[caption id="attachment_100920" align="alignleft" width="300" caption="Niagara Falls yang "][/caption] Siapa yang bisa hidup tanpa air? Sebelum lahir pun kita sudah perlu air. Selama sembilan bulan kita mengambang di kantung air dalam kandungan ibu. Setelah lahir makanan kita hanya air selama beberapa bulan. Sekarang kita bisa membaca tulisan ini karena mata kita berair. Kita bisa memahami tulisan ini dengan otak yang 85% terdiri dari air. Tubuh kita entahkah kita gendut atau kerempeng (baca: kulit bungkus tulang) terdiri dari 70% air. Dapatkah kita hidup tanpa air? Tentu saja tidak!
Orang masih bisa bertahan hidup tanpa makanan dalam beberapa minggu. Tetapi orang tidak bisa bertahan tanpa air dalam beberapa hari. Tiap hari tubuh kita perlu beberapa liter air. Makanan padat pun sebenarnya terdiri dari banyak air. Dari buku-buku yang saya baca, meskipun tidak tampak berair pisang terdiri dari 75% air. Apel 80% air, sayur kol 92% air dan tomat 95% air. Sepotong paha ayam di atas piring memerlukan 200 liter air untuk memproduksinya. Sedangkan untuk memproduksi sepotong daging sapi diperlukan dua ribu liter air. Kehidupan di bumi hanya bisa bertahan karena air.
Sekarang saya ingin mengajak pembaca berwisata bersama saya, mengunjungi suatu mahakarya Sang Ilahi yaitu AIR TERJUN terbesar di dunia. Niagara Falls, begitulah tempat itu dinamai. Ketika mengunjungi tempat itu…Brrrrrrrrrrr udara masih cukup dingin, Eeeeh, maksudnya masih sangat dingin. Di lokasi air terjun udara masih minus 10 degree of Celcius. Dinginnya minta ampun. Saya, paman, tante dan sepupu perempuan saya sampai teler dibuatnya. Dan di lokasi air terjun tersebut, pada waktu kami kunjungi hanya ada 10 turis eropa, total kami menjadi 14 orang. Petugas di tempat itu bilang, “14 orang gila”. Udara dingin banget, anginnya kencang banget masih aja nekat!
***
" Mike, berapa lama perjalanan ke sana " tanya tante Vera. " Biasanya sih 11 jam, kalau ngebut bisa 10 jam ". Jawab saya.
Jadilah kita berempat berangkat menuju Niagara Falls, jam 2 subuh kami sudah jalan mengingat perjalanan cukup panjang dan kami tidak berniat untuk menginap. Saya dan paman serta tante saya gantian nyetir mobil.
Dengan memakai navigator (Semacam kompas penunjuk jalan berbasis satelite mode) kami mengambil jalan Interstate 287, kemudian I-80. Dari tempat kami berangkat, kota saya Edison semua baju dingin sudah disiapkan. Tapi alamak, jaket saya ketinggalan !
Niagara Falls, di Upstate NY sudah tiga kali saya kunjungi dan saya tidak pernah bosan mengagumi Mahakarya yang sangat indah, luarbiasa dari Sang Pencipta itu. Kali pertama saya mengunjungi di musim panas 2 tahun lalu. Kemudian setahun setelah itu.
[caption id="attachment_100922" align="aligncenter" width="300" caption="Menjadi milik 2 negara"][/caption]
Niagara Falls (les Chutes du Niagara) merupakan air terjun yang di claim oleh dua negara yaitu Canada (di propinsi Ontario) dan Amerika Serikat (di Upstate New York).
[caption id="attachment_100923" align="alignright" width="300" caption="Dengan latar belakang Ontario Kanada"]
Menurut seorang pakar, Bruce Trigger bahwa “Niagara” di ambil dari kata yang diberikan kepada sekelomok penduduk asli Neutral Confederacy yang menurut kabar, tapi ini bukan bukan kabar burung lho, penduduk asli tersebut dipanggil atau dikenal sebagai "Niagagarega". Masa itu belum ada satu diantara kita yang sudah lahir…sekitar akhir abad ke 17. Menurut seorang ahli lainnya, George R. Stewart, beliau bilang bahwa kata “Niagara” itu diambil dari sebuah kota Iroquois bernama "Ongniaahra", yang memiliki arti "point of land cut in two". Kurang lebih bisa disebut tanah yang terbelah dua. Mungkin itulah makanya sekarang terjadi pemisahan Ontario (Canada) dan New York (Amerika). Dan akhirnya air yang memisahkan keduanya di claim sebagai milik dua Negara. Yah, air terjun Niagara Falls memang menjadi salah satu penarik devisa bagi para wisatawan di dua negera tersebut. Kami yang berdiri di ujung sini bisa melihat mereka, para wisatawan yang lagi duduk minum kopi di ujung Ontario sana. Bahkan kita bisa menyeberangi jembatan panjang yang menghubungkan Amerika dan Canada. Jembatan itu adalah perbatasannya. Lengkap dengan polisi dan petugas imigrasi.
Akhirnya kami tiba,setelah menyelesaikan perjalan yang cukup panjang, kami melepas lelah sebentar di 'Niagara Center'. Di situ banyak cindera mata, gantungan kunci, kaos dengan gambar-gambar unik dan pajangan-pajangan lainnya. Kita juga tidak lupa untuk foto-foto sepuas hati, kebetulan yang datang kesitu cuman segelintir orang, maklumlah musim dingin dengan udara di bawah nol dinginnya -hanya orang orang nekat- yang mau kesitu. He..he..he...kami termasuk diantara orang-orang nekat tersebut.Saya juga akhirnya mesti merogoh kantong untuk membeli Jaket di toko terdekat seharga $80,- Iya tuh, kan jaket saya ketinggalan!
[caption id="attachment_100924" align="alignleft" width="300" caption="Niagara Falls Malam Hari"]
Banyak yang kami kunjungi, termasuk naik boat keliling Niagara Rivernya….berputar-putar dan foto-foto di balik air terjunnya. Ngeri juga sih, anginnya kencang banget dan airnya deras banget. Setelah puas, di atas ada menara yang memiliki restoran khusus, kita bisa makan dan minum makanan hangat. Tapi sayangnya, karena udara yang luar biasa dingin maka kami tidak bisa berlama-lama. Terasa beku darah ini. Terasa berhenti berdetak jantung ini. Dinginnya, man! Nggak kuat. Jadi kami bergegas dan sepakat untuk pulang. Tentu saja tidak lupa untuk mampir buat minum kopi panas di salah satu counter yang ada. “Ah, lumayan lah buat panasin dan lancarin darah, iya toh!” demikian paman saya membenarkan tindakan singgah di coffee shop tersebut, yang bagi tante saya merupakan tindakan buang-buang waktu.
Dalam perjalanan pulang saya merenung. Alangkah indahnya mahakarya Tuhan itu. Ia menciptakan air sebagai sesuatu yang tidak terbantahkan manusia. Sesuatu yang luar biasa dalam hidup manusia, sebab bukankah manusia tidak bisa hidup tanpa air? Ia tidak hanya menciptakan mahakarya hebat dengan air terjun yang luar biasa besar itu, para wisatawan bilang “Pretty big water falls”. Atau “…..Oooh that’s huge!”. Tapi Ia juga menciptakan mahakarya yang hebat berupa tetesan air, butiran-butiran kecil air yang memberi hidup tidak hanya bagi manusia tapi juga hewan dan tumbuhan. Air bukan sebagai kebutuhan sekunder tapi kebutuhan primer kita. Setetes air mengandung berjuta-juta molekul yang tidak terbayangkan ragamnya. Itu baru setetes…..Dan tetes itu menghidupkan serta menghidupi kita. Siapa yang bisa hidup tanpa air?
“Wah, sampai juga kita akhirnya dirumah….” Tante saya membuyarkan lamunan saya.
“Niagara…oh Niagara….” Lagu Country/Folk Song masih terdengar samar dari cirrus radio milik paman saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H