Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Roh Rasisme Ternyata Masih Terus Gentayangan

12 Mei 2011   07:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya punya “kelompok teman-teman dekat”. Kelompok teman saya ini terdiri dari beberapa golongan usia dan datang dari berbagai bangsa dan warna kulit. Adalah Glen Gooding dan Jide Ojo dua teman saya asal benua Afrika. Yang satu dari Nigeria dan yang satunya lagi dari Sierra Leone(Negaranya Blood Diamond) adalah merupakan dua diantara beberapa teman-teman paling dekat saya. Saking akrabnya saya dengan kedua orang kulit hitam ini (black people), kita sering ngumpul bersama di tempat tinggal saya, masak dan belajar bersama.

[caption id="attachment_107068" align="alignright" width="300" caption="Jide Ojo, kulitnya hitam tapi hatinya putih penuh ketulusan. Senanglah setiap yang menjadi sahabatnya."][/caption]

.

Glen tubuhnya tinggi besar dan berotot kekar. Bahasa Inggrisnya paling sempurna dengan logat ningrat Britannic. Kalau nonton film judge and prejudice seperti itulah gaya bicara dan cara dia ngomong. Halus dan bernada “sangat keraton”. Si Jide lain lagi, ia tinggi tapi kurus. Bahasa Inggrisnya sudah termakan sama Inggrisnya American Black. Kalau bicara persis orang lagi nyanyi rap. Ia paling benci kalau di mobil yang saya putar adalah lagu country classic atau Elvis Presley, Jim Reeves dan sederetan dengan itu. Yang ia inginkan semua penyanyi Black Rapper. Itulah preferensi kita yang berbeda. Tapi kita akrab. Kita bahkan bagaikan saudara. Mereka menolong saya ketika sedang kesulitan dan sebaliknya.

.

Bergaul dengan orang dari berbagai macam bangsa mengajarkan saya banyak hal. Bahwa kita harus menghargai budaya dan kepribadian setiap orang secara benar. Bahwa kita tidak boleh berdiri sendiri di atas kebenaran budaya, adat istiadat dan kebiasaan kita lalu memandang rendah apa yang dari bangsa lain. Saya belajar untuk menghargai budaya dan cara teman saya dari bangsa bahkan kontinen lain dengan tentunya tetap mempertahankan jati diri saya. Ke-Indonesiaan saya. Mereka juga toh akhirnya kecipratan rejeki nomplok dari saya. Apa itu? Batik! Hampir semua mendapat batik made in Indonesia. Saya bilang ini hasil negeri kami yang sudah mendunia…”wear this if you’re going to your special occasion”. Dan di kemudian hari mereka bilang orang-orang perkumpulan dan negara asal mereka selalu memuji betapa bagusnya batik yang mereka kenakan. Malah minta lagi minta lagi, “Mike do you have more for me?” Wah, nantilah kalau saya sudah gajian.

.

Sering terjadi kejadian unik pada saat kita hendak masak. Biasanya kita masak bergilir. Si Jide rupa-rupanya tidak pernah masak. Tangannya sudah berkeringat dingin bahkan sebelum kompor gas dinyalakan, ia berkata, “I’ve never cooked in my life. It’s degrading for a man in my country to step a kitchen.” Artinya:”Seumur-umur aku belum pernah memasak.  Pria di negeriku merasa terhina kalau turun ke dapur.”. Itu rupanya budaya mereka. Lain dengan saya ha ha ha! Saya merasa terhormat kalau sudah di depan kompor. Akhir-akhir ini saya suka sekali nonton acara Master Chef Indonesia ke-1. One day I’ve to stand there and prove my self that I can cook very well..LoL.

[caption id="attachment_107070" align="alignleft" width="300" caption="Tinggi tegap kekar. Tapi lihatlah senyum menawannya. Salah satu teman saya yang sangat murah hati. Ia begitu menghargai dan mengasihi kawan-kawan dari Indonesia lainnya."][/caption]

.

Nah, dalam hal memasak si Glen lain lagi. Ia rupa-rupanya belum pernah melihat banyak bahan masakan asal Asia. Ia belum pernah melihat tahu. Tahu mentah disimpannya ke dalam freezer. Tentu saja tahu itu jadi rusak. Caranya memasak juga adalah menurut cara Nigeria. Pada suatu malam panci panas berisi sop dengan bangganya ia letakkan di meja makan. Kami mulai menyantap. Ketika menyendok sop itu saya kaget. Apa ini? Keras-keras bulat? Ya ampuuuun! Dalam sop ada beberapa butir telur ayam masih dalam kulitnya. Telur itu belum dikupas!

.

