Sewaktu tinggal di New York, ada taksi yang sangat saya sukai. Di setiap kesempatan bepergian, maka taksi inilah yang selalu saya gunakan. Namanya mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Yellow Cab. Mereka punya jaringan sangat luas dan besar, hampir di semua sudut kota dengan mudahnya Anda dapat menjumpai Yellow Cab Taxi ini. Armada yang digunakan bagus-bagus dan bersih. Warnanya kuning, mungkin itu sebabnya disebut Yellow Cab.
Lain lagi di beberapa kota kecil di NJ. Sebut saja tiga di antaranya yaitu Metuchen, Edison, dan Rahway. Di tiga kota ini ada sejumlah perusahaan taksi yang menggunakan armada mereka dengan memakai mobil-mobil bekas yang sudah lumayan tua. Ada yang menggunakan mobil Lincoln bekas kepolisian. Ada yang menggunakan Oldsmobile, pun juga ada yang menggunakan sedan-sedan pribadi yang mereka beli secara second hand. Entah karena sangat jarang orang menggunakan taksi di daerah-daerah terpencil, atau karena memang mereka senang menggunakan berbagai mobil bekas tersebut. Ada President Taxi, Metuchen taxi, dan sebagainya yang menggunakan mobil-mobil bekas sebagai armada layanan mereka.
Uniknya, kebanyakan sopir taksi di tempat-tempat tersebut bukan orang Amerika asli. Ini bisa jadi karena penduduk asli setempat sudah tidak ada yang mau berprofesi sebagai sopir taksi. Nah, yang menjadi sopir-sopir taksi tersebut kebanyakan diisi oleh orang Asia, Afrika, dan Spanish people. Ada banyak orang Indonesia juga yang menjadi sopir taksi di sana. Saya sering naik taksi yang sopirnya ternyata orang Indonesia. Kebanyakan tidak terlalu fasih berbahasa Inggris, namun mereka harus menguasai betul pelosok jalanan setempat.
Blue Bird
Di Indonesia ternyata kita punya sarana angkutan taksi yang tak kalah hebatnya. Kali ini saya ingin menuliskan tentang si “Burung Biru”. Siapa lagi kalau bukan Blue Bird. Kini, perusahaan taksi yang semakin berkembang ini sudah merambah ke banyak pelosok di Indonesia. Mereka sudah “terbang” menjangkau sampai ke ujung Timur negeri ini. Baik di Manado, Jakarta serta beberapa tempat lainnya saya tak pernah absen menggunakan Blue Bird. Mereka sudah merajai dunia pertaksian di negeri ini. Saya termasuk salah satu pengguna setianya. Ini tidak lain oleh karena berbagai pengalaman menakjubkan ketika menggunakan taksi ini. Kejujuran dan kesantunan yang ada di dalamnya adalah salah satu faktor utama. Tentu saja.
Singkat cerita, saya pernah ketinggalan laptop, kamera, dan beberapa barang lainnya ketika menggunakan Blue Bird. Bukan hanya sekali namun beberapa kali, maklum di usia saya yang tidak begitu muda lagi, ternyata menjadikan saya agak pelupa. Namun ternyata ungkapan “Sukses Dari Semangat & Kejujuran” bukan hanya sekedar slogan Blue Bird semata. Para pengemudi yang mengembalikan barang-barang tersebut dengan cepat dan tanpa pamrih tentu mesti diapresiasi setinggi-tingginya. Karena bukankah layanan masyarakat yang disertai semangat melayani serta kejujuran memang adalah modal utama untuk meraih kesuksesan yang lebih besar lagi? Makanya tak terlalu mengherankan bila Blue Bird semakin bertambah besar. Baik dari segi jumlah pun juga dari segi kepercayaan pelanggan. Mereka benar-benar memerhatikan apa itu kepuasan pelanggan.
Pernah di suatu kesempatan menggunakan Blue Bird juga, ada seorang sopir Blue Bird yang menjelaskan begitu rinci tentang tempat-tempat wisata di sebuah daerah. Ada juga yang dengan fasihnya dapat berbicara Bahasa Inggris. Kawan saya dari Amerika mengangkat dua jempolnya dengan perasaan puas ketika pengemudiBlue Bird mampu menjawab apa yang ia tanyakan dengan lugas dan tepat. Ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri bagi layanan Blue Bird kepada para turis dan tamu dari luar negeri.
Kita tentu perlu berbangga diri, bahwa di tengah persaingan global, semangat dan kejujuran ternyata masih dianggap penting oleh beberapa perusahaan kita, utamanya yang bersentuhan langsung dengan pelanggan baik dalam dan luar negeri. Tidak berlebihan bila saya katakan bahwa pelayanan taksi kepada wisatawan tidak hanya menunjukkan siapa mereka, tapi serempak mencerminan juga bagaimana sesungguhnya wajah orang-orang kita di mata mereka yang berkunjung ke negeri ini. Wajah bangsa ini setidaknya tercermin dari berbagai layanan publik yang pendatang itu alami. Apakah kita berbudaya santun dan jujur atau malah sebaliknya?
Kita mesti bangga punya perusahaan dalam bidang pelayanan publik, seperti Blue Bird ini, yang masih mengedepankan kejujuran dalam melayani. Artinya, masih ada yang tidak menganggap sepele arti dari “Melayani dengan Kejujuran” dan “Melayani dengan Semangat dalam Kejujuran”. Rasa suka pelanggan tentu akan mekar betumbuh bila menemukan pelayanan seperti itu. Siapa sih yang tidak suka dilayani dengan baik, santun dan jujur?
Wanita dan Blue Bird
Saya kurang tahu apa sebetulnya ‘jenis kelamin’ burung biru itu. Belum sempat saya menyelidiki kenapa pula ia dinamai burung biru atau Blue Bird. Apakah karena warnanya biru makanya disebut Blue Bird? Sebagaimana Yellow Cab dinamai demikian karena semua armadanya berwarna kuning? Tentu ada nilai-nilai filosofis dibalik pemberian nama tersebut. Dan yang mengetahui betul tentu saja hanya owner dan para pendirinya. Jadi apakah burung biru itu laki-laki atau perempuan? Saya tidak tahu, namun yang saka tahu ada wanita-wanita hebat di dalamnya.
Salah satu yang menarik itu adalah bahwa di dalam berbagai kesuksesan Blue Bird, ternyata ada lima wanita hebat dan berpengaruh yang memegang peranan penting dalam lingkup usaha yang pada kenyataannya kerap “dikuasai” oleh kaum pria. Mereka memiliki jabatan-jabatan strategis, bahkan salah satunya memegang posisi puncak. Dia adalah Noni Purnomo, wanita cantik yang menjabat sebagai President Director Blue Bird Group Holding. Ia juga adalah Direktur Utama Blue Bird Group Holding PT Pusaka Citra Djokosoetono.
[caption id="attachment_334834" align="alignnone" width="622" caption="Lima Wanita Yang Memegang Peranan Penting di Blue Bird Group (Sumber: Mutiara Biru Blue Bird)"][/caption]
[Noni Purnomo-Presiden Director duduk kiri, Niniek Purnomo-Vice President Regulatory Affairs duduk kanan, Sari Suanti-Vice President Administrasi Keuangan berdiri paling kanan, Maria Leonora Teresa Lihawa-Vice President Central Operation berdiri tengah, dan Bintarti Agustin Yulianto-Vice President Teknik berdiri paling kiri]
Lima wanita cantik ini sudah menggerakkan pelayanan prima Blue Bird dengan sentuhan semangat kejujuran dan cinta. Melayani pelanggan setia Blue Bird dengan cinta. Dan dengan semangat kejujuran dan cinta itu jugalah yang membuat ratusan barang dan dokumen milik penumpang yang berhasil dikembalikan ke tangan pemiliknya setiap bulannya. Dan, dengan semangat yang sama itu jugalah yang telah menghantarkan laptop dan beberapa barang saya kembali ke tangan saya dengan sempurna.
Akhirnya, maju terus Blue Bird, terbanglah tinggi menggapai kejayaan dengan terus memakai semangat kejujuran dan kesantunan dalam melayani. Sebab, memang kejujuran dan kesantunan adalah sebuah keniscayaan dalam dunia pelayanan publik. Tanpa itu, maka tamatlah kekuataan pelayanan publik yang ada. Sebab keuntungan bukanlah segalanya. Dalam bisnis, keuntungan bukan harga mata. Kunci utamanya adalah trust pelanggan. Tanpa adanya trust, mana mungkin cerita manis dapat tersebar luas. Dan mana mungkin akan ada pelanggan yang menggunakan layanan tersebut dengan setia. MS.
“Bersikap jujur dan santun tidak boleh dihilangkan dalam sejarah bangsa. Nilai terbesar dari pelayanan yang baik adalah jujur dan santun dalam setiap waktu” ---Michael Sendow---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H