Mohon tunggu...
Michitra Adhikarsa
Michitra Adhikarsa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa...Just an ordinary man. Love to write and read almost about everything.\r\nPengamat dan pemerhati masalah KOMPASIANA, media, dan semua hal. Belajar menjadi hamba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ukuran Wanita Cantik Ternyata Tidak Sama

9 Desember 2011   09:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:38 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_147501" align="aligncenter" width="583" caption="Bibir "][/caption]

Seperti apa wanita cantik yang anda inginkan? Bagaimana anda menilai sebuah kecantikan? Tentu saja masalah kecantikan, keindahan, keseksian adalah berbeda-bede untuk setiap orangnya. Pendapat atau persepsi pribadi setiap orang dalam menilai tentu tidaklah sama. Standard menilai kecantikan masing-masing orang belum tentu sama. Bahkan kadang sangat bertolak belakang.

Tapi, barangkali tidak akan ada yang lebih aneh lagi dalam memandang arti kecantikan itu daripada sebuah suku di Africa.Saras-Djinges, itulah nama suku tersebut. Para wanita di kawasan Afrika Tengah itu memiliki adat yang sungguh menimbulkan rasa heran dan penasaran. Bibir mereka sejak kecil sudah ditusuk dengan cakram kayu yang semakin membesar ukurannya hingga bibir sebelah bawah menjadi luar biasa “dower”. Bahkan karena dowernya itu maka piring-piring sup berukuran 38 cm dapat dengan mudah mereka tempatkan pada bibir bawah mereka itu.

Bibir yang “super dower” ini tidak memungkinkan mereka untuk mengunyah makanan, maka wanita-wanita ini harus hidup hampir sepenuhnya dengan diet cairan. Untuk berbicarapun hampir tidak mungkin. Mereka tidak bisa berbicara dengan leluasa, dan hanya mengucapkan beberapa kata yang penting-penting saja.

Ketika seorang anak perempuan berusia kira-kira empat tahun, calon suaminya membuat lubang di tengah-tengah bibir sebelah atas maupun sebelah bawah dengan sebuah pisau yang kasar, lalu memasukkan pasak kayu kecil ke dalamnya. Secara bertahap, ukuran pasak kayunya diperbesar hingga begitu mereka mencapai usia dewasa, bibir-bibir mereka sudah berubah menjadi sangat cantik dan mendatangkan sukacita selama-lamanya bagi sang suami.

Nonton di sini:

http://www.youtube.com/watch?v=V2oRlK_wI_s&feature=player_embedded

Pada saat malam tiba, para istri suku Djinges ini tidur dengan bibir sebelah bawahnya yang besar itu diletakkan pada pundak suaminya. Hal ini memungkinkan sang suami meyakini bahwa istrinya tetap bersamanya, dan istrinya itu tidak dicuri orang lain, atau kabur darinya dalam kegelapan malam. (MA)

Sumber gambar: www.allvoices.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun