Menyemangati semakin dekatnya pemilihan putaran kedua pemilihan kapala daerah Jakarta dengan berbagai cara adalah hal biasa. Kedua kubu terlihat jelas menghendaki kemenangan pada putaran ke dua nanti (20 September 2012). Dengan cara masing-masing mereka menyapa, mengunjungi, dan memberi salam kepada semua pendukung mereka.
Tapi ada yang mencoreng masa-masa menjelang putaran kedua tersebut. Akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan tentang kebakaran Jakarta. Saya tidak habis pikir kalau memang kebakaran ini direncanakan, sungguh bejat dan betapa tidak bermoralnya siapapun yang melakukannya.
Yang menjadi persoalan adalah apa dan siapa yang menyebabkan kebakaran itu. Belum ada yang dapat memastikan, tapi saya sebenarnya sangat berharap supaya polisi dapat menguntus tuntas. Tapi ada yang patut disesalkan atas kejadian kebakaran ini, belum terbukti siapa yang membakar tapi media dan banyak orang sudah mengeluarkan berbagai asumsi ini dan itu tentang siapa yang membakar. Bagi saya, boleh saja kita curiga terhadap seseorang tapi jangan pernah melempar ke ruang publik dalam bentuk menuduh sebelum jelas siapa pelakunya.
Mari kita lihat beberapa hal. Mungkinkah tim sukses Jokowi yang melakukannya? Kalau mereka yang melakukannya mengapa dilakukan di tempat-tempat yang kebanyakan adalah pendukungnya? Kartu-kartu pemilih mereka akan ikut terbakar (walau kini KPU bilang mereka tetap dapat ikut memilih). Tapi kalau bilang juga tim sukses Foke yang melakukannya karena dilihat dari tempat-tempat kebakaran itu semuanya ada di wilayah kantong-kantong suara Jokowi. Menurut saya dimana lagi yang bukan kantong suara Jokowi sih? Hampir di semua wilayah Jakarta Jokowi menang, kecuali di kepulauan seribu.
Menuduh bahwa tim sukses Jokowi maupun Foke yang melakukannya adalah terlalu dini dan bukan tindakan yang bertanggungjawab. Belum ada fakta jelas dan data lengkap yang berbicara seperti itu. Justru kita harus melihat kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya bahwa kebakaran tersebut memang disengaja tapi tidak dilakukan oleh kedua tim sukses, bisa saja kan? Kebakaran itu dirancang oleh segelintir orang yang berkeinginan mendapatkan keuntungan ekonomis maupun politis. Atau oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab dan hanya ingin menyebabkan kekacauan di Jakarta. Bisa saja seperti itu. Atau juga dilakukan oleh para pendukung salah satu calon tanpa sepengetahuan tim sukses maupun calon bersangkutan. Bukankah ada jutaan pendukung masing-masing calon, mana bisa karakter, kepentingan, dan keinginan setiap orang bisa diketahui dengan pasti dan dikontrol?
Dengan banyaknya kemungkinan-kemungkinan tersebut maka sangat tidak bijaksana bila kita langsung mengeluarkan tunduhan-tuduhan tidak berdasar. Jangan-jangan Jakarta semakin terbakar justru bukan karena Jokowi dan Foke, tapi karena dipanas-panasi oleh orang-orang tidak bertanggungjawab, mencari untung di balik asap panas, ya mungkin saja orang-orang seperti kita ini, media, dan siapapun yang menulis tanpa data yang dengan lancangnya menuduh si ini dan si itulah pelakunya. Berasumsi siapa pelakunya boleh-boleh saja, tapi kalau belum terbukti cukuplah asumsi itu dipakai untuk kalagan sendiri, jangan ditebar ke ruang publik sambil menyebut nama orang atau kelompok.
Kalau kita tidak hati-hati, maka kitalah yang sesungguhnya sementara membakar Jakarta. (MA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H