Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belum Terlambat Untuk Pilih Jokowi

9 Juli 2012   06:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:09 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1341813656122321361

[caption id="attachment_193234" align="aligncenter" width="562" caption="Sumber Gambar: lintas-berita-blogspot"][/caption] Sekarang memang sudah memasuki masa tenang. Para calon gubernur DKI sementara menenangkan diri, dan mereka lagi tenang-tenang menunggu dengan senangnya hari H pemilukada DKI. Menunggu hari di mana ada dua pilihan yang akan mereka rengkuh. Pilihan pertama , meraih kursi DKI1 dan mengabdi sepenuh-penuhnya dan setulus-tulusnya untuk rakyat yang ia pimpin. Atau pilihan kedua, kalah terhormat dalam pemilihan tersebut tapi akan tetap mendukung gubernur terpilih. Saya sama sekali bukan hendak mengkultuskan individu seseorang. Tapi kalau dibolehkan memilih, sudah pasti akan saya pilih orang bernama Joko Widodo (Jokowi) itu. Lantas kenapa saya memilih dia? Karena dia adalah seorang figur pembaharu. Dan oleh karenanya diharapkan dapat membawa pembaharuan di Jakarta, menjadikan Jakarta Baru. Menjadikan Jakarta sebagai kota impian bukan kota himpitan. Menjadikan Jakarta kota lancar, bukan kota macet. Menjadikan Jakarta benar-benar sebagai ibu kota, dan bukan kota yang berprilaku laksana ibu tiri terhadap sebagian besar penduduknya. Menjadikan Jakarta kota idaman dan bukan kota tiada aman-amannya. Lantas atas dasar apa Jokowi akan mampu membangun Jakarta dan membawa pembaharuan? Lihat track record-nya dan baca visi-misinya. Memang kita tidak bisa memastikan seratus persen. Tapi bagaimana bisa dipastikan kalau ia tidak diberi kesempatan? Sudah begitu lama dan sangat kentara bahwa sistem yang dianuti lingkaran pemerintahan kita adalah tidak pernah mau memberikan kesempatan kepada orang-orang baik dan bersih untuk naik dan menjadi pimpinan. Sebenarnya bangsa kita masih menyimpan banyak orang-orang baik dan bersih serta tulus, sebut saja Dahlan Iskan, Jokowi, Abraham Samad, Mahfud MD, dan lainnya. Mereka terkadang justru harus berjuang sendirian, karena yang ada di lingkaran mereka tidak mau keluar dari 'zona nyaman'. Zona penuh kolusi, korupsi, serakah, dan kejam secara politik. Jokowi adalah calon gubernur yang mampu memaparkan dan menulis dengan runut apa-apa yang diperlukan Jakarta, dan bagaimana mewujudkannya. Sebut saja tentang mengatasi masalah transportasi dan kemacetan. "We must move the people not the cars" demikian mungkin pemahaman beliau dalam mengatasi kemacetan. Saya dan banyak yang lainnya setuju. Dan karena itu juga ia berkeyakinan bahwa menambah 1000 unit busway Transjakarta adalah keniscayaan. Membangun monorel dan mendirikan JABODETABEK Transportation Authority adalah kemestian. Semuanya itu sebenarnya sudah harus ada kalau dilihat dari dana pembangunan yang dikucurkan untuk pemprov DKI. Seperti data yang dipaparkan Jokowi, ke mana hasil 140 triliunan dana yang seharusnya digunakan pemprov untuk membangun Jakarta? Tidak begitu terlihat. Ia berencana mengadakan kartu sehat dan kartu pintar. Saya pun menyetujui pemahaman universal yang berkata bahwa "kesehatan, dan menjadi sehat itu adalah privilege." Menjadi sehat adalah hak istimewa setiap warga. Kartu sehat akan mendekatkan kita pada titik tersebut. Orang yang miskin pun tidak akan ditolak secara semena-mena oleh pihak rumah sakit. Bangsa kita juga punya cita-cita mulia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan masyarakatnya. Mencerdaskan bangsa, artinya menciptakan penduduk yang cerdas. Tapi bagaimana mau cerdas kalau ada jutaan anak dari keluarga kurang mampu tidak bisa sekolah? Berapa juta anak yang putus sekolah karena kekurangan biaya? Nah, kartu sehat dan kartu pintar adalah sebuah ide terobosan yang layak didukung. Saya percaya, apa yang diperbuatnya dengan tulus di Solo bisa diterapkan pula di Jakarta, dan akan berdampak positif bagi pembangunan Jakarta kedepannya. Kalau ada yang menilai ia tidak mampu dan tidak tulus, lihat sajalah bagaimana latar belakangnya. Gajinya dibiarkan menjadi milik negara, ia juga tetap merakyat dan berbaur dengan masyarakat kecil. Ia bilang bahwa tugas pemimpin adalah 90% di lapangan dan 10% di kantor (jangan dibalik), sebab justru di sana dan dari sanalah masalah-masalah itu datang. Turun ke desa, kampung, dan kecamatan-kecamatan. Temuilah orang-orang kecil di pasar, pedagang keliling, buruh, sopir, dan lainnya itu dan berbicaralah dari hati ke hati dengan mereka. Tangkap persoalannya dan beri jawaban. Itu tipenya Jokowi. Itu karakternya. Karakter seorang pemimpin sejati yang dicintai rakyat. Ketika ada calon yang rela mengeluarkan dana sampai ratusan miliar demi supaya dapat terpilih, maka Jokowi melawan arus dengan menolak melakukan money politics. Menelisik lebih jauh catatan perjalan dunia perpolitikan kita, memang ada beberapa catatan yang saya kira masih perlu dibenahi oleh pemerintahan kita. Gerangan apakah itu? Penghalalan segala macam cara untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu! Menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang diinginkan tidak lagi dicap haram di negeri ini. Rupa-rupanya menghalalkan segala cara, termasuk cara-cara kotor sudah menjadi 'mulia' di mata mereka yang terlibat di dalamnya. Mereka menganggapnya sebagai kewajaran yang harus, dan keharusan yang wajar. Tidak boleh tidak, pokoknya dalam rangka mewujudkan impian, maka apapun itu mesti dibolehkan. Tentu saja termasuk membeli dan membayar 'suara pemilih'. Memang banyak orang sudah menganggapnya lumrah, tapi tetap saja akar dari segala kehancuran sebuah pemerintahan adalah karena korupsi, suap, dan manipulasi. Menurut catatan Kompas.com, Ketua Mahkama Konstitusi (MK) Mahfud MD pernah menyebutkan pemilukada yang bermasalah. Ia mengatakan bahwa dari 460 pemilukada, ada 418 perkara terkait pemilukada yang masuk ke MK sampai awal Mei 2012 . Dari 460 ada 418 yang bermasalah? Ini benar-benar gila! Dan hampir semua perkara itu terindikasi kuat korupsi. Ck ck ck ck...mau jadi apa negeri kita ini kalau untuk mencapai 'Kursi nomor 1' itu saja sudah dengan jalan tidak halal, korupsi, suap, dan 'main mata', lha bagaimana kalau sudah terpilih? Tentu jadi ajang 'balas dendam'. Kumpul kembali apa yang sudah dikeluarkan, bahkan kalau perlu berlipat-lipat ganda, tidak peduli lagi bila itu ternyata menyakitkan hati banyak orang. Korupsi besar-besaran ketika kesempatan menyeruak muncul. Tidak peduli biar harus dengan jalan menjarah uang negara dan rakyat. Dana untuk pembangunan dipakai untuk membangun kekayaan dan kenyamanan sendiri. Apa akibatnya? Pemiskinan rakyat yang mereka pimpin. Hingga saat ini sudah ratusan tulisan, video dan catatan tentang Jokowi tersebar di mana-mana. Tulisan-tulisan tersebut bukan karena Jokowi membayar mereka untuk menulis tentang dia. Tidak sama sekali. Tapi karena kecintaan dan betapa mereka menyukai sosok seorang Jokowi. Sosok yang mereka harapkan dapat membawa pembaharuan. Mungkin hanya Jokowi yang ada begitu banyak orang sepakat pada satu pemahaman, dan mereka rela menulis serta memperjuangkan untuk itu. Yang bukan penduduk asli Jakarta saja mendukung beliau, karena mereka ingin sekali melihat ibu kota Indonesia ini diperbaharui. Jokowi memang bukan manusia sempurna, nobody's perfect. Tapi sepertinya ia yang paling ideal saat ini untuk memimpin Jakarta. Track record-nya jelas dan bersih. Tidak terindikasi perjuangannya meraih DKI1 adalah untuk memperkaya diri dan keluarga. Punya catatan keberhasilan dan prestasi yang tidak diragukan. Bahkan saat ini ia masuk dalam 20 besar walikota terbaik di dunia. Prestasi yang tidak sembarangan pemimpin dapat meraihnya. Tapi tunggu dulu, tidak usah panjang lebar, antarkan dulu ia memimpin Jakarta dan kita tunggu serta lihat bersama hasilnya. Ia punya konsep jelas. Konsepnya terang benderang serta membumi. Saya percaya masih ada waktu. Belum terlambat bagi Anda yang mau memilih Jokowi. Walaupun ada indikasi permainan kotor beli suara dan manipulasi suara sudah terjadi (lewat kartu pemilih yang di kirim) dan mungkin bakalan terjadi kembali (saat penghitungan suara akhir), tapi kalau yang memilih Jokowi lebih banyak lagi, maka ia akan tetap maju. Masih ada dua hari lagi sebelum pemilukada DKI1. Nah, bagi yang hendak memilih ingat saja nomor '3'. Itu nomor keberhasilan dan kesuksesan. Percaya atau tidak, itu nyata. Kalau tidak bisa melihat nomor, tengok saja baju kotak-kotak dan so pasti pilihan Anda tidak akan meleset. So pasti pilihan Anda so pas banget! Supaya tidak panjang lebar, silahkan lihat dan baca visi-misi Jokowi, di situs resmi mereka: http://jakartabaru.co

Michael Sendow

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun