Lebih hebatnya lagi kata-kata tersebut bila pas dalam sebuah kalimat, maka mereka itu bisa disambung tiga sekaligus membentuk arti yang baru lagi. Misalnya saja ‘iyo joh noh’, atau ‘deng lai kwa’, atau juga ‘iyo lei kang’. Namun, tidak boleh sembarang disambungkan, karena bila itu dilakukan, ia lalu kemudian tidak akan membentuk arti apapun. Harus tau yang mana bisa disandingkan dengan yang mana. Misalnya ‘kang deng’, atau ‘deng kong’, atau juga ‘lai deng’ tidak ada artinya sama sekali, malah akan bikin orang tertawa geli mendengarnya. Bingung? Pastinya bingung kalau tidak terbiasa. Saya sendiri hampir bingung ha ha ha!
Contoh dalam kalimat bila tiga kata ajaib digabungkan sekaligus. “Kita pikir memang musti bagitu, deng lai kwa dia ndak bicara pa kita dulu noh” (Saya pikir memang harus begitu, lagi pula dia tidak bicara ke saya terlebih dahulu sih).
Ah, sudahlah, pusing belajar bahasa! Mari sekarang kita terjemahkan dulu lelucon dalam dialek Manado di bawah ini sebagai bahan penyegar.
Om Alo di Stasiun Gambir
Om Alo baru kali itu pigi pasiar ke Jakarta, selama dia Manado dia itu rupanya cuma ja dengar tentang kota Jakarta. Pe sampe di Jakarta, dia pigi ka stasiun kereta api Gambir, katanya dia mo cari lia tu kereta api ja lewat. Noh dia batunggu tepat di pinggir palang pintu kereta, Om Alo lalu batanya pa petugas di situ:
Alo: "Pak kalo kereta mo pigi Bandung berapa menit lagi?"
Petugas: "Oh.. paling nanti lima belas menit lagi."
Alo: "Kong kalu kereta mo pigi ka Jogja?"
Petugas: "Mungkin sepuluh menit lagi.."
Alo: "Trus, tu mo pigi ke Surabaya dang?"
Petugas: "Yahhh... sekitar lima menit lagi, mungkin.." (petugas so mulai pastiu)
Alo: "Kong kalu kereta mo pigi ka Semarang kira-kira?"
Petugas: (sambil bamarah) "...Oom....!!! Sebenarnya om mau kemana sih???"
Alo: (dengan polosnya) "Nyanda kwa, kita cuma mo ba potong ka sablah, maar ta tako jang kereta tumbu/sambar. So itu kita musti tau depe jadwal kereta ja lewat lebe dulu, supaya aman noh kita bapotong ka sablah."
Petugas: "Haaaaah???"
Terjemahan:
Om Alo baru pertama kali pesiar ke Jakarta, selama di Manado dia hanya dengar-dengar tentang kota Jakarta. Begitu tiba di Jakarta, dia langsung ngacir ke stasiun kereta api Gambir. Dia tungguin kereta api yang akan lewat. Dia berdiri menunggu di palang pintu. Lalu kemudian dia bertanya ke petugas yang lagi jaga di situ:
Alo: “Pak kalau kereta yang mau ke Bandung berapa menit lagi ya?”
Petugas:”Oh…paling nanti 15 menit lagi.”
Alo: “Terus kalau kereta yang mau ke Jogja?”
Petugas: “Mungkin 10 menit lagi…”
Alo: “Kalau yang mau ke Surabaya?”
Petugas: “Yaah sekitar 5 menit lagi, mungkin…” (petugas mulai kesal)
Alo: “Kalau yang mau Semarang gimana?”
Petugas: (Sambil marah-marah) “Oom!!! Sebenarnya mau ke mana sih???”
Alo: (Dengan polosnya) “Nggak sih, saya hanya bermaksud nyebrang ke seberang sana, tapi saya takut ditabrak kereta api. Nah, supaya aman nyebrangnya saya perlu tau semua jadwal kereta yang lewat sini om petugas” He he he….
Satu lagi cerita…
Mangamu (ngamuk) di Kantor SAMSAT