Ketika suatu hari Jide Ojo yang dari Nigeria hendak “pulang kampung nih” maka kami berkumpul di teras. Banyak sekali bawaan si Jide. Ada sepuluh pasang sepatu yang hendak dibawanya pulang. Sepatu di Walmart Amerika kan terkenal murah-murah. “Wah, banyak sekali sepatunya” komentar saya. Ia bilang bahwa ternyata ia punya sepuluh orang anak di negaranya, ia juga berkata lirih “Back home we can’t afford to purchase pretty shoes like these.” Artinya: “Di Negaraku kami tidak sanggup membeli sepatu sebagus ini.” Saya juga akhirnya baru tahu darinya bahwa di Negeria itu salah satu makanan pokok mereka adalah Indomie/Supermie asal Indonesia. Nah lho. 80% dari total jumlah penduduk mereka menurutnya menjadikan indomie sebagai salah satu makanan pokok sehari-hari.

.

Kenapa saya menceritakan kedekatan saya dengan orang dari ras kulit hitam ini? Karena saya sedih. Sangat sedih bahwa di dunia yang satu ini masih banyak manusia-manusia rasis yang menilai suatu hubungan dan life values berdasarkan warna kulit! Mereka melakukan itu terhadap teman-teman saya. Coba baca kalimat yang di kirim ke teman saya ini: Go Black Go….Go Back To Africa You Dirty F***** Nigger! Who Let The Niggers Out? WHO….?? WHO……??.....WHO Let The Niggers Out? Miris. Sangat miris. Mereka seakan mau menempatkan teman saya yang orang hitam sama seperti anjing. Karena mereka memplesetkan kalimat “Who let the dogs out?” artinya, “Siapa yang membiarkan anjing-anjing itu terlepas?” Dan memaki-maki orang hitam/kulit berwarna dengan kasarnya kenapa? Apakah orang kulit hitam bukan manusia? Cuma white people kah yang berhak untuk hidup bekerja dan ada?

.

Sangatlah kentara rasisme orang-orang yang merasa superior karena warna kulit dengan membuaang kata-kata rasis kepada mereka yang bukan white people or white American people to be specified. Memang semenjak Obama terpilih, pandangan black or white mulai berubah menjadi black and white. Bukan lagi “OR” tapi “AND”. Sejajar, sama dan setara. Perbedaan warna kulit bukan menjadi soal. Tapi toh tetap masih ada yang sangat rasis. Too racist . Anggapan bahwa orang kulit hitam (mereka lebih suka di sebut black people ketimbang negro) itu masih sebagai negro=budak belian masih banyak terjadi. Lihatlah mereka yang menganggap black people sebagai piaraannya orang kulit putih, Your Nigger likes fried chicken, corn bread, and watermelon. You should therefore give it none of these things because its lazy ass almost certainly doesn't deserve it. Instead, feed it on porridge with salt, and creek water. Your nigger will supplement its diet with whatever it finds in the fields, other niggers, etc.Perhatikan kata-kata “your nigger”. Atau “negromu”. Lalu kalimat lanjutannya juga keterlaluan. Mereka menganggap karena malas maka jangan diberi makan dan seterusnya. Padahal, kenyataannya tidak sedikit justru orang kulit putih yang malas, minta-minta dan jadi gelandangan. Tidak percaya? Luangkan waktu untuk jalan-jalan di New York dan beberapa daerah dalam lingkup Up State New York.

Teman-teman orang hitam saya banyak dan mereka punya mimpi yang sama. Mimpi apa itu? Mimpi yang sama yang diimpi-impikan oleh Martin Luther King,Jr dalam pidatonya berjudul "I Have a Dream". Pidato 17 menit itu dibawakan tanggal 28 Agustus 1963 di hadapan tidak kurang dari 200 ribu orang. Pidato berisi racial equality and discrimination. Lokasi pidatonya tepat di atas podium di Lincoln Memorial. Salah satu mimpi dan impian yang paling banyak dikutip adalah tentang “Saya memiliki suatu mimpi bahwa suatu saat nanti saya akan melihat ke-empat anak saya boleh hidup dan bekerja bukan berdasarkan warna kulit mereka, tapi oleh karena karakter dan kepribadian yang mereka miliki”

.

Eh, ngomong-ngomong teman saya Jide, atau biasa dipanggil "Jay" sudah mau kembali ke Nigeria nih. Karena sudah banyak kenangan yang kami lalui bersama, perpisahan itu pun terasa sulit. Tapi kami memang harus berpisah. Pagi itu sepertinya adalah penghabisan cerita unik dan lucu di antara kami. Tapi janji kami adalah bahwa persahabatan itu abadi ketikapun harus berpisah. Di tengah kesedihan itu, Jide bergurau, “I’ll send you a note if I already have my soccer team exist.” Artinya “Aku akan mengirimimu kabar jika keseblasan sepakbolaku sudah terbentuk”. Rupa-rupanya karena anaknya sepuluh orang maka nambah satu lagi akan genaplah sebagai sebuah tim sepakbola Nigeria …ha ha ha. Tapi sampai hari ini, belum ada surat dari Jide. Itu berarti, anaknya masih sepuluh orang. Sekian.

ooOOoo

---Maut bukanlah kehilangan terbesar dalam hidup. Kehilangan terbesar adalah apa yang mati dalam sanubari sementara kita masih hidup.--- Norman Cousins, wartawan politik, penulis, professor dan pengacara perdamaian dunia.

Michael Sendow

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun