka basa-basi. Kalau Anda tawarin sesuatu dan kebetulan mereka suka, tidak akan mereka bilang “Oh nggak, makasih yah”. Kalau mereka suka, pasti mereka ambil. Lha, apa yang mau diambil kalau tawaran kita hanya sebatas basa-basi?

Hindarilah menanyakan “How old are you?” atau yang sejenis itu. Pantang bagi native American menanyakan usia seseorang, demikian pula mereka tidak suka ditanyai seperti itu. Bagi mereka, masalah usia adalah masuk dalam wilayah private seseorang dan tidak perlulah orang lain mencari tahu atau mengutak-atik wilayah tersebut. Pernah kawan saya mendapat jawaban sinis dari seorang kakek ketika ia tanya usianya kakek itu sudah berapa tahun. Kakek itu malah bilang, “I am two hundred year’ old! Why do you asking me that?” Sebuah jawaban penolakan halus tapi sinis. So, tidak perlulah nanya usia seseorang. Di tempat saya banyak wanita-wanita karir yang karena workaholic sampai-sampai lupa menikah. Gila kerja dan tergila-gila dengan kerja. Mereka banyak yang sudah berumur tapi belum menikah, bagi mereka hidup hanyalah kerja dan kerja dan kerja. Nah, pernah kejadian seorang diantara mereka ngamuk dan marah besar ketika ada orang Kenya yang menanyakan usia gadis tersebut. Bagi mereka, pertanyaan seperti itu ibarat sindiran, “Wah, udah setua gini kok belum kawin-kawin…”

[caption id="attachment_136219" align="alignleft" width="300" caption="Shut up! (Stockphoto)"][/caption] “Shut your mouth up!” kedengarannya lazim dan biasa saja buat kita. “Tutup mulutmu” adalah ungkapan untuk menyuruh seseorang diam. Tapi entah mengapa, sekitar 90% yang saya jumpai menyatakan lebih suka disuruh diam dengan sebutan “Be quiet” atau justru boleh juga dan mereka masih lebih memilih dengan “shut up”. Aneh. Apakah mungkin “shut your mouth up” adalah menyuruh diam yang sarkastis dan kasar? Entahlah. Atau mungkin juga cara menyuruh diam seperti itu dianggap tidak elegan dan bersifat sangat arogan serta mau menang sendiri? Apalagi yang usianya sudah jauh lebih tua dari kita, menyuruh mereka diam seperti itu kuranglah pantas, bagi mereka kita seperti sementara mengasari dan itu sangat ‘tidak enak dan tidak nyaman’. Kalau itu terjadi di panti-panti jompo maka Anda bisa saja di-sue.

Kalau lagi berbicara dengan atasan, boss, supervisor atau managerial level di perusahaan Anda maka hindarilah untuk mengatakan “I think I know…” atau “I guess I can do it….” Bagi mereka itu jawaban tak pasti. Jawaban yang masih penuh tanda-tanya. Apalagi ketika mereka menyuruh/menanyakan Anda sesuatu lalu jawaban mengira-ngira seperti itu yang dilontarkan. Hemmmm, bakalan runyam. “Saya pikir saya tahu…” menurut mereka berarti Anda tidak tahu! “Saya kira saya dapat melakukannya…” maka bagi mereka berarti Anda tidak bisa melakukannya. Mereka sangat butuh jawaban pasti. “Yes I know!” atau “Yes I can!” Itu yang butuh mereka dengar. That’s it.

Itulah lima hal untuk dihindari……lalu masih adakah yang lainnya? Boleh disebutkan apa-apa lagi? Tentu ada. Perhaps kali lain kita temukan itu. Sekarang waktunya istirahat guys...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun