Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sri Mulyani Layak dan Pantas Jadi Presiden?

5 September 2011   03:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sri Mulyani Layak dan Pantas Jadi Presiden?

[caption id="attachment_128428" align="aligncenter" width="607" caption="Direktur Pelaksana Bank Dunia Dr.Sri Mulyani. (From: Off.World Bank Site)"][/caption]

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “layak” adalah sesuatu yang wajar, pantas dan patut. Layak juga sering disejajarkan dengan mulia atau terhormat. Contohnya “Karena kesuksesan dan jasanya menaikkan citra Indonesia di mata dunia, ia mendapat kedudukan yang…..(mulia; sepantasnya; selayaknya).

[caption id="attachment_129612" align="alignright" width="511" caption="From: Wikipedia."][/caption] Lalu apa arti kata “pantas”? Artinya sesuatu atau seseorang yang sesuai kriteria tertentu sudah selayaknya mendapatkan atau memperoleh sesuatu itu. Atau bisa juga sudah sangat cocok/ sangat pas untuk itu. Misalnya, Kompasiana…..(pantas, cocok, sudah sangat sesuai) dengan format saat ini. Atau juga kalimat ini: Kompasiana tidak….(pantas, cocok, sesuai) dengan format lamanya.

Jadi pantas dan layak tidak menunjukkan pada kesempurnaan. Melainkan pada kepantasan dan kelayakan semata. Sebab kalau merujuk pada kesempurnaan baru bisa dianggap layak dan pantas, nobody will be the one. Tidak ada yang sempurna. Sebab nobody’s perfect!

Nah, judul layak dan pantasnya Sri Mulyani tentu tidak lepas dari segala kekurangannya. Tapi ada beberapa alasan dan sisi positif yang boleh dirujuk untuk mencermati apakah memang ia layak dan pantas naik “kursi kehormatan” RI 2014? Kalau mau menilai sejujur-jujurnya dan sepantas-pantasnya atau selayak-layaknya seseorang, dengan patokan nilai sempurna (10?)….maka siapapun nama-nama yang sudah bermunculan tak bakalan masuk kategori itu. Tak satupun. Oleh karenanya, seharusnya kita bijak dalam menilai kapabilitas dan kemampuan seseorang, lepas dari opini negatif yang mempengaruhi kita. Apalagi kalau semisal terjadi upaya penggiringan opini publik terhadap suatu kasus yang belum tentu kebenarannya. Yang terjadi malah perusakan citra seseorang.

[caption id="attachment_129619" align="alignleft" width="300" caption="siap bu? (Sri Mulyani Searching Results)"][/caption] Mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat Direktur Eksekutif World Bank (Bank Dunia), Sri Mulyani Indrawati, sudah di dengang-dengungkan dan dipromosikan untuk menjabat posisi RI-1 2014 nanti. Bahkan ada beberapa pengamat yang mengatakan bahwa Sri Mulyani adalah sebuah ‘pilihan’ di antara begitu banyak pilihan lain. Ibu Sri adalah sebuah alternatif di tengah partai politik yang krisis figur. Hal lain adalah ia juga memiliki kualitas dan integritas yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Lalu ada yang bilang: Tidak bisa. Sri Mulyani itu orangnya tidak bersih! Pertanyaan saya, sebutkan nama lain yang sementara digadang-gadangkan saat ini yang sekiranya track record orang tersebut lebih bersih dari Sri Mulyani? Yang lebih smart dan lebih berkualitas serta lebih capable darinya? Belum tentu ada. Oleh sebab itu tingkat kepantasannya, Sri Mulyani masih melebihi calon lain.

Sri Mulyani adalah sosok yang kaya akan pengalaman dan merupakan seorang tokoh berkelas internasional. Sri Mulyani yang lahir di Bandar Lampung ini sudah begitu banyak makan asam garam dunia politik dan perbankan nasional maupun international. Ia adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Operasional Bank Dunia, sejak Juni 2010. Pernah menjadi kandidat serius Direktur IMF. Ia juga pernah menjabat Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan. Bahkan pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia tahun 2006 oleh Emerging Markets. Saat ia menjadi Menteri Keuangan, Ibu Sri berhasil menggenjot pendapatan negara menjadi USD50 miliar, memangkas utang yang besar, dan menetapkan kebijakan kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS).

Baru-baru ini, untuk ke-empat kalinya ia dinobatkan sebagai salah satu wanita paling berpengaruh versi majalah Forbes dan Globe Asia. Sebelumnya tahun 2007 (Majalah Globe Asia), dan 2008 (Majalah Forbes), tahun 2009 (Majalah Forbes) dan tahun ini, 2011 kembali oleh Majalah Forbes.  Prestasi yang tidak main-main dan patut diancungi jempol.

Kemampuannya berbahasa Inggris? Jangan tanya! Sebab setelah selesai dari Universitas Indonesia (UI), ia melanjutkannya ke UI di USA dan akhirnya meraih Master of Science of Policy Economics di University of Illinois. Jadi dari UI ke UI. Kemudian ia juga menyelesaikan program doktoralnya di bidang ekonomi pada universitas yang sama di UI USA (University of Illinois). Nah kelihatannya, untuk mempermudah hubungan luar negeri serta dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia ke dunia luar adalah suatu keniscayaan baginya.

Memang benar bahwa nama Sri Mulyani masih terus dikaitkan dengan kasus Century. Tapi apa benar memang ia terbukti bersalah? Belum ada satu pembuktian pun yang masuk akal. Beberapa pengamat hukum juga mengatakan bahwa kasus Bank Century sebenarnya bukan persoalan hukum, tetapi lebih ke politik. Ia juga diisyukan sebagai penganut keras paham dan bahkan sebagai anteknya neo liberalisasi. Isu serabutan yang tak jelas kenapa dihembuskan. Ada ratusan pejabat selain Ibu Sri yang bahkan dikenal sangat menganut paham  neo liberalis, melebihi Bu Sri!

Saya masih ingat ketika ia hendak menyerahkan jabatannya sebagai menteri keuangan. Tak kuasa ibu ini meneteskan air mata. Bahwa ia sesungguhnya berjuang untuk memberantas mafia korupsi, tapi kok ia yang diisyukan macam-macam. Saya yakin pasti ada banyak kepentingan yang bermain di balik kasus Century ini. Bahkan oleh anggota dewan yang terhormat itu. Saya pernah baca sebuah tulisan yang mengulas jelas bagaimana takutnya dan gusarnya petinggi-petinggi yang keenakan dengan korupsi terhadap gebrakan-gebrakan Sri Mulyani. Akhirnya mereka mungkin berupaya mencari cara menekan Bu Sri.

Harusnya kita menyikapi kasus Century tidak berdasarkan praduga semata-mata. Jangan selalu praduga yang kita andalkan. Hanya mendengar sepihak, dan ikut tergiring dengan opini sepihak tersebut. Akan semakin sial bila kemudian praduga itu ditujukan kepada pejabat yang sangat diperlukan untuk melanjutkan tugasnya membangun reformasi. Sudah terlalu banyak upaya-upaya untuk menggiring opini masyarakat dalam kasus ini. Dan sudah barang tentu itu akan semakin memunculkan berbagai kerancuan.  Tindakan Sri Mulyani sebenarnya lebih kepada untuk pencegahan dari kerusakan sistemik perekonomian karena adanya dugaan penjarahan.

Pak Wimar pernah menulis bahwa kasus Sri Mulyani ibarat pemadam kebakaran. Seorang Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia itu ibarat si petugas pemadam kebakaran, mereka bertugas memadamkan kebakaran. Tapi tidak punya wewenang untuk menangkap orang-orang yang menjarah dan juga yang terus membakar di tengah-tengah kebakaran itu. Oleh sebab itu, sejak awal tentu saja Komite Stabilitas Sistem Keuangan bekerja demi stabilitas sistem keuangan. Pada saat itu bisa saja Bank Century berpotensi menjadi sumber risiko sistemik bagi perekonomian. Saya yakin bahwa justru Sri Mulyani akan terus berjuang demi pemberantasan korupsi dan terus berupaya supaya hukum ditempatkan pada posisi yang semestinya. Selain itu, ia juga bilang bahwa perubahan harus secara formal dimanifestasikan dengan hukum-hukum baru yang dipublikasikan secara luas. Dewan legislatif yang memberdayakan warga negara dengan kebebasan berekspresi, pemilihan umum yang bebas dan independen, dan kebebasan berserikat adalah hal krusial yang harus diwujudkan. (Sri Mulyani, Off. Website). Sepertinya juga gerakan reformasi birokrasi yang digarapnya membuat dirinya memiliki banyak musuh dan banyak kritikan dan tekanan politik, hingga akhirnya pilihan untuk “pindah kampung” ke Bank Dunia pun diambilnya. Salah satu kutipan pernyataannya di media beberapa waktu yang lalu: "Dan harus juga ditegaskan kepada publik bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari hukum. Segala yang di bawah hukum akan melemahkan transisi.”Menandakan betapa ia sangat menghormati supremasi hukum. Kalau hukum kemudian menunjukkan bahwa ia bersalah pada kasus Century, silahkan! Tapi sampai saat ini belum (tidak) terbukti bahwa ia bersalah. [caption id="attachment_128432" align="aligncenter" width="665" caption="Dr. Sri Mulyani di Seminar Nasional (Dok.Pribadi)"][/caption] Ia juga terkenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Saya masih ingat ketika turut diundang sebagai perwakilan pers mahasiswa dalam rangka seminar nasional bertajuk “Platform Masa Depan Ekonomi Indonesia” yang diselenggarakan atas kerja sama LPEM FE, UI, ISEI Manado, Unsrat, IRIS dan USAID. Penampilan dan makalah yang ia bawakan mendapat sambutan dan atusiasme yang luar biasa. Pemaparannya tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam membangun platform yang baik bagi masa depan ekonomi Indonesia sangat mengena. Ia wanita Indonesia yang cerdas. Ternyata setelah lulus kuliah di Amerika Serikat ia mendapatkan pekerjaan pertamanya di USAID.Saya kemudian berpikir bahwa sosok sederhana dan pintar ini harusnya bisa dipakai Indonesia untuk memajukan negara ini nantinya. Tidak hanya sebatas menteri.

Pada waktu itu, setelah acara seminar usai, secara kebetulan kita berbarengan turun melalui lift. Dan secara kebetulan pula, dalam lift yang satu itu entah kenapa hanya saya dan Bu Sri yang ada di dalamnya. Saya yang masih mahasiswa fakultas ekonomi, hanya bisa melongo memandangi sosok yang begitu saya kagumi itu, bukan karena latar bidang ekonominya saja. Saya kagum juga karena integritas dan kepintarannya. Ia lagi bersandar di dinding lift sambil membaca koran. Tak menggubris keberadaan saya dalam lift itu. Tentu saja. Sebab saya memang tau dia, tapi ia tak kenal saya. Belasan tahun yang lalu itu saya sempat punya pikiran dalam lift tadi…..”Apakah orang ini suatu hari kelak, bisa menjadi presiden kita?”

Michael Sendow.

Dan jika ada Vote seperti di bawah ini, maka jawaban saya:

Apakah menurut Anda Sri Mulyani layak dan pantas menjadi Presiden Indonesia 2014?

Iya Tidak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun