Di tengah pesatnya teknologi dan perubahan platform, para pelaku usaha kecil menengah (UKM) menempati posisi terdepan dalam menanggapi permintaan pasar. Hal ini terutama terlihat saat momen spesial seperti perayaan Imlek, yang juga bertepatan dengan Tahun Naga Kayu. Naga Kayu bukan hanya menjadi lambang kekuasaan dan kehormatan, melainkan juga simbol kemakmuran dan kekayaan. Perayaan kali ini menjadi lebih istimewa karena Naga diidentifikasi dalam bentuk kayu. Oleh karena itu, terdapat peluang unik bagi para UKM untuk mengembangkan strategi bisnis mereka melalui social commerce, terutama dalam menyongsong Tahun Naga Kayu.
Hasil survei terbaru dari Suara UKM Negeri Vol.3, yang diluncurkan oleh Ninja Xpress, menyoroti masa depan e-commerce di Indonesia yang dipengaruhi oleh e-shopaholics, yaitu kelompok pembelanja online yang aktif menggunakan berbagai platform, termasuk marketplace dan media sosial, untuk berbelanja. Media sosial juga menjadi sumber