Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tertawalah Selagi Bisa

29 Oktober 2015   17:59 Diperbarui: 29 Oktober 2015   18:14 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuan hakim tidak terlalu peduli apa yang diucapkan Nasruddin. Hehehehe dia malahan mencongkel mentega itu lagi, dan lagi. Lebih dalam dan semakin dalam. Yaaaah, akhirnya kita tau sendirilah rasa apa yang akan tiba di mulut si tuan hakim setelah rasa mentega itu menghilang hahahaha!

Moral of the story: Hakim, jaksa, penegak hukum, dan semua pejabat negara haruslah kalian semua bebas dari segala bentuk suap dan sogokan. Bersikap dan memutuskan secara adil itu amat penting. Seenak-enaknya ‘mentega’ itu kalian cicipi, ingatlah, bahwa semakin dalam Anda menikmatinya…heeeemmmm tau sendiri apa yang bakalan Anda makan nantinya? Hehehehe….

Kisah Orang Rakus

Ini adalah kisah di sebuah kampung nun jauh di Minahasa. Pernah dengar istilah dialek Manado yang berkata, “So smokol balolo lai”? Itu adalah idiom yang bermaksud mengatakan bahwa seseorang itu rakus. Sudah sarapan (makan) dibungkus pula makanannya untuk dibawa pulang. Makanya di setiap acara banyak pesta, pasti akan banyak kantong plastik berkeliaran mencari mangsa hehehehe…..

Nah, ada seorang bapak yang sangat rakus. Pada sebuah pesta dia makan sangat lahap. Tapi sementara makan dia juga rupanya mulai memasukkan kue, buah-buahan, ke dalam kantong baju, celana, dan tas gantungnya.

Sedikit demi sedikit dia kantongi makanan dari atas meja makan. Eh, nggak taunya anak dari si pemilik rumah yang masih kecil melihat ulah bapak ini. Anak ini terus memperhatikan gerak-gerik bapak rakus ini. Dia lalu kemudian turun dari tempat duduknya dan menghampiri bapak itu.

Bertanyalah anak ini, “Pak kok makanannya dimasukin ke kantong sih?” Bapak itu kaget bukan kepalang, namun ia tak kehilangan akal. Otaknya segera berputar untuk mengelabui anak kecil ini.

Bapak itu lalu kemudian berkata membujuk, “Nak, taukah kamu bahwa saya sudah makan kenyang, tapi kasihan baju dan celana saya ini belum makan-makan sejak kemarin. Mereka sudah kelaparan betul, makanya bapak kasih mereka makan supaya tidak mati kelaparan….”

“Oooooooh”, kata anak kecil itu. Ia kemudian berlalu untuk duduk kembali di kursinya.

Dalam hati bapak ini senang bukan main dapat mengelabui anak kecil itu. Dia masih terus makan, dan terus saja memilih kue-kue yang dia rasa enak untuk dimasukkin ke kantong-kantongnya. Anak kecil tadi rupanya terus memperhatikan bapak tua ini. Merasa tak tahan dengan apa yang dilihatnya, kembali anak ini menghampiri bapak itu.

Kali ini si anak menghampiri bapak itu sambil membawa segalon air putih. Tiba-tiba dituangkanlah air putih tersebut ke dalam kantong bapak rakus itu. Si bapak kaget bukan kepalang, “Nak kenapa kau tumpahi baju dan celana bapak dengan air…haaaa?”
Dengan kalem dan polosnya si anak lalu berkata, “Oh iya pak, soalnya dari tadi aku lihat baju dan celana yang bapak beri makan itu, mereka sudah makan begitu banyak tapi belum sekalipun minum. Aku kasihan mereka nanti keselek, pak makanya aku kasih minum…!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun