Mohon tunggu...
Anna Maria
Anna Maria Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer | Teacher | Heritage Lover | Kebaya Indonesia

Love my life, my family, my friends, my country, my JESUS CHRIST

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

I Hate Credit Card!

17 April 2014   19:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2012 kalo tidak salah, marketing Mega Card menghampiri saya 2 kali, dan mencoba menelepon saya berkali -kali untuk menawari produknya. Saya bukan pengguna credit card, dan jujur first time for me using credit card. Yang cuma tau oh harus pake pin, dan oh kalo tanda tangan tidak sama itu dicek. Berarti aman.. oke, kelewat polos mungkin.

Yang dipikiran saya karena mereka berkali - kali menawarkan, mungkin baik jika sewaktu - waktu saya pakai untuk bayar kuliah adik, dan kebutuhan keluarga kami cukup banyak dan ya memang sejak 2011 saya mengundurkan diri dari perusahaan untuk memulai usaha sendiri.

Apa bisa didebit dari kartu kredit saya tidak tahu. Saya tanya apa harus pakai pin? Tidak. Tanda tangan saja. Saya masih ragu untuk aktifkan tapi marketing telepon lagi dan "mbak aktifkan saja nanti kalo udah lgsg dimatikan lagi." allright. Saya tanya bisa kah untuk ambil debit ? katanya hanya untuk shopping. gak terlalu suka shopping, kecuali sepatu udah gak enak dipake dan bentuknya aneh baru beli lagi. But, hey tinggal sepatu sandal masa mau dipake ke kantor (meskipun kantor sendiri) ? Liat sepatu lama alasnya udah somplak, maklum saya suka jalan kaki. Akhirnya seorang teman mengajak saya jalan - jalan dan dia beli sepatu.. Mungkin bisa, dan saya tidak bisa cash. Lalu saya colek dia, "baru punya credit card.. cara pakenya gimana ya?" my friend : "*shock*", dan saya akhirnya belajar memakai credit card, dan memastikan tanda tangan saya sama. Pgnnya sih tagihan itu keluar jgn lama - lama karena beneran deh punya hutang itu gak enak, sayang.

Setelah tagihan saya keluar saya langsung bayar. dan bengong sedikit ada biaya tambahan. Kecerobohan yang saya sadari adalah sering melalaikan ketentuan - ketentuan.. ya, mending gw bayar cash, kucluk - kucluk ke atm, atau minjem temen sebentar terus ntar balikin.

Selang beberapa lama ada asuransi telemarketing telp, ok hanya 70ribu, menggantikan asuransi saya yg lapse mungkin bisa. Tapi karena saya mau non aktifkan jadi nanti mungkin bisa dicancel.

Ohya, belum lama setelah aktifkan Mega Card, saya ditelpon dari Bank Mandiri, waktu itu di angkot dan siang hari dengan suara berisik saya hanya "iya.. iya mas..oohh gitu hadiah dari kartu yang gold. Yaudah kirim saja.. " saya dapat new credit card by Mandiri. saya simpan rapi dan tidak mau saya sentuh krn ternyata limitnya cukup besar, nanti saja deh aktifkannya. Ngomong - ngomong tentang limit, berarti itu batas yang bisa kita pakai dan available dari bank kan ya? ._.

Jadi akhirnya saya tergerak untuk aktifkan, dikasih hadiah ya setidaknya ketahuan diapa"in dulu minimal diaktifkan, nanti bisa di non aktifin lagi kayak Mega Card (waktu itu belum non aktifkan). Saya tanya kepada pihak Mandiri hanya untuk shopping lagi. Ada gak yang bisa di debit masuk rekening? kan saya butuhnya bukan shooppiiing.. trus tanya, harus pakai pin ya mas? kalau gitu saya tunggu pin nya saja.. dan mereka janji untuk mengirimkan. Jadi Mandiri Card dan Mega Card ini kan uang orang saya simpan di tempat pensil, aman, gak kecolongan. Mandiri gak dtg" si pin, jadinya ya berarti saya gak bisa pakai donk.

Pesta akhir tahun saya bawa pencil case dan credit card ke Solo, mau telepon non aktif kok ya jadi lupa terus. Di bulan Februari dan baru bangun saya dikejutkan dengan dua amplop dan angka - angka besar dari tagihan kartu kredit, dua buah kartu kredit saya. Dan masih bengong, lari -lari ke pensil case yang terselip di tas.. ini kartu kredit di sini, ini kok mandiri juga ada transaksi, siapa yang pakai?

Liat ada tagihannya, alamak limitku diabisin ini maling siapa? aku belum pake. katanya mandiri pake pin? antara mau nangis dan mending tidur lagi (selamanya boleh). Aku gemeteran bilang ke mama, "ini apa ma? bababz gak pake. ini ada ipad, ada factory outlet.." *ngecek lemari yang ada kolor dan kaos plus pakaian lama, masih ngarep ada pakaian baru nemu di lemari..* ini belanja sampe jutaan siapa ma, kok aku gak dapet? Tpi ini malingnya siapa? lha kok aku yang ditagih?

Telpon ke mbak di kantor dengan gemeteran, curhat sambil treak - treak gak jelas. Katanya, "aku pernah kayak gitu, tapi gak sampe gila kayak kamu limitnya diabisin sama maling. Kamu bikin surat sanggah transaksi, blokir sekarang kartu kreditnya.." aku gak tau apa itu surat sanggah transaksi, bagaimana buatnya, pokoknya telp bank aku blokir kir kir.. maling kurang ajjjjarrr!!, gak tau apa bahkan surat tanah pun hilang digadain orang, ini bisa kemalingan lagi gobluok bgt aku.

Saya ikutin petunjuk - petunjuk dari bank. Tapi saya masih kekeh pin belum saya dapat dan saya tidak melakukan transaksi dari Mandiri. CS Mandiri: bisa pakai ttd bu. Lha kan si mas CS sebelumnya bilang pakai pin mbak, ya makanya saya gak pake" saya tunggu pin gak dtg ini kok ada transaksi lain? Dan sewaktu saya ditelpon CS Mandiri melaporkan ada transaksi gagal, ya jelas gagal kan kartu diblokir, dan kartu di saya dlm keadaan rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun