Kita banyak mendengar tentang resolusi tahun baru. Banyak diantara kita yang mungkin setiap tahun selalu mengucapkan atau mengikrarkan resolusi tahun barunya untuk tahun yang akan segera tiba. Berapa persenkah diantara yang membuat resolusi tersebut berhasil mewujudkan resolusinya itu? Belum ada data statistik yang pernah mendata secara akurat.
Lalu kalau begitu apa resolusi Anda pribadi untuk tahun 2017?
Please don’t ask me. Tetapi tanyakan pada diri setiap Anda. Ask yourself. What’s your New Year Resolution?
Resolusi tahun baru sebetulnya adalah sebuah tradisi turun temurun di banyak tempat di belahan bumi bagian Barat sana. Eeh, akan tetapi ternyata banyak juga dijumpai di belahan bumi bagian Timur ya, termasuk kita di sini, sudah mewabah di Indonesia hal-hal semacam itu.
Biasanya resolusi tersebut berisi hal-hal yang baik dan membanggakan. Di dunia Barat, umpamanya di Amerika, bertahun-tahun saya mendengarkan banyak resolusi kawan-kawan saya warga asli Amerika menyatakan resolusi tahun baru mereka yang berisi hal-hal menarik.
Ada yang resolusinya memperbaiki diri dan kelakuan (ada yang suka mengganggu saya akhirnya berjanji akan bersikap lebih baik lagi di tahun yang baru nanti. Dalam hati saya sih, kenapa baru mau nanti ya nggak dari kemarin-kemarin aja sih…….hehehe). Ada yang beresolusi akan menjadi kaya raya dari bisnis menjual balon. Ada yang katanya akan menjadi lebih bijak. Menjadi ini dan itu. Banyak sekali.
Pada zaman dulu, Isi dari setiap resolusi orang memang macam-macam, namun secara garis besar mengandung unsur antara lain: Â Keagamaan dan keimanan. Partisipasi dalam masyarakat, negara, atau organisasi. Menyangkut harapan-harapan dan pencapaian yang populer. Tentang kesuksesan dalam karir. Juga tentang Kehidupan secara umum lainnya termasuk cinta. Unsur-unsur itu lalu kemudian mulai diadopsi oleh manusia yang hidup di jaman modern, kini dan di sini.
Bangsa atau orang-orang Babilonia membuat janji kepada Tuhan mereka pada setiap akan memulai tahun yang baru bahwa mereka akan mengembalikan semua pinjaman dan membayar utang-utang mereka.Â
Orang-orang Romawi jaman dulu juga berjanji pada Dewa Janus (namanya kelak dipakai untuk menamai bulan Januari pada sejarah kalender Romawi) pada setiap awal tahun baru. Apa isi resolusi atau janji mereka kepada Dewa Janus, saya nggak tahu betul. Serius. Belum sempat saya tanyakan ke mereka dan apalagi ke Dewa Janusnya. Jadi, kita lanjut saja.
Sejarah mencatat. Di masa-masa akhir Great Depression di Amerika, tak kurang dari seperempat warga negara Amerika membentuk sebuah formasi yang dinamakan ‘resolusi tahun baru massal’. Memasuki abad 21, saat itu, sekitar 40% melakukan resolusi tahun baru mereka. Pada kenyataannya, menurut American Medical Association (AMA), maka ada sekitar 40% sampai 50% orang Amerika yang berpartisipasi mengikuti tradisi New Year's resolution.
Sasaran atau Impian Beresolusi (Yang Hendak Diwujudkan di Tahun yang Baru)