Mohon tunggu...
Michitra Adhikarsa
Michitra Adhikarsa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa...Just an ordinary man. Love to write and read almost about everything.\r\nPengamat dan pemerhati masalah KOMPASIANA, media, dan semua hal. Belajar menjadi hamba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kunjungan Komisi VIII DPR Adalah Tindakan Pemiskinan Negara

23 April 2011   04:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:30 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombongan Komisi VIII DPR berkunjung ke Cina dan Australia di masa reses (libur sidang) DPR. Saya melihatnya sebagai sesuatu yang menarik. Kenapa? Marilah kita simak apa kata mereka tentang tujuan kunjungan tersebut. Mereka menilai program pengentasan fakir miskin yang diterapkan Cina dan Australia layak dicontoh.

Mereka juga (anggota dewan yang berkunjung) mengatakan bahwa kita perlu dua model Negara yang menerapkan penanganan fakir miskin yang efektif. Dan Negara yang mereka pilih adalah Cina dan Australia. Di Cina penurunan fakir miskin sangat drastis dari tahun 80-an sebesar 80%, terakhir tinggal 16%. Memang luar biasa! Tapi itu Cina bung! Lain Cina lain pula Indonesia. Lain padang lain ilalang bukan?

Jadi para wakil rakyat ini berasumsi bahwa mereka perlu melihat bagaimana upaya pengentasan kemiskinan di sana, cara-cara, metode dan ilmu "gaib" apa sih yang dipakai Cina tersebut. Kok bisa ya mengentaskan kemiskinan kayak gitu?  Kira-kira begitulah mereka melihatnya. Bahkan pentingnya kunjungan-kunjungan seperti ini di perjelas oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ahmad Zainuddin, ungkapan-ungkapannya bisa di baca di Detikcom kemaren. Rombongan yang pertama, yang ke Cina itu dipimpin oleh Wakil Ketua VIII dari FPD, Gondo Radityo Gambiro yang berangkat awal April lalu.

Nah, rombongan yang kedua dipimpin oleh Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding. Rombongan ini terbangnya ke Australia. Tujuan mereka katanya adalah melihat penanganan fakir miskin di Negara maju dan sejahtera. Karena menurut data yang ada,  Negara semaju apapun pasti tetap ada fakir miskinnya. Oleh karenanya mereka memilih Australia. Jadi, rombongan yang satu berwisata ke Cina dan yang lain beranjangsana ke Australia. Lumayan, lengkaplah sudah kesenangan para anggota yang berangkat. Yang belum, tunggu saja tanggal mainnya yah! Jangan ngiri dulu..

Sekarang mari kita telusuri lebih lanjut. Apakah memang ada (akan ada) hasilnya kunjungan-kunjungan seperti ini? Sudah berapa ratus kunjungan yang diadakan, dipelajari, ditelaah, tapi kenapa yah kemiskinan di Indonesia tetap merajalela dan menjadi-jadi? Kalau mau mencontoh Cina, praktekkan apa yang mereka lakukan. Yang korupsi potong tangannya, atau hukum seberat-beratnya, seumur hidup kalau perlu. Karena korupsi dan kemiskinan adalah mata rantai yang tak terpisahkan. Cina serius menangani hal itu, makanya kemiskinan mereka turun drastis. Lha Indonesia? Korupsi justru mau dipelihara, iya kan? Lihat saja RUU Tipikor yang sangat-sangat jelas membela kepentingan dan keselamatan para pelaku korupsi itu! Kalian mungkin cuma berkunjung ke Cina sana untuk sekedar menyimak, lalu makan siomay ala Cina, minum sakenya Cina, foto-foto di Peking dan naik kapal pesiar yang terkenal itu. Lalu apa? Pulang ke Indonesia apa yang dibawa pulang? Oleh-oleh buat keluarga, cinderamata buat teman, dan setumpuk rasa capek. Abis itu kembali seperti biasa. Life as usual and live as bandit di ruang sidang DPR. Nggak ada hasil githu lho bahasa gampangnya!

FITRA merilis data, kunjungan Komisi VIII DPR ke Cina 17-24 April 2011 menghabiskan anggaran Rp.668.730.500. Sedangkan kunjungan yang ke Australia menghabiskan anggaran Rp.811.800.250. Apakah ini kunjungan untuk belajar bagaimana mengentaskan kemiskinan atau malah kunjungan yang memiskinkan Negara, yang berarti memiskinkan rakyat?

Untuk lebih mengenal kelakuan dan kehebatan serta usaha-usaha anggota dewan yang terhormat ini dalam mengentaskan kemiskinan sesuai cara mereka, silahkan kita lihat data di bawah ini tentang DAFTAR KUNJUNGAN KERJA EMPAT ALAT KELENGKAPAN DPR SELAMA MASA RESES DPR 8 APRIL HINGGA 8 MEI 2011 YANG DIOLAH OLEH SEKNAS FITRA DARI RK DAN DIPA DPR TAHUN 2011 YANG MENGIKUTI STANDARD KEMENKEU NO.100/PMK.02/2011:


  1. Kunjungan Komisi I DPR ke Amerika Serikat 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran Rp.1.405.548.500,-
  2. Kunjungan Komisi I DPR ke Turki 16-22 April 2011 menghabiskan anggaran Rp.879.908.000,-
  3. Kunjungan Komisi I DPR ke Rusia menghabiskan anggaran Rp.1.286.713.750,-
  4. Kunjungan Komisi I DPR ke Perancis menghabiskan anggaran RP. 944.593.250,-
  5. Kunjungan Komisi I DPR ke Spanyol menghabiskan anggaran Rp.1.201.826.500,-
  6. Kunjungan Komisi X DPR ke Spanyol 24-30 2011 dianggarkan Rp. 1.320.374.500,-
  7. Kunjungan Komisi VIII DPR ke Cina menghabiskan anggaran Rp. 688.730.500,-
  8. Kunjungan Komisi VIII DPR ke Australia menghabiskan anggaran Rp. 811.800.250,-
  9. Kunjungan BURT DPR ke Inggris 1-7 Mei 2011 dianggarkan Rp.1.574.638.500,-
  10. Kunjungan BURT ke Amerika Serikat menghabiskan anggaran Rp.1.966.986.500,-

Jadi total anggaran yang digunakan untuk kunjungan kerja DPR selama masa reses (8 April-8 Mei 2011) adalah bisa mencapai Rp.12.730.087.250,- atau bahkan lebih.

Melihat dalam waktu sesingkat itu DPR sudah menghabiskan duit sebanyak itu, wahai para wakil rakyat...masihkah kalian dapat dipercaya berupaya mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan rakyat yang kalian wakili?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun