Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Daun Singkong Remes ala Pangeran yang pernah Tinggal di Betawi

27 Maret 2011   03:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:24 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13011973372068790834

[caption id="attachment_97072" align="alignleft" width="75" caption="Daun Singkong"][/caption] Alkisah, disuatu negeri antah berantah, nun jauh disana, hiduplah seorang pangeran dan permaisurinya di sebuah istana terbuat dari emas yang berdiri dengan sangat megahnya.

Konon permasuri yang cantik jelita itu sedang hamil tiga bulan. Aaah,,,, betapa senangnya hati pangeran tentunya, karena sebentar lagi ia akan segera memiliki “sang penerus”.

Buah hati yang akan mereka sayangi dengan sangat.

Ketika itu, permaisuri lagi duduk melamun di pendopo istana, sambil memainkan jari-jarinya yang lentik, mengatur-ngatur rambutnya yang panjang dan harum itu.....Sekonyong-konyong terdengarlah suara pangeran, yang bersuara agak tenor,  menyapa istrinya. “My dear, bagaimana kalau sekarang kita berdua ke dapur dan masak masakan kesukaan kamu, darling”. “You itukan paling suka sama sayur daun singkong remes’ ‘, kreasiku ? “Ntar gue yang masak dah, elo bantuin gue aja disamping gue, mau nggak?”.

Ha..ha..ha….Oops, ternyata sang pangeran pernah jadi anak Betawi lho. Paling nggak pernah jualan singkong diseputaran station Pulo Gadung, dahulu kala, waktu itu ada pasar seger disitu. Makanya fasih pangeran ber-Betawi ria.

Ayolah kakanda”, aku juga mau.. sambut si permaisuri. Tentunya, seperti biasanya. Dengan kerlingan matanya yang terlihat nakal dan menggoda itu.

Seluruh juru masak istana diberikan cuti sehari. Tentu saja mereka diberi tunjangan secukupnya. Maklumlah, pangeran kita dalam cerita ini adalah pangeran ideal, baik, ramah dan dicintai rakyatnya. Ia dipilih secara demokratis waktu itu.

Singkat cerita, di dapur telah tersedia bahan-bahan untuk memasak “Sayur Daun Singkong Remes” Dinamai seperti itu, karena daun singkongnya akan kelihatan seperti di remas-remas, saat udah mateng dan siap dimakan.

Bahan-bahan : Daun Singkong - tidak sama batangnya- sebanyak yang kita suka (dalam hal ini sekitar 1 loyang kecil), Batang Bawang 1 ikat (dipotong halus-halus), cabe hijau sesuai selera (kalau Sang Pangeran maunya 10 buah) dipotong setengah-setengah, bawang putih 5 biji ditumbuk, kemiri 10 biji ditumbuk, kemangi setengah genggaman tangan, daun kunyit /kuning (bukan kunyitnya tapi daunnya lho), santan 5 sendok makan, garam secukupnya, merica secukupnya. Cara memasaknya : Rebus daun singkongnya sampai matang, kira-kira 15 Menit. Tiriskan dan buang air rebusan pertama tadi, sebab akan direbus lagi nantinya. Angkat sebentaran daun singkongnya.. Kemudian tumis semua bumbu-bubu diatas itu secara bersamaan, sampai kira-kira udah agak harum baunya, lalu masukin air bersih secukupnya. Secukupnya artinya, sampai seluruh daun singkong terendam penuh. Jangan juga terlalu banyak. Kemudian masukin daun singkongnya dan rebus sampai airnya kering. Bisa dikira-kira, apabila airnya kebanyakan, sementara memasak buang dikit-dikit airnya. Ketika airnya sudah benar-benar kering, segera angkat sayur singkongnya....dan, sayur singkong remesnya siap disajikan. Siap disantap. Siap dilahap. Siap dimakan. "My dear permaisuri, inilah hadiahku untuk makan siangmu." Si Pangeran berpromosi. "Terimah kasih honey, aku suka sekali masakanmu ini! Siapa dulu dong istrinya?..." Ujar Permaisuri tak mau kalah. Akhirnya sambil menonton acara televisi bertajuk "Puteri Yang Ditukar" merekapun makan siang dengan lahapnya. Eeeh, tapi puteri yang ditukar dalam cerita yang mereka tonton itu adalah mengisahkan tentang puteri seorang Prabu yang tertukar dengan puteri seorang Senopati di jaman itu. Bukan yang baru dapat award kemarin itu lho.... Selamat Siang... Selamat Makan... Yang berhubungan : http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2011/03/23/luar-biasa-bebek-langowan-berkeliaran-di-amerika/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun