Yuk Jalan-jalan ke China Town dan Little Italy di Amerika
[caption id="attachment_216175" align="aligncenter" width="629" caption="Pemandangan di seputaran central Chinatown. Banyak sekali pejalan kaki yang sekedar mampir untuk membeli barang-barang murah"][/caption]
Hampir semua negara punya ‘China Town’ masing-masing. Tidak terkecuali di New York, Amerika Serikat. Nah menurut sebuah sensus di Amerika, jumlah penduduk di Chinatown Manhattan New York itu berkisar 90.000-100.000 orang. Bahkan katanya ada peningkatan sekitar 9% setiap sepuluh tahunnya.
Menurut catatan sejarah, orang China pertama yang secara resmi berimigrasi ke tempat yang sekarang dikenal sebagai Chinatown itu adalah Ah Ken. Ia ini adalah seorang pelaku bisnis asal Canton China. Dia mendarat untuk pertama kalinya di New York pada tahun 1858. Orang inilah yang berhasil menemukan dan memperkenalkan toko cerutu di sana. Lantas kemudian orang-orang China lainnya yang kemudian berdatangan juga akhirnya bekerja pada lingkup pekerjaan yang sama dengan dia, yaitu dikenal sebagai ‘cigar men’. [caption id="attachment_216176" align="aligncenter" width="643" caption="Jalanan walapun diapit padatnya bangunan di kiri-kanan jalan, tapi tertata rapi dan enak dipandang"]
[/caption] Saya kalau berkunjung ke Chinatown, dari Penn Station 36th street Manhattan adalah langsung saja turun ke bawah dan naik subway mengarah ke
downtown. Gampang dan praktis. Biasanya tinggal pilih naik subway yang bernomor ‘C’ atau ‘E’. Dari situ berhentinya lebih bagus di Canal Street saja karena itu termasuk lokasi paling ramai. Untuk belanja barang-barang murah, bisa didapatkan mulai dari sepanjang jalan itu terus sampai ke jalanan yang lebih ke bawah lagi. Barang-barang
branded tapi dengan harga yang sangat murah ada di situ. Jam Rolex seharga 10 USD pun akan dijumpai di sana. Kualitasnya? Pasti bedalah namanya saja barang tiruan. Orang-orang Indonesia ternyata paling rajin juga mengunjungi Chinatown, entah sekedar jalan-jalan atau juga untuk memborong berbagai barang murah-meriah tersebut. Disamping tawaran-tawaran barang bermerek tapi murah, Chinatown juga menyajikan berbagai
wisata kuliner yang sangat cocok dengan lidah Indonesia kita. Ada restoran Vietnam, Thailand, Indonesia, dan banyak lagi. Makanan-makanannya memang sangat enak dan pas banget dengan selera Asia atau ‘
Asian Taste’nya dapet banget. Saya jadi teringat kawan saya yang pernah bilang, “Kalau Anda sudah bosan di Amerika dan ingin jalan-jalan ke Asia, pergi saja ke Chinatown”. Benar juga. Dengan biaya yang relative murah, harga subway yang tak lebih dari 2 USD Anda sudah dapat mengelilingi ‘Asia’nya Amerika.
So, what are you waiting for? Let’s go for it…Katanya pada saya kala itu. [caption id="attachment_216177" align="aligncenter" width="650" caption="Toko buah segar dan daging juga ada di Chinatown, serasa lagi berhenti di jalan serba ada, atau one stop shoping street"]
[/caption] Chinatown memang terlihat sangat padat, karena dengan lokasi yang tidak terlalu besar tapi sangat dipadati oleh banyaknya penduduk yang tinggal di sana, belum lagi para pengunjung yang tiap hari mengunjungi tempat itu. Di sana ada pusat-pusat perbelanjaan, dan berbagai apartemen-apartemen murah. Ada tempat terbuka hijau, ada tempat-tempat ibadah, dan berbagai tempat rekreasi lainnya. Tapi yang mencolok dan menjadi incaran pengunjung tentu saja tawaran barang-barang murahnya dan sajian makanan-makanan yang lezat. Lebih seru lagi, karena berbatasan langsung dengan Chinatown atau tepatnya di jalan Mulberry ke arah Utara, kita akan langsung bertemu dengan ‘tempatnya para mafia’. Wah, tempat macam apa pula itu? Betul sekali, tempat tinggalnya para Italiano. Lokasinya lebih dikenal dengan sebutan
Little Italy. Dari namanya saja kita sudah dapat menduga siapa-siapa saja penghuninya. Negara di dalam negara. Anda dapat menemukan Italy di dalam Amerika ya di tempat itu. Untuk mencapai
Little Italy sangat mudah. Saya selalu pergi ke Chinatown melalui
Canal Street. Nah, Little Italy yang berada di sepanjang Mulberry Street itu kalau dari Canal Street adalah ke arah Selatan dan ke arah Utara dari Bleecker Street. Atau juga Lafayette Street di Barat dan Bowery di Timur. Di jalan Bowery inilah tempat pertemuannya
Chinatown dan
Little Italy. Saya menyebutnya sebagai ‘lokasi pertempuran sengit’ antara para
Mafioso Itally dan
Chinese Gangsters. Walaupun tidak seseram dan semenakutkan itu tentu saja.
[caption id="attachment_216179" align="aligncenter" width="630" caption="Perbatasan antara Chinatown dan Little Italy"]
[/caption] Di Little Italy ini sering dilakukan festival-festival dan pawai-pawai besar. Yang paling terkenal dan paling besar adalah peringatan
The Feast of San Gennaro. Dulunya hanya dilaksanakan atau diperingati selama 1 hari saja. Dimulai sejak September tahun1926 sejak kedatangan pertama para immigran dari Naples. Orang Immigran pendatang yang sudah bermukim di
Little Italy merayakan dan memperingati San Gennaro sebagai
Patron Saint of Naples. Festival ini berlangsung selama 11 hari di bulan September. Menyajikan berbagai budaya Italy dan kegiatan-kegiatan komunitas
Italian-American.
Chinatown dan Little Italy saling berdempetan dan berdekatan, menjadikan perjalanan wisata terangkum jadi satu. Seakan saya sudah mengunjungi China dan Italy sekali jalan. Dan lagi, tidak dengan tiket yang sangat mahal tapi melalui Subway dengan biaya sangat murah. Kalau Anda punya 7 Dollar, itu sudah naik Subway sepuasnya, unlimited kemana saja untuk satu hari itu.
Sebelum kembali ke Uptown Manhattan sempatkan diri untuk membeli berbagai pernak-pernik hiasan asli dari China. Jangan lupa untuk membekali diri dengan satu-dua kata bahasa Mandarin/ Cantonesee karena kebanyakan penjual di sana tidak menguasai bahasa Inggris. Yang saya tahu, sehabis menawar dan diberikan discount setengah harga maka saya harus bilang Xiexie, terima kasih! Kalau ke Little Itally, bilangnya Grazie, artinya sama juga,terima kasih! –Michael Sendow-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya