Mohon tunggu...
Michitra Adhikarsa
Michitra Adhikarsa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa...Just an ordinary man. Love to write and read almost about everything.\r\nPengamat dan pemerhati masalah KOMPASIANA, media, dan semua hal. Belajar menjadi hamba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar dari Wafatnya Akun Twitter @Triomacan2000

20 Juni 2014   00:23 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:04 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. Tahukan Anda bahwa akun twitter penyebar fitnah dan terkenal sebagai akun siluman jahat utusan setan dari neraka itu akhirnya wafat sudah? Kuburannya sudah disiapkan, namun mereka masih sempat mengganti nama menjadi ronin ini dan ronin itu. Ada dua akun pengganti.

Akun ini sebetulnya sudah banyak dilapori pihak-pihak yang merasa dihina, dilecehkan, dan difitnah oleh mereka. Dengan memakai filosofi 'siapa bayak kami bela' akun ini terus bertambah pengikutnya. Saat sebelum wafat dan dimasukkan ke liang kubur, akun ini sudah mendulang sekitar 800 ribu lebih pendukung. Masih kalah dari jumlah follower Jokowi yang selalu mereka hina-hina sih.

Lalu kenpa mereka terlihat tidak tersentuh? Itu adalah karena ketika dilaporkan polisi sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa karena nama yang dipakai @triomacan2000 adalah nama siluman. Tapi ketika dilaporkan oleh pihak yang menamai diri mereka 'socmed' maka yang dilaporkan adalah bukan akun twitter tersebut, melainkan admin (mantan admin)nya yaitu Raden Nuh. Dengan demikian tidak ada alasan berkelit lagi, kalau toh Raden Nuh mau menghindar maka ia harus menunjukkan siapa admin selanjutnya yang kepadanya tahta admin @triomacan2000 diserahkan. Kalau tidak mampu menjawab, maka polisi pasti akan beranggapan bahwa Raden Nuh tetap sebagai admin.

Skenario itu cepat terbaca oleh Triomacan2000, dan buru-buru mengganti nama akunnya. Tapi apa mau dikata, akun ini juga secara bersamaan sudah dilaporkan ke Twitter sebagai akun yang abusive dan propaganda fitnah. Akhirnya pihak Twitter menerima dan menanggapai laporan tersebut. Kronologisnya dapat pula saudara-saudara baca di sini:

http://chirpstory.com/li/213073

Apa pelajaran yang dapat kita petik? Jangan sekali-kali menjadi media penebar kebencian dan fitnah. Akun siluman itu tiap hari menyebar fitnah dan tuduhan tanpa pernah sanggup memberikan bukti. Saya sudah pernah memberikan tantangan terbuka, tapi akun saya justru diblok oleh si siluman triomacan2000 itu karena tidak sanggup menjawab. Kasus akun dunia maya triomacan2000 itu rupa-rupanya diikuti oleh media cetak bernama obor rakyat.

Media obor rakyat isinya tak lebih dari sampah. Tidak ada karya jurnalistik sama sekali. Tidak jujur dan pengelolanya persis orang kerasukan setan. Dewan Pers pun mengatakan koran itu tidak termasuk karya jurnalistik. Isinya semuanya adalah fitnahan. 99% HANYA COPY PASTE, karya jurnalistik apa itu? Bahkan nama dan alamat redaksinya pun fiktif. No telp fiktif. Untung saja bukan kuburan yang dijadikan alamat redaksinya. Langkah menggugat koran siluman bernama Obor Rakyat itu sudah tepat. Biar polisi sekarang yang bertindak.

Media harusnya menjadi pembawa suara kebenaran. Menjadi pembawa damai. Menjadi penyampai informasi yang adil dan bijaksana, bukan penyebar fitnah seperti dua media di atas itu. Haram hukumnya.

Intinya marilah kita belajar dari peristiwa Obor Rakyat yang sebentar lagi padam obornya, menjadi bambu buat kayu bakar. Dan juga belajar dari ditutupnya akun twitter @triomacan2000 tersebut. Jangan jadi penyebar fitnah. Jangan jadi pembuat fitnah. Sebab sekali kamu lancung ke ujian seumur hidup tidak akan ada yang percaya lagi. Sekalipun kalian berganti nama menjadi nama lain apapun! Merdeka! MA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun