Tahun lalu saya sudah pernah menulis tentang Kompas TV sebuah pilihan? Dapat dibaca di sini: Kompas TV Sebuah Pilihan? Dalam tulisan itu saya mengutip kata-kata dari Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama tatkala memberikan sambutan atas lahirnya Kompas TV tersebut. Dia berkata, “Lautan biru yang terhampas luas, belantara yang tak berbatas, warisan budaya yang luhur, hingga gemulai tari, dengan iringan musik tradisional, turut merajut Nusantara.” Bagi saya itu adalah ungkapan Luar biasa. Waktu itu saya menulis bahwa bisa jadi, kelak ungkapan Pak Jakob itulah yang akan terpampang di sepanjang sepak terjang Kompas TV yang baru lahir itu. Kini terbukti sudah. Kompas TV ternyata memang menampilkan sesuatu yang berbeda dan lain daripada yang lain.
Mestinya memang stasiun-stasiun TV harus mulai berbenah diri. Berbenah dalam hal menampilkan acara-acara yang mendidik dan tidak hanya sekedar mengejar rating. Biasanya kalau hanya mengejar rating dan pundi-pundi rupiah, maka tampilan acara apapun pasti akan dengan mudahnya tertampilkan. Meskipun harus dengan “menghalalkan segala acara”. Konten-konten yang berbicara mengenai Alam, Budaya, Budaya Tradisional, Seni, Musik Tradisional dan lainnya yang kesemuanya bertujuan merajut Nusantara. Mempersatukan Nusantara, dan menampilkan citra baik Nusantara di mata dunia masih sangat kurang di pertontonkan, kerap kali karena anggapan acara-acara tersebut akan kurang laku dijual.
Kompas TV memang belum terlalu lama lahir. Masih muda belia. Namun ternyata sudah semakin banyak yang menyukainya. Hampir semua rekan-rekan saya menyukai berbagai tayangan yang disuguhkan Kompas TV. Di daerah saya juga, ternyata kawan-kawan di sana suka dengan acara-acara di Kompas TV yang bagus-bagus kata mereka. “Acara di Kompas TV kwa masih bagus-bagus, nyanda talalu banyak iklan, dan acaranya banyak lei yang mendidik”, demikianlah salah seorang kawan lama saya di Manado berujar. Mudah-mudahan saja idealisme Kompas TV tetap akan terjaga, supaya banyak pemirsa tetap memiliki pilihan berbeda dengan hadirnya Kompas TV.
Saya sangat menyukai sarapan Kompas TV ketika bangun pagi dengan suguhan ‘Kompas Pagi’ yang nongol di jam 5 subuh. Masih dilanjutkan dengan sajian menarik lainnya ‘Sapa Indonesia’ jam 7.00 pagi, sebelum saya berangkat beraktivitas.
Malam hari ada acara khusus (baru lahir juga) yaitu Kompasiana TV. Sekitar dua hari lalu saya mendapat tawaran untuk berdiskusi tentang wacana penghapusan PBB bersama beberapa kompasianer lainnya, dan acaranya live. Saat itu nara sumbernya adalah Mentri Agraria Pak Ferry M Baldan. Diskusi yang asyik dan memiliki kesan tersendiri.
https://www.youtube.com/watch?v=Nt8AKnLalx0
Kompasiana TV memiliki bonding tersendiri bagi para kompasianer, karena acara itu lahir dari rumah milik bersama bernama Kompasiana ini. Selain dulu, Kompasiana pernah juga melahirkan Freez dimana tulisan-tulisan para kompasianer bisa masuk Kompas cetak.
Di malam hari saya masih dapat menikmati ‘Stand up seru’. Kompas TV memang masih memiliki acara-acara yang pasti sangat dinanti-nantikan penonton, sebut saja ada Soccer Zone, Bundesliga, juga Stand Up Comedy yang berisi lawakan-lawakan cerdas. Bagi penggemar acara music, di Kompas TV Anda dapat menyaksikan ‘ K20’ yang menyajikan video klip tanpa embel-embel pembawa acara dengan sindiran-sindiran tak jelas dan lawakan-lawakan tak lucu. Murni musik. Acara-acara menarik lainnya seperti Science is Fun, Ekspedisi Cincin Api, dan Teroka adalah beberapa program acara yang edukatif yang acap kali terabaikan oleh stasiun TV yang hanya mengejar rupiah semata. Apalagi kini Kompas TV ketambahan personel dengan bergabungnya Deddy Corbuzier, yang menurut kabar berita ditunjuk Kompas TV sebagai konsultan di bidang produksi, tentu ini akan dapat menambah semangat baru dan nuansa baru.
Jadi, memilih Kompas TV bisa jadi bukanlah pilihan yang keliru di tengah-tengah gemerlapnya dunia pertelevisian tanah air. Ada yang mengatakan tontonan yang sehat adalah tontonan yang menghibur. Akan tetapi tontonan yang menghibur haruslah juga yang mendidik. Karenanya, tontonan yang sehat dan segar adalah yang menghibur sekaligus mendidik.
Sebagai pemirsa televisi, saya juga berharap bahwa dengan hadirnya Kompas TV akan menjembatani “urat nadi” yang terputus antara kepentingan masyarakat pemirsa dengan acara-acara yang mereka tonton. Akan pula mematahkan anggapan buruk yang mungkin sudah terbentuk bahwa semua stasiun TV itu sarat kepentingan. Dan semoga, akan menunjukkan bahwa masih ada pelangi indah di atas nusantara ini, lantas yang olehnya kita boleh juga memperoleh manfaat dan keberkahan. ---Michael Sendow---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H