Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Toar dan Lumimuut, Keturunan Pertama di Tanah Minahasa (II)

14 Oktober 2015   14:02 Diperbarui: 15 Oktober 2015   17:31 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karema kemudian mengadakan upacara penyembahan untuk meminta keturunan. Pada upacara itu ia sendirilah yang bertindak sebagai seorang Pendeta. Upacara tersebut dikenal sebagai ‘upacara agama’ Rumages.

Dalam upacara tersebut, mereka berdua meminta dengan sungguh-sungguh pengasihan Empung supaya Lumimuut diberkahi dengan kehamilan, dan kelak akan punya banyak keturunan. Karema lalu meminta Lumimuut mengikuti semua petunjuk yang dia perintahkan, “Yah I rondorna si Lumimu’ut, sumaru timu’ Sendangan” (Lumimuut disuruh menghadap Tenggara). Namun ternyata tidak ada apapun yang terjadi.

Lalu Karema meminta Lumimuut menghadap arah yang lain lagi, yaitu Timur Laut. “A sia Sumaru un amian Sendangan.” Tetap saja tidak ada apa-apa yang terjadi dalam diri Lumimuut. Karema tidak putus asa dan putus harapan. Ia terus berdoa dan meminta. Lumimuut kemudian disuruh Karema untuk coba menghadap Tuhan ke arah Barat Laut. “Un Amian Talikuzan.” Tetap tidak terjadi apa-apa.

Karema terus berdoa dan meminta, ia terus mengganti arah menghadapnya si Lumimuut. Keringat dan air mata meleleh membasahi wajah Karema, ia sungguh berdoa dan berharap pada Sang Empung.

Akhirnya, kesungguhan dan hati yang penuh harap dari Karema membuahkan hasil. Doanya dikabulkan. Setelah lama berdoa, terdengar suara dari langit, “Aku akan memberkati anakmu, si Lumimuut itu, ia akan mengandung dan melahirkan. Keturunannya kelak banyaknya bagaikan pasir di laut dan bintang di langit,” lalu serempak seketika itu juga terlihatlah bahwa telah ada tanda-tanda kehamilan dalam diri Lumimuut. Anugerah pengasihan Empung sudah tercurah atas diri Lumimuut. Ia pun mengalami kehamilan, tanpa pernah bersetubuh dengan siapapun.

Selama berbulan-bulan Karema menjaga Lumimuut dan kehamilannya dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan yang membara. Ia merawat dan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan Lumimuut selama ia hamil. Terkadang Karema harus pergi jauh ke dalam hutan untuk mencari bahan makanan dan obat-obatan untuk Lumimuut. Siang dan malam Karema terus menjaga dan menemani Lumimuut, sampai tibalah saatnya Lumimuut untuk melahirkan.

Pada saat tiba harinya bagi Lumimuut untuk melahirkan, Karema sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Ramuan-ramuan tradisional sudah disiapkan untuk membantu persalinan Lumimuut.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan sehat badannya. Keheningan malam di pegunungan Wulur Mahatus dipecah oleh tangisan keras seorang bayi laki-laki. Ia dibaringkan di atas jerami dan hanya dibungkus dedaunan lebar. Lumimuut menamai anaknya itu Toar. Laksana anak Dewa Matahari. (Bersambung) ---Michael Sendow---

BAGIAN III: BACA DI SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun