Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wawancara Imajiner dengan Presiden Indonesia 2014 Terpilih

21 April 2014   21:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama lagi kita akan memilih Presiden yang baru. Siapapun dia, sudah seharusnya dia memberikan fokus lebih untuk menangani masalah krusial yang dihadapi bangsa ini. Dengan melhat fakta luar biasa mengerikan tentang hutan Indonesia yang semakin rusak dan bertambah terus tiap tahunnya, ia mesti menjawab tuntutan dunia internasional, dan masyarakat Indonesia tentang nasib dan masa depan hutan Indonesia sebagai paru-paru negeri dan paru-paru dunia. Juga tentang semakin menggilanya korupsi di negeri ini, hutang yang semakin bertambah, dan masih banyak lagi.

……

Kelak, saya pun akhirnya berhasil mewawancarai Presiden Indonesia terpilih itu. Dan inilah sedikit hasil wawancara yang berhasil saya rangkum.

Saya (S): Pak Presiden, menurut Anda seberapa penting sih arti hutan itu bagi negara yang bapak pimpin (baca: Indonesia) ini.

Presiden (P): Begini, di manapun hutan itu berada, ia pasti amat penting bagi sekitarnya. Secara khusus di Indonesia ini, hutan menjadi amat penting sebagai penyanggah ekosistem, dan demi menjaga kelangsungan hidup semua mahluk hidup di sekitarnya, termasuk manusia yaitu Anda dan saya.

Hutan akan selalu memberikan kontribusi penting terhadap pembangunan dan kehidupan masyarakat. Umpamanya dalam menyediakan hasil hutan kayu, pun yang hasilnya bukan kayu he he he. Sudah barang tentu, nilai manfaat dari hutan tersebut tidak hanya dari segi ekonomi saja bukan, akan tetapi juga berbagai nilai sosial, termasuk adat istiadat serta budaya. Hutan juga menciptakan perlindungan ekosistem secara menyeluruh.

S: Apakah bapak yakin bahwa hutan yang kita miliki dapat memberi kontribusi positif dan dapat dirasakan secara langsung bagi ekonomi negeri kita ini?

P: Ah, Anda ini bagaimana. Ya sudah jelaslah. Ini saya kasih contoh. Manfaat pengusahaan hutan kita akan dengan sangat pasti berdampak pada peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah peningkatan pertumbuhan ekonomi. Beberapa tahun yang lalu devisa negara dan produk hasil hutan mencapai lebih dari 3.50-5.50 milyar USD, dengan laju peningkatan sebesar 5-10 persen per tahun, tentu dihitung berdasarkan nilai ekspornya. Belum lagi manfaat-manfaat lainnya. Sangat banyak manfaat eknominya, itu sudah pasti. Apakah Anda paham?

S: Saya mengerti dan paham pak. Tapi, maafkan kelancangan saya untuk terus memberikan beberapa pertanyaan lagi. Karena masalah hutan adalah masalah yang amat penting, meskipun saya tidak hidup di hutan, dan lagi menurut saya hutan adalah sesuatu yang amat penting dibahas. Belum lagi masalah-masalah yang lain, yang sudah separah kerusakan hutan, termasuk penyakit kronis bernama korupsi, serta semakin bertambahnya hutang negara kita.

P: Oh tentu saja, silakan bertanya sebanyak dan sepuas Anda….he he he he saya sih ora opo opo toh mas, waktu saya banyak jadi nggak apa-apalah.

S: Pak Presiden, hutan kita kan adalah merupakan bagian penting dari paru-paru kehidupan dunia. Kelestarian hutan Indonesia tidak hanya penting untuk bangsa Indonesia, namun tentu juga bagi bangsa lain di seluruh muka bumi ini. Badan Planologi Nasional (BPN) pernah menyatakan bahwa ada beberapa hutan yang tersebar di wilayah Indonesia sudah berada dalam kondisi sangat kritis. Kawasan hutan yang terdegradasi di Indonesia itu, kalau tidak salah telah mencapai lebih dari 60-an juta hektar. Disebabkan oleh banyak hal. Nah, bagaimana Pak Presiden memandang hal tersebut?

P: Saya mengerti betul, bahwa penyebabnya (kerusakan hutan) ada banyak. Misalnya saja, oleh aktivitas pembalakan liar (Illegal Logging), konservasi kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit serta tanaman karet, dan juga oleh karena adanya kebakaran hutan, baik yang disengaja ataupun yang tidak. Anda tahu, bahwa dengan semakin berkurangnya tutupan hutan dapat mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia menjadi rentan terhadap bencana ekologis (ecological disaster) seperti umpamanya bencana kekeringan, banjir dan tanah longsor. Bencana-bencana yang bisa jadi kemudian akan dijadikan alasan untuk menyerang saya he he he ( sambil tertawa terkekeh).

Saya berjanji pada diri saya sendiri, dan kepada semua masyarakat, serta kepada Tuhan, bahwa saya akan buat apa yang saya bisa demi menyelamatkan hutan kita. Termasuk memenjarakan semua pihak yang bersalah dan terlibat dalam perusakan hutan. Wong sudah ada aturan serta undang-undangnya kok. Kita mestinya tegas menjalankannya. Jangan kompromi dengan kejahatan.

S: Oke pak, lantas bagaimana bapak menyikapi tuntutan banyak orang tentang pemberantasan korupsi yang sampai saat ini masih seperti ‘setengah mandul’ itu? Saya menyebutnya sebagai pemberantasan korupsi setengah hati.

P: Oh iya, mengenai masalah korupsi itu memang sudah membudaya ya. Sudah menjadi seperti ‘tradisi’ tak terhindarkan. Ini menurut saya adalah penyakit akut yang harusnya segera diobati. Koruptor itu adalah orang-orang sakit. Dapat dikatakan, tanpa pengobatan yang jelas dan tepat, sakit mereka akan tambah akut.

Karenanya, pertama-tama saya akan membentuk banyak lembaga bantuan pemberantasan korupsi. Ini bukan tandingan KPK yah, namun justru adalah sebagai pelengkap KPK. Nah, lembaga ini harus diisi orang-orang yang memang benar-benar anti korupsi, rekam jejaknya jelas dan diterima masyarakat luas. Saya juga salah satu yang akan menyeleksi calon-calonnya, bila itu disetujui DPR. Tentu juga dengan memperkuat sistem perundang-undangan dan hukum yang sudah ada. Kalau perlu kita tiru China. Potong jarinya, dan masukin penjara selama mungkin, 30 tahun, 50 tahun, seumur hidup, mereka yang tertangkap korupsi besar…..

S: Boleh saya potong pak? Bagaimana dengan yang korupsi kecil?

P: Ah Anda ini bagaimana. Tidak ada dosa kecil dan dosa besar. Sekali korupsi tetaplah korupsi dan mesti dihukum pelakunya. Itu saja. Kadar hukumannya nanti kita atur ulang.

S: Apakah bapak optimis korupsi di negeri kita ini akan berkurang?

P: Jadi orang yang mesti optimis toh. Saya tidak yakin korupsi akan hilang 100%, namun saya percaya korupsi dapat dikurangi bika kita punya niat, kemauan, dan kerja keras. Saya akan bicara tegas ke semua menteri saya, kalau mereka tidak mencontohkan prilaku hidup jujur dan bebas korupsi, maka jari-jari merekalah yang pertama kali harus dipotong. Ingin menjadi lebih baik? Ya mesti rela menderita dulu dong. Jangan maunya kaya mendadak, lalu korupsi semaunya. Itu salah besar.

S: Bagaimana dengan hutang kita yang semakin menumpuk pak? Beberapa kali, karena nilai tukar rupiah yang melemah, maka total utang kita semakin besar. Namun fakta berbicara jelas pak, bahwa utang kita naik setiap tahunnya. Pada tahun 2000, utang kita mencapai nilai 1.234,28 triliun, dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 89%. Di 2013, utang tersebut naik menjadi 2.371,39 triliun dengan rasio menurut Kementerian Keuangan sekitar 26%, dengan menggunakan proyeksi PDB di 2013 sebesar Rp. 9.112,4 triliun.

P: Kepala Biro Humas Kemenkeu Yudi Pramadi pernah mengatakan, bahwa utang merupakan instrumen untuk mencapai target-target ekonomi makro, terutama pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran. Utang pemerintah digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan produktif, seperti pembangunan infrastruktur, yang bisa memberikan efek menggerakkan perekonomian.

Untuk mengurangi utang kita kepada pihak asing, maka saya sangat berkeinginan untuk memajukan perekonomian dalam negeri, memaksimalkan UKM-UKM, serta mendorong pendapatan devisa negara sebaik mungkin. Rasio utang kita sebetulnya lebih rendah dari Jepang yang sebesar 243% atau Amerika Serikat sebesar 106%. Yang saya heran, hampir semua negara di dunia melakukan utang, nah kepada siapa mereka sebetulnya berutang? Apakah satu negara berutang untuk kemudian memberikan utang kepada negara lainnya? He he he….

Bayangkan saja, cicilan pokok utang 2013 mencapai 160,421 triliun, sementara cicilan bunga utang mencapai 111,798 triliun. Untuk cicilan pokok, terdiri dari cicilan pokok utang luar negeri 57,204 triliun, cicilan pokok utang dalam negeri 141 miliar, dan cicilan pokok surat utang negara (obligasi) sebesar 103,075 triliun. Sedangkan cicilan bunga, terdiri dari cicilan bunga utang luar negeri 13,540 triliun, cicilan bunga utang dalam negeri 111 miliar, dan cicilan bunga surat utang 98,147 triliun. Wow…?

S: Oke deh Pak Presiden, saya terima kasih sekali lho sudah meluangkan waktu untuk diinterview. Masih banyak sebetulnya yang ingin sekali saya tanyakan, tapi mungkin lain kali saja pak, raut wajah bapak kelihatannya capek soalnya. Ngomong-ngomong dari mana sih pak?

P: Lagi-lagi. Ya dari bekerja dong. Bukankah mengunjungi rakyat kecil, melihat langsung ke masalah, serta mencari pemecahannya, adalah sebuah pekerjaan. Tidak apa-apa kalau mau bertanya lagi, namun kalaupun Anda sudah capek bertanya ya saya nggak apa-apa. Saya juga kepengen melanjutkan kerja saya, menyambangi beberapa pasar kecil yang terancam bubar karena kekurangan modal. Saya mau lihat seperti apa sih permasalahan yang dihadapi mereka itu.

S: Siap pak. Selamat melanjutkan kerjanya, jangan lupa makan yang banyak ya pak biar tambah gemuk dan kondisi tetap fit serta sehat selalu.

Demikianlah bincang-bincang saya dengan sang Presiden………..(Semoga bermanfaat).

---Michael Sendow---

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun