PILPRES 2014 ini ternyata masih menyisahkan begitu banyak persoalan. Ada rasa ketidakpuasan yang luar biasa dari kubu PRAHARA (namanya saja sudah PRAHARA, buka kamus dan cari tau apa artinya itu). Mereka mengatakan bahwa pilpres kali ini penuh kecurangan terstruktur dan cacat hukum, walau menurut aku sih, itu adalah alasan yang terlalu dibuat-buat dan sesunggunya tidak ada bukti nyata sama sekali.
Sejak pengumuman oleh lembaga kemenangan Jokowi-JK terhadap PRAHARA dengan selisih lebih dari 5%, mereka sudah menolaknya seakan tak mau percaya. Padahal semua juga paham bahwa metode Quick Count itu sangatlah ilmiah dan sudah digunakan di seluruh dunia dengan tingkat presisi tidak pernah meleset jauh. Bahkan ujung-ujungnya mereka melalui Komisi I DPR RI memanggil lembaga RRI untuk mempertanyakan kenapa telah melakukan QC, sesuatu yang menurut aku sih, terlalu naïf dan amat kentara kekalapan yang terlihat di DPR sana. Kenapa harus mempertanyakan RRI? Quick Count pun mereka (PRAHARA) tolak keabsahannya. Sungguh teeeer laaaa luuuu!
Prabowo kemudian mengeluarkan statement bahwa ia siap menang dan siap kalah. Katanya kita jangan terpaku pada hasil QC dan mari tunggu saja keputusan resmi KPU. Apapun hasil resmi KPU akan diterima dengan besar hati. Kenyataannya apa? Mendekati hasil final pengumuman KPU dimana memperlihatkan bahwa kemenangan Jokowi-JK sudah di depan mata, hampir sama dengan hasil QC dengan selisih berkisar 5-6%, hatinya pun semakin galau. Ia mungkin sudah mendengar begitu banyak bisikan palsu dari orang-orang di sekitar dia yang kebanyakan bermasalah itu, bisikan itu berkata dialah yang sesungguhnya menang kalau tidak terjadi kecurangan masif dan sistematis itu. Akhirnya, ketika tinggal 2 provinsi lagi yang akan menuntaskan penghitungan rekapitulasinya oleh KPU pusat, dengan gamang dan kekanak-kanakan beliau pun ‘Walk Out’ alias WO. Dengan bahasa aneh bin ajaib, ia menolak PILPRES dan menarik diri. Ia pun juga akhirnya tidak mau menerima hasil resmi KPU dan TIDAK SIAP UNTUK KALAH. Mungkin saja kubunya itu hanya siap untuk menang.
Untuk mempertajam keinginan mereka berkuasa dengan menghalalkan segala cara maka mereka menuduh KPU curang dan bahkan melaporkan ke polisi (ditolak kepolisian), dan akhirnya menggugat KPU ke MK. Aku hanya dapat tertawa miris. Inikah calon pemimpin bangsa besar kita. Seseorang yang berjiwa delusional? Merasa diri menang padahal jelas-jelas sudah kalah dengan selisih sangat besar. 8 juta lebih suara. Rekayasa mana yang memungkinkan kecurangan tersebut dapat terjadi tanpa diketahui banyak orang yang mengawal suara-suara tersebut? Hasil RC KPU yang jelas-jelas sangat terbuka mengunggah hasil scan C1 ke publik, dan dikawal oleh situs masyarakat di www.kawalpemilu.org. Kenapa masih ada tuduhan KPU curang? Justru dengan membukanya ke publik, semua orang bisa mengawal penghitungan suara tersebut. Eh, tiba-tiba justru banyak sekali hacker yang menyerang situs terbuka kawal pemilu tersebut. Ini tentu saking tidak bisa menerima kekalahan secara legawa.
Berbagai cara dilakukan untuk memunculkan anti tesis di masyarakat bahwa kubu PRAHARA itu sebetulnya menang namun karena kecurangan KPU maka mereka akhirnya dikalahkan. Ini sebetulnya tindakan tidak terpuji dan adalah sebuah kebodohan yang terstruktur, masif serta sistematis ha ha ha ha. Bagaimana mungkin mereka menuduh ada kecurangan masif, terstruktur dan sistematis yang menggerus suara mereka jutaan banyaknya bila tak mampu menunjukkan bukti? Coba paparkan ke umum mana buktinya dan jangan hanya berkutat bahwa ada bukti-buktinya tapi tidak bisa membuktikan. Kemudian bukti-buktinya 10 truk berhasil dicuri orang. Sungguh teeer laaaa luuuu bodoh dan kekanak-kanakan. Menghalalkan segala cara untuk berdusta dan menipu itu namanya. Jangan perpanjang daftar dosa!
Tidak puas sampai di situ, pihak mereka menuduh ada hacker Korea yang menggelembugkan suara untuk Jokowi-JK. Sebuah tuduhan tidak berdasar dan menunjukkan siapa mereka itu. Orang-orang yang tidak cerdas dan tidak cermat. Mana bisa suara digelembungkan oleh hacker nomor 1 sekalipun bila suara-suara tersebut dihitung secara berjenjang dan diupload secara manual. Kasihan sekali delusional dan imaginasi orang-orang itu. Sampai-sampai Dubes Korea menandatangi rumah Polonia. Terdiam seribu bahasalah orang-orang di rumah itu yang taunya hanya menuduh dan menyebar fitnah keji.
Tetap belum puas juga. Entah darimana idenya, tiba-tiba ada pihak-pihak yang berani memalsukan 7 media berita online ternama Dan isinya tidak jauh-jauh dari sekedar imaginasi atas kemenangan Prabowo. Di sana mereka menyebutkan bahwa Prabowo menang sekitar 54% he he he, dalam mimpi ya iya kali.
Beberapa situs berita online Indonesia tersebut telah dipalsukan dengan sangat ceroboh, dan sangat tidak cerdas secara masif dan sistematis kebodohannya. Pemalsu tersebut kemudian memuat berita-berita fiktif hasil bermimpi atau hasil dari dukun (buktinya ke MK saja bawa dukun tuh). Situs yang dipalsukan antara lain kompas.com, antaranews.com, detik.com, dan tempo.co, juga tribunnews.com, dan inilah.com. Semua situs berita palsu ini menggunakan URL tambahan berupa "--news.com". Misalnya, tempo.co dipalsukan menjadi tempo.com--news.com, begitu juga dengan liputan6.com menjadi liputan6.com--news.com. Semua berita palsu yang ditampilkan situs-situs tersebut berisi soal hasil pemilu presiden yang sudah direkayasa.
Di situs palsu tempo.com--news.com tercantum berita berjudul "37 Hacker Korea dan cina Gelembungkan 4 Juta Suara Golput". Padahal di situs aslinya, tempo.co, tak ada berita berjudul seperti itu. Ada juga berita "Ketua KPU Ditetapkan Tersangka", padahal tidak pernah ada lembaga hukum menetapkan Husni Kamil Manik sebagai tersangka. Ha ha ha itulah hasil imaginasi dan bisikan dukun tercanggih abad ini. Untuk apa memalsukan berita online? Kalau bukan dengan harapan agarmasyarakat pembaca akan terpengaruh hasilnya, dan kemudian siapa tahu bisa mendukung upaya-upaya PRAHARA yang sampai detik ini hanya menimbulkan parahara di negeri ini. Dipikir mereka masyarakat itu bodoh apa? Justru sebaliknya merekalah yang tidak pakai akal sehat lagi sehingga mau menghalalkan segala cara. Itulah sebabnya Mahfud Md mantan ketua pemenangan kubu PRAHARA akhirnya mengundurkan diri, karena ia masih memakai akal sehat. Ini kesaksiannya bisa dibaca di sini http://nasional.kompas.com/read/2014/07/26/05173311/Mahfud.PKS.Tak.Pernah.Tunjukkan.Data.Apa.Pun.ke.Saya
Situs-situs palsu yang dibuat orang-orang bodoh itu cenderung terlihat seperti seperti blog amatiran. Ketujuh media online palsu tersebut tampak sangat jauh berbeda dengan situs aslinya, karena secara jelas tidak dilengkapi dengan logo masing-masing media, dan komposisinya begitu amburadul. Begitupun kanal berita yang juga tampak tak ada dalam situs palsu tersebut. Di sisi kanan situs palsu itu, terdapat daftar berita. Jika kita klik, maka berita itu akan mengantar pengunjungnya ke situs lain yang juga dipalsukan. Memang sudah benar-benar galau dan kalap orang-orang itu, semoga mereka cepat sadar bahwa masa depan harus ditatap bukan dipalsukan.
Setelah Obor Rakyat yang terang-terangan menebarkan fitnah keji tentang Jokowi, usaha orang-orang untuk menjatuhkan Jokowi tidak pernah berhenti. Mereka semua berkoar-koar tapi tidak pernah dapat menunjukkan bukti atas apa yang mereka koar-koarkan. Ini adalah delusi dan imaginasi tingkat tinggi. Salah satu pendukung PRAHARA di media online yang sangat masif, sistematis, serta terstruktur dalam menghina dan memfitnah Jokowi adalah akun twitter bayaran bernama @Triomacan2000. Akun ini sudah pernah dimatikan oleh Twitter, dan adminnya dilaporkan ke polisi. Makanya mereka sempat menghilang, tapi karena semangat mencari uang bayaran dari hasil ngetwit, kini mereka muncul lagi dengan nama baru @TM2000Back dan dengan semangat menebar fitnsh baru. He he he tentu dengan modul yang sama: Menghalalkan segala cara demi rupiah! Siaya yang bayar itu yang disayang. Mereka itu tidak ubahnya Obor Rakyat, dapat dibilang sebagai sampah masyarakat yang taunya menebar fitnah dan berlindung dibalik nama anonim, yang jelas sekali ujung-ujungnya kesenangan pribadi dan duit bayaran. Di situlah cara mencari nafkah orang-orang dibalik akun-akun sesat tersebut. Sudah banyak buktinya bahwa mereka memang menerima bayaran. Telah ditengarai pula bahwa admin dibalik akun itu adalah beberapa caleg gagal!
Kini kita tinggal menunggu hasil keputusan MK. Aku kok teramat yakin ya, sekalipun MK mengeluarkan hasil yang sama dengan apa yang sudah diputuskan oleh KPU serta menolak mentah-mentah semua gugatan PRAHARA, kubu yang kalah tersebut pasti tidak akan mau menerimanya. Katanya mereka punya banyak langkah lagi. Mungkin mereka akan mengatakan bahwa MK curang, berpihak, inilah dan itulah. Biasalah bahasa orang kalah yang kalap. Ha ha ha mari kita tunggu saja. Dan ada one idiotic move lainnya yang sudah dipersiapkan mereka yaitu Pansus DPR. Langkah yang sudah kentara banget ingin menghalalkan segala cara demi menjegal Jokowi dan berusaha memenangkan jagoan mereka yang sebetulnya sudah keok itu! Semoga cepat sadar dan segera kembali ke jalan yang benar wahai anggota dewan yang terhormat. Let’s forget the damn thing you prepare for! Remember, loser (will) never win. Loser should not become a winner. MA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H