Mohon tunggu...
Michitra Adhikarsa
Michitra Adhikarsa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa...Just an ordinary man. Love to write and read almost about everything.\r\nPengamat dan pemerhati masalah KOMPASIANA, media, dan semua hal. Belajar menjadi hamba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa The Real Winner Antara Jokowi dan Foke?

8 September 2012   03:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:47 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_211241" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption]

By: Michitra Adhikarsa

Begitu banyak tulisan di internet mengenai pilkada membuat semakin banyak mata tertuju pada event pilkada DKI tahun 2012 ini. “Perang” sesungguhnya sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Kedua kandidat Foke-Nara dan Jokowi-Ahok sudah berupaya semaksimal mungkin untuk keluar sebagai the winner. Saya akan menangis meraung-raung menangisi kemenangan salah satu diantara mereka berdua bila ternyata kemenangan tersebut hanya untuk menjadi the winner, atau bahasa saya sekedar menjadi pemenang.

Menjadi the real winner itu yang lebih ditunggu jutaan orang di Jakarta ini. Artinya siapun pemenangnya mereka harus bisa secara perlahan namun pasti menunjukkan kemenangannya (as a winner) untuk bekerja secara nyata alias real. Untuk apa menang tapi dalam lima tahun kedepan tidak ada perubahan nyata (real) di lapangan. Orang yang biasa makan beralas tempurung tetap saja makan di atas tempurung. Jalan yang biasanya hanya butuh 10 menit tetap saja macet 1 jam. Orang miskin tetap tidak ‘diijinkan’ berobat. Orang miskin tetap saja ‘tidak dibolehkan’ sekolah. Pokoknya hal yang jamak menjadi makanan seharai-hari tetap begitu adanya selama lima tahun kedepan. Bagi saya itu artinnya yang menang hanya sebatas menang. Ia bukanlah the real winner.

Mudah-mudahan kedua kandidat ini menyadari betapa pentingnya menghargai rasa cinta rakyat yang sudah memilih mereka. Jangan pernah bilang bahwa suara rakyat tidak berperan dalam menentukan keterpilihan mereka.

Saya juga berharap semoga saja rumor yang beredar bahwa ada begitu banyak pegawai negeri yang disumpah di atas alquran untuk supaya memilih calon tertentu, dan mereka diming-imingi posisi, jabatan, serta bonus tertentu adalah tidak benar. Sebab kalau sampai itu memang benar, alangkah nistanya siapapun yang sudah melakukan tindakan pemaksaan tersebut. Hak asasi orang dikebiri dan dipangkas habis-habisan. Dibius dengan sejumlah uang dan ditakuti dibawah sumpah. Kalau hanya diberi uang oarng bisa saja ambil duitnya, ambil posisinya tapi tak akan memilih calon tersebut. Tapi kalau sudah dibawah sumpah secara agama, apa masih mau mereka melanggarnya?

Data Real Pemenang di Dunia Maya

Saya yakin tidak ada satu metode survey apapun yang dapat menentukan siapa yang bakalan menang secara presisi. Putaran pertama contoh nyata, kawan! Karena survey apapun tidak akan dapat menjangkau 100% pemilih di Jakarta ini. Dan lagi, jangan pernah Anda lupa kawan, apa yang keluar dari mulut orang belum tentu itu isi hatinya. Bisa saja dia bilang akan pilih Foke tapi kemudian ternyata ia memilih Jokowi, sebaliknya juga begitu.

Mengenai kemenangan di dunia maya (internet) oke untuk jadi suatu bahan pertimbangan. Akan tetapi bukan satu-satunya patokan paling valid. Sangat jauh bahkan kalau boleh saya bilang. Misalnya apa yang disampaikan oleh socialbakers.com.Di situs itu dijelaskan bahwa pengguna FB di Jakarta ada sekitar 17 juta orang. Tapi ada berapa persen yang menggunakannya punya hak pilih. Lalu ada berapa diantaranya yang punya akun ganda. Twitter? Banyak yang punya akun abal-abal dan ganda di atas 5 akun. Pokoknya jangan cepat percaya data apapun yang tersaji di berbagai media internet. Ibarat satu biji telor masak diantara jutaan telor busuk. Tumpukan info dan data di internet banyak juga yang tidak valid dan busuk. Pembusukan sudah terjadi dimana-mana termasuk manipulasi data. Saya sudah banyak beri contoh, diantaranya tentang si Triomacan2000 di Twitter.

Data Real Pemenang di Dunia Nyata

Bayangkan saja bagaimana mungkin data dan informasi internet yang begitu-itu dapat mempengaruhi jutaan pemilih di Jakarta. Sekarang bicara realitas saja, kawan! Semua informasi dan saling hantam di dunia maya antara kedua kubu hanya disaksikan oleh ratusan ribu orang, paling top satu juta orang. Saya punya data valid untuk itu. Lha kemana orang-orang yang lain? Jangan Tanya saya, pergilah tengok mereka itu ada di pinggir sungai, di bawah jembatan, di deretan rumah-rumah kumuh. Mereka itu jangankan punya akses internet gratis atau berbayar, punya computer pun mereka tidak punya.

Orang-orang seperti itu tidak akan kenyang dengan hingar bingarnya pembahasan pilkada DKI di media sosial atau media internet lainnya. Mereka cuma sibuk dengan urusan mendapat sepiring nasi dan segelas air. Artinya, kalau mau menjadi the real winner, dekati mereka beri mereka janji yang masuk akal tapi juga setelah terpilih wujudnyatakan janji tersebut.

Sekarang Anda sendiri yang menilai siapa the real winner yang sudah kentara mendekati kemenangan sejati itu? Siapa yang selalu turun dan bertemu warganya. Siapa yang selalu dekan dengan rakyat kecil. Siapa yang member janji yang begitu realistis dan applicable? Mudah-mudahan orang itulah yang akan terpilih. Ia bukan saja sudah menguasai dunia maya, tapi juga dunia nyata! (MA)

Selamat memilih dengan memakai akal sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun