Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Surat Terbuka Untuk Para Penulis Surat Terbuka

5 Januari 2016   13:36 Diperbarui: 5 Januari 2016   14:11 4109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Mesir sana, di mana pertukaran kebudayaan dengan Babilonia terjadi, maka pembungkus surat atau amplop bisa berupa kain, kulit binatang, atau beberapa bagian sayuran. Mereka juga membungkus pesan mereka menggunakan lapisan tipis dari tanah liat yang dibakar. Kalau kita mah nggak, idih amit-amit deh. Di jaman saya, paling jelek ya ngelem amplopnya pakai nasi putih yang baru ditanak. Maklum di kampung toh.

Itu tentang surat. Lantas apakah surat terbuka itu? Ya, lihat saja contohnya di pembuka tulisan ini. Itu contoh surat terbuka. Surat yang bisa dibaca oleh siapa saja yang tidak buta huruf, terlepas kepada siapapun surat itu kita tujukan. Entah ke anak kita, ke ibu kita, ke ayah kita, ke mantan kita, ke Pak Presiden kita, ke anaknya Pak Presiden kita, anaknya yang laki-laki atau perempuan terserah, dan seterusnya. Intinya surat itu terbuka untuk dibaca oleh siapapun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari surat terbuka adalah:
(1) Surat yang dimuat dalam surat kabar dan sebagainya;
(2) surat tidak bersampul

Tentu dalam hal surat yang diposting secara online, di media sosial, atau di blog, atau dimana pun secara online, maka itu juga adalah surat terbuka.

Kita Adalah Penulis Surat Terbuka

Sebetulnya, kita semua adalah penulis surat terbuka. Maka jadilah penulis surat terbuka (an open letter writers) yang bijak dan penuh rasa hormat.

Apakah kita sejatinya adalah penulis surat terbuka? Lha iya lah. Surat terbuka kan tidak harus panjang-panjang. Misalnya begini. Apapun yang Anda tuliskan dalam status Facebook (FB) sejatinya sudah merupakan an open letter alias surat terbuka. Setiap kicauan Anda (tweet) di Twitter sudah merupakan surat terbuka. Semua keluh kesah dan ‘omelan’ Anda yang tertuang dalam bentuk kata-kata ‘indah’ di Kompasiana ini –kepada siapapun tulisan itu ditujukan—sudah juga merupakan sebuah surat terbuka. Dapat dibuka dan dibaca oleh siapapun.

Misalnya Anda menulis sesuatu di dinding FB kawan Anda, ditujukan spesifik kepada dia seorang, tetapi karena ditulis di ‘wall’ ya semua orang juga bisa baca. Tetap saja itu surat terbuka. Itu sudah menjadi surat terbuka.

Pernah ada ibu-ibu ngomel-ngomel di wall FB anaknya, kata-kata aneh bahkan sudah ditulisnya. Ya meskipun ditujukan untuk anaknya seorang, tapi karena ditulis di wall ya yang baca kan pasti banyak orang lah. Ada juga pernah saya baca tulisan seorang nona muda yang marah-marah ke suaminya sampe segitu kasarnya di wall FB. Ya, hal itu menjadi ‘surat kemarahan terbuka’ yang bisa dibaca orang lain, oleh begitu banyak orang. Kasian suaminya, bisa jadi keesokan harinya akun istrinya diblock dari daftar pertemanan, hahahaha. Mestinya kan ditulis di fitur inbox message saja kemarahan tersebut, bukannya di wall. Terkecuali memang berniat pamer 'isi perut' rumah tangga sendiri

Atau umpamanya ketika Anda mention dan berkirim kabar lewat kicauan (ngetwit) di Twitter, meskipun ditujukan khusus untuk teman Anda, tetapi itu menjadi ‘kabar terbuka’ untuk dibaca oleh banyak orang lain.

Jadi kita semua adalah pengirim surat-surat terbuka yang dapat dibaca begitu banyak orang. Nah, persoalannya adalah apakah ISI surat terbuka kita –kepada siapapun itu ditujukan-- Apakah surat kita isinya dipenuhi ide-ide brilian, kata-kata yang membangun, motivasi-motivasi yang dapat mengubah hidup orang lain untuk lebih baik dan lebih maju lagi, atau justru sebaliknya? Surat terbuka kita menjadi semacam ‘sarana pembunuh’. Membunuh motivasi, membunuh kreatifitas, membunuh karakter (character assassination), dan hal-hal negatif yang serupa itu? Tentu jawabannya adalah tergantung masing-masing kita, sang penulis surat terbuka. Bukankah benarlah ungkapan lama yang berkata bahwa, “You are what you write”?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun