Perjalanan karier seorang akuntan ternyata akan memasuki dimensi baru, seiring datangnya digitalisasi dan otomatisasi yang semuanya terbungkus dalam sebuah era bernama Industrial Revolution 4.0. Bagi penikmat tantangan, dunia akuntansi akan memberikan sebuah petualangan fantastis bagi mereka yang memilih akuntan sebagai jalur karier. Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI), cloud database dan cloud applications akan menjadi pendamping sepadan untuk menuntaskan pekerjaan. Bukankah bekerja dengan dikelilingi teknologi merupakan suatu hak istimewa?Â
Tapi sebelumnya, mari kita cermati skenario ini.
Dengan sistem Customer Relationship Management (CRM), semua permasalahan manajemen perusahaan di setiap departemen akan terintegrasi dan terkoneksi satu dengan yang lain. Staf marketing di lapangan akan terkoneksi dengan departemen accounting, sistem delivery, pembayaran, inventori, bahkan sampai ke bagian gudang. Semua ini akan bermuara ke satu output, yaitu semua hal mengenai accounting akan diotomatisasi.Â
Komputer akan mengambil alih sebagian besar tugas-tugas seorang akuntan. Ketika akan mengeluarkan invoice kepada customer, sistem sudah mengerti untuk memisahkan antara revenue dan pengeluaran hutang. Untuk melakukan pembayaran online, sistem juga paham bagaimana mengeluarkan kredit ke debtor, ataupun debit ke bank. Tidak lagi diperlukan staf accounting untuk melakukan hal itu.
Ketika perusahaan menerima invoice online dari supplier, pembayaran juga dilakukan dengan cara serupa. Sistem akan mengerti dan secara otomatis merekam kegiatan ini sebelum akhirnya mengeluarkan laporan keuangan secara akurat.
Atau, perusahaan melakukan delivery. Tidak perlu repot karena ada QR code yang perlu di-scan dan semua beres dalam sekejap. Sistem secara otomatis akan memperbarui inventori dan mengeluarkan dokumen yang diperlukan.
Jika perusahaan perlu untuk mengajukan quotation dan mengeluarkan PO, semua bisa dilakukan lewat handphone, bahkan sementara berada di luar kantor sekalipun. Jangan kuatir karena sistem akan segera merekam kegiatan itu dan kembali menyiapkan semua dokumen yang diperlukan.
Selain itu, penggunaan aplikasi mobile bagi perusahaan juga akan terjadi, sehingga eksekutif perusahaan bisa mengakses data akuntansi/bisnisnya lewat tablet atau smartphone. Audit laporan keuangan dilakukan berbasis real-time dimana regulator dan auditor menarik data yang dibutuhkan secara otomatis langsung dari sistem dan sensor yang melekat pada kegiatan operasional. Alhasil, transparansi dan keakuratan data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.
Perusahaan akan melakukan upaya apa saja untuk mendigitalisasi sistem lewat software tercanggih. Tidak akan ada lagi staf accounting yang bekerja siang malam hanya untuk memasukkan data transaksi ke dalam sistem. Semua akan serba otomatis.
Pertanyaannya adalah, dimana fungsi seorang tenaga akuntan di zaman IR4.0?
Jika ada pemikiran bahwa akuntan akan tergerus, itu keliru. Bolehlah kalau di tahun 2017, Bloomberg Business Week merilis sebuah hasil survey -diambil di Amerika, Eropa dan Asia-, yang mengatakan bahwa profesi yang paling rentan untuk terkena disrupsi IR 4.0 adalah akuntan. Apalagi bagi mereka yang bekerja di entry level dari departemen akuntansi. Itu sih sah-sah saja.Â