Dalam diskusi bersama KADIN tadi malam, terlihat jelas kemampuan Jokowi-JK menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh para anggota Kadin dari seluruh Indonesia. Mereka benar-benar menjawab secara jelas, terinci, dan tajam. Tidak terlihat sama sekali ada retorika di sana. Yang ada adalah pernyataan dua orang (pernah menjadi pengurus Kadin dua-duanya) secara detail dan implementatif tentang berbagai masalah ekonomi, sumver daya, dan sumber energi. Pemaparan mereka mengurai sumber-sumber permasalahan adalah langsung menusuk ke jantung persoalan. Sekali lagi, tidak ditemui retorika atau berbagai jargon di awan-awan di sana.
Mari kita lihat apa pendapat Jokowi tentang sawah. Ia mengatakan kita jangan membuat berbagai macam plan yang hanya akan ada di awan-awan. Membuat sawah baru itu harus terencana, dan berpikir secara runut. Mestinya seperti itu cara berpikirnya. Kita mau bangun sawah baru, dari mana airnya? Darimana irigasinya? Harusnya pikirkan dulu untuk membangun bendungan, kemudian irigasinya. Bendungan baru yang dibangun akan sangat memberikan manfaat bagi masyarakat. Jokowi-JK berencana untuk membangun 20-25 bendungan baru dalam masa lima tahun pemerintahan mereka.
Kemudian apa lagi? Masalah perikanan. Jokowi menegaskan bahwa rencana mereka adalah menambah serta membangun sentra perikanan sekitar 100 sentra lagi. Di sinilah juga nantinya peran nelayan harus ikut dilibatkan. Swasta silakan masuk, namun harus melibatkan nelayan dan mereka harus diberikan harga yang baik. Kemudian juga harus ada cold storage, ini tentu supaya ikan tidak cepat busuk. Ikan yang cepat membusuk akan menurunkan harga ikan itu, bahkan tidak akan ada harga sama sekali. Ya pastilah, siapa mau beli ikan busuk.
Di segi energi, ketika ditanyakan tentang konversi energi, Jusuf Kalla diberikan kesempatan menjelaskan. Ia sudah punya banyak pengalaman untuk itu. JK menjelaskan dengan sanmgat rinci dan runut. Bahkan ia juga menyinggung-nyinggung tentang mafia minyak, yang berniat mereka bereskan dalam satu tahun kepemimpinan mereka. Kita sudah terlalu banyak dikadalin oleh para mafia minyak tersebut. Banyak kebocoran juga yang terjadi di sana.
Jokowi mampu menjelaskan semua yang ditanyakan Kadin, karena ia memang menguasai betul apa-apa permasalahan di lapangan. Dia bertemu dengan para nelayan, para petani, dan buruh pasar. Jadi dia bisa melihat dengan jelas dan jernih tentang apa sih yang sesungguhnya mereka butuhkan. Apa sih yang sebetulnya juga dibutuhkan oleh dunia usaha.
Jokowi menyinggung masalah perizinan dan regulasi serta birokrasi di Indonesia yang ribet dan terlalu berliku-liku. Untuk mendapatkan izin usaha saja ribetnya minta ampun. Bagaimana mungkin ekonomi kecil dan menengah bisa maju kalau selalu dipersulit oleh hanya satu lembar kertas izin usaha saja? Padahal se muanya itu bisa dilakukan dari rumah. Kita ini memang harus direvolusi mentalnya. Mental yang masih suka mempersulit padahal dapat dipermudah. Mental membudaki orang-orang di bawah kita.
Terlihat betul apa yang dipikirkan dan disuarakan oleh Jokowi-JK itu sangat bisa diterima para anggota Kadin yang selalu menyambut hangat setiap penjelasan keduanya. Bahkan mereka selalu minta foto bersama, tanda bahwa mereka memang secara langsung atau tidak langsung, mengidolakan pasangan ini.
Akhirnya, karena Jokowi selalu turun ke lapangan, membuat ia mengerti betul banyak pokok permasalahan di lapangan. Itulah kunci dia bisa begitu percaya diri menjawab semua pertanyaan Kadin. Dia menjawab langsung menyentuh ke pokok permasalahan. Memang benar, ternyata demokrasi itu adalah mendengar suara rakyat. MA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H