Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[MPK]Kak, Salahkah Bila Rum Punya Mimpi?

11 Juni 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_113676" align="aligncenter" width="389" caption="Kampung asal Ruminah. Daerah pinggir kali."][/caption]

Saya lagi di daerah yang sangat terpencil….

Tiba-tiba ada SMS masuk. Panjang sekali…

.

“Kak, ini Ruminah. Aku ingin cerita….boleh?Pasti boleh dong ya?

Kak, aku punya mimpi untuk bisa melanjutkan ke jenjang kuliah

Tapi rasa-rasanya impianku hanya mimpi di siang bolong

Mimpiku tinggalah mimpi belaka.

Kak, di negeri ini orang miskin seperti aku tidak boleh punya mimpi

Seandainya boleh, mesti siap-siap untuk sakit hati…

.

Kak, sudah pernah kucoba ikut test masuk perguruan tinggi.

Maksudnya, aku ikut melalui organisasi pencari bakat..

Tau ndak kak, aku dapat nilai tertinggi lho. Nomor satu!

Wah, aku senang sekali kak…

Tapi senangku hanya sementara

Walaupun nilaiku tertinggi aku gugur

Tentu kau ingin tau kenapa, iya kan kak?

Jangan kaget ya kak, aku mesti ngasih 40 juta dulu!

Waduh kak, dari mana duitnya? Ibu kita kan cuma jualan kue.

Aku malah dicibir sama teman-teman sendiri

Itu tuh, yang anak-anak orang kaya.

Ada yang bilang “buang mimpimu jauh-jauh Rum!”

Aku sedih kak. Aku juga bingung.

Lebih baik mana sih, terlahir sebagai anak pintar dari keluarga miskin,

Atau terlahir sebagai anak bodoh dari keluarga kaya raya?

.

Ngomong-ngomong kak, bukan cuma itu…

Ngurus KTP saja makan waktu 3 sampai 6 bulan

Kebayang nggak tuh? Ternyata kenapa?

Uang pelicin belum kuberikan!

Pelayanan publik memang benar-benar hancur kak!

Kesederhanaan prosedur hanya tong kosong bunyi nyaring

Berbelit-belit, tidak mudah dipahami dan sulit dilaksanakan

Belum lagi ketidakjelasan menyangkut persyaratan teknis dan adminsitratif

Sering tidak adanya akurasi, tanggungjawab yang ada juga setipis kertas, layanannya aduh…duh yang aduh duh deh!

Pokoknya kak, mending kakak di hutan sana deh, nggak stress.

.

Kembali ke masalah mimpi Rum…

Kayaknya aku harus sudahi harapanku untuk kuliah aja ya kak

Mustahil sangat untuk orang miskin seperti saya kak..

Saya sedih kak…

Mungkin benar ujar-ujar yang bilang:

Orang miskin dilarang sekolah…”

Atau,

Orang miskin dilarang sehat

Atau,

Orang miskin dilarang hidup…”

.

Kak, padahal aku tahu persis …

Ketidakadilan dan kebobrokan petinggi negeri ini

Menjadikan yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin

Jurang semakin lebar tapi mereka asyik berebut kekuasaan

Perhatian pada yang jelata hanyalah sebatas slogan.

.

Kak, andai saja mimpiku bisa mewujud, tentulah kakak tau apa yang akan kulakukan. Cita-citaku. Harapan-harapanku. Perjuangan panjangku.

Kak, aku akan berjuang kelak untuk bisa melihat anak-anak segala baya

Bermain dengan riang dan terbuai membaca buku cerita

Hidup serba sejahtera, untuk tiap anak sebuah sekolah tersedia

Dan guru cakap mengajar dengan cinta.

.

Kak, aku punya mimpi besar…entah kapan bisa kugapai

Tapi modalku tetap ada. Saat ini bukan uang banyak yang kumiliki

Tapi sebuah asa bahwa damba bisa menjadi nyata melalui doa dan upaya.

Untuk itu juga kak, aku minta doamu terkirim dari tengah hutan sana yah.

Kak, sudah dulu yah, mata aku udah sembab dengan air mata nih…..

.

SMS-ku kurang panjang ya kak?

.

Maaf ya kak merepotkan dengan SMS keluh kesah yang kurang panjang ini…

Jangan bosan-bosan ya kak baca SMS-ku.”

.

Dari aku,

RUMINAH

.

Setelah membaca SMS dari Ruminah, saya terdiam. Perlahan namun pasti…tanganku terkunci rapat. Lutut bertelut. Berdoa. Samar-samar di kejauhan terdengar suara Adzan. “Allahu Akbar”.

.

Untuk membaca kisah Ruminah apakah ia berhasil menggapai mimpinya, silahkan diintip di sini:

Mimpi Ruminah I

Mimpi Ruminah II

_____________________________________________________________________________________

Penulis : Michael Sendow & Hesti Edityo (no. 23)

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini : Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun