Salah satu twitt yang menarik lainnya adalah ketika Gibran mention bapaknya di akun @jokowi dengan sebuah gambar kecebong. Dia berkicau begini, "Pak @jokowi ada yang nyari nih" Kecebong adalah istilah para haters di media sosial untuk pendukung Jokowi. Jangan-jangan saya juga golongan kecebong nih hehehehe...
Gibran dan Kaesang merespon tebaran kebencian, ejekan, dan hinaan akun-akun tersebut dengan nada santai, namun tetap mengena dan tajam. Mereka tentu punya hak untuk itu. Mana ada anak yang tahan bapaknya dicerca habis-habisan.
Meskipun mereka umpamanya tak bersedia diwawancarai secara resmi oleh media, itu tidak jadi soal, oleh karena toh di media sosial mereka punya cara tersendiri untuk melawan para haters dan mengklarifikasi sesuatu.Â
Jokowi Semakin Dibenci Semakin Dicinta
Siapa orang paling jujur menurut Bung Karno? Jawabannya adalah Johannes Leimena. Bung Karno sekali waktu berkata, "Ambillah misalnya Leimena.......saat bertemu dengannya aku merasakan rangsangan indra keenam, dan bila gelombang intuisi dari hati nurani yang begitu keras seperti itu menguasai diriku, aku tidak pernah salah. Aku merasakan dia adalah seorang yang paling jujur yang pernah kutemui."
Kita tentu mempunyai banyak tokoh, tetapi sangat tidak banyak tokoh yang jujur dan berhati nurani. Mestinya, kalau ada tokoh-tokoh seperti itu, harus kita dukung dan teladani. Bukan begitu? Begitu bukan?
Lain Bung Karno, lain Bung Karni, lain Bung Michael, lain pula bung-bung yang lain. Semua kita tentu saja punya pandangan sendiri tentang tokoh atau pemimpin yang kita anggap serta yakini baik, jujur, dan punya hati nurani.
Saya sudah tiga kali punya kesempatan berjabat tangan erat, menatap, mendengar, memahami, serta melihat gesture Presiden Jokowi dari dekat, secara langsung. Dan selama ini intuisi saya (meski berbeda dengan Bung Karno) jarang keliru. Saya 'merasakan' dengan sungguh bahwa Pak Jokowi adalah orang (pemimpin) yang baik, jujur, dan punya hati nurani.
Terserah apapun penilaian Anda, namun itulah yang saya rasakan. Aura ketulusan, kebersahajaan, dan rasa peduli putra dari Solo yang sudah Tuhan tempatkan di Jakarta untuk memimpin Indonesia ini begitu kuat terpancar.Â
Tulisan ini bisa jadi akan menjadi santapan empuk para pembenci, yang taunya hanya mencela, menghina, memaki (sama sekali jauh dari kesan mengkritik. Kritik dan menghina itu beda jauh lo). Tidak apa-apa, semua berhak bersuara lantang. Sekalipun ada 'ular naga besar' yang akan menganggap saya 'kecebong' ya monggo saja. Apapun julukan Anda sematkan toh tidak akan mengubah hasil.....hehehehe.
Saya pernah berjalan lumayan lama di jalanan New York saat udara beku minus belasan derajat celcius, sambil diterpa angin dingin bernama The Siberian Blow. Saat itu, mantel tebal berlapis-lapis pun seakan tak kuasa menahan dinginnya udara. Semua terasa membeku sehingga bila kaki tertusuk duri pun tak terasa sakitnya.Â