Perdebatan seru pemaparan untuk penajaman visi misi sudah selesai. Anda diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian atau raport masing-masing kandidat. Acara yang berlangsung hampir tiga jam tersebut dapat dikatakan merupakan debat terbuka paling panjang. Itu juga dikarenakan yang mendapat kesempatan menjelaskan dan berdebat bukan hanya calon gubernurnya, tapi juga setiap calon wakil gubernurnya.
Para panelis juga adalah orang-orang yang menguasai bidangnya, walau saya sedikit menyayangkan seorang panelis yang terlihat terlalu banyak bicara dan tidak langsung ke inti pertanyaan, putar kiri kanan layaknya lagi ngasih kuliah. Makanya pembawa acaranya ngomong 'langsung aja ke pertanyaannya bu" Kalau tidak salah si Ibu Siti.
Dari penampilan sudah jelas kelas Jokowi-Basuki (Ahok) jauh di atas Foke-Nara. Kenapa bisa begitu? Pembawaan dasar dan attitude itu adalah sesuatu yang paling sukar diubah. Mau dipoles bagaimanapun ya sudah begitulah si Foke, sudah begitulah si Jokowi, sudah begitulah si Nara dan sudah begitulah si Basuki. Anda sendirilah yang menilai seperti apa masing-masing mereka dalam debat tersebut.
Arogan dan cepat emosiannya si Foke Nampak jelas. Bagaimana mungkin orang dengan sikap seperti itu dapat dekat dengan rakyat? Jangan-jangan malah ia mungkin kemana-mana bakalan bawa pentungan buat mentungin setiap yang menentang beliau!
Bagaimana dengan Nara? Ia tampil bagaikan seorang pelawak. Hanya berusaha bercanda dan mengguliti kulit luar setiap pertanyaan dan debatan yang ditujukan padanya. Penampilan ingin melucu tapi tidak proposianal justru menunjukkan bahwa tidak ada ‘isi’ dalam pemaparan penajaman visi-misinya. Apakah ini karena ketergantungannya kepada seorang Foke semata? Atau mungkin selama ini ia tidak pernah diajak diskusi dan diberi kesempatan oleh Foke? Dan akhirnya terkaget-kaget ketika ia yang diminta memberi penjelasan dan berdebat? Bukankah seorang wakil gubernur juga harus memiliki isi kepala yang mumpuni?
Jokowi dan Ahok tampil dengan pembawaan dan gaya sederhana, terlihat lebih supel, tidak kaku, tapi juga penuh ketegasan. Mereka berdua juga terlihat lebih 'mesra' dibanding Foke-Nara yang kaku dengan jawaban masing-masing, berdiri saja si Nara sudah tidak lagi di mimbar kecil itu, tapi agak keluar 'arena', apa karena nggak terlalu suka berdekatan ama Foke? Sepanjang acara terlihat Jokowi-Basuki selalu berkomunikasi, tertawa spontan, dan saling memberi masukan. Sebaliknya Foke-Nara satukalipun tidak. Padahal dari sini saja sudah terlihat apakah cagub dan cawagub itu bisa dekat, dan bisa bekerjasama atau tidak. Bayangkan dalam memberikan kesempatan Nara bicara saja, beberapa kali Foke hanya menyisakan 10 detik buat Nara. Yah amplop eh ya ampun, apa yang mau diomongin Nara dalam sisa 10 detik, kawan?! Hanya bisa berucap "Ya kami berusaha..." Tapi tina-tiba bel berbunyi.....Tiiing...Pembawa acara pun menimpali "Maaf, waktunya sudah habis" Hehehehe...kasihan sekali.
Sekarang content visi misi mereka. Penguasaan materi jelas tetap lebih unggul Jokowi-Basuki. Lihat saja bagaimana Jokowi memaparkan program-program mereka. Dan apalagi ketika Basuki (Ahok) berbicara ketika debat cawagub. Nara seperti tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kualitas mereka berdua memang jauh berbeda. Nara hanya selalu berbicara kulit, dengan sedikit melawak. Basuki langsung to the heart of the problems, yang membuat Nara tidak berkutik, bahkan panelis tak kuasa membantah.
Penampilan Foke yang seperti memberi ceramah atau kuliah terasa hambar. Itu hanya berisi data-data statistik (yang keakuratannya pun belum bisa dijamin, kawan!) Apa susahnya mengumpulkan data-data statistik dari misalnya BPS atau badan-badan terkait lainnya lalu menuliskan dalam secarik kertas? Gaya Foke itu adalah gaya pemaparan copy paste. Kalau di Kompasiana sudah lama isi pemaparan seperti itu dihapus Admin hehehe!
Kalau tidak percaya, lihat saja betapa kelimpungannya beliau ketika Jokowi dengan lemah lembutnya bertanya, lalu kemana anggaran yang 140-an trilliun itu? Foke menjelaskan dengan sangat tidak transparan kiri-kanan. Jokowi sekali lagi menyambung tetap dengan kalemnya sambil tersenyum, ‘mana buktinya?’ Maksudnya mungkin mana bukti pembangunan yang sudah dilakukan pemprov denganduit sebesar itu? Foke kehabisan waktu menjawab karena terlalu banyak mendongeng. Bel pun kembali berbunyi...Tiiiing....Check mate!
Jadi nyata-nyata dalam debat tersebut baik cagub maupun cawagub didominasi penuh oleh Jokowi-Ahok, kawan! Terserah penilaian anda seperti apa, tapi itulah penilaian saya. Jadi sebelum ke tempat pencoblosan tanggal 20 nanti, saksikan (nonton) dulu debat terbuka mereka di sini (Youtube) : Debat Pilkada DKI Putaran2 (MA)
Salam Creepes!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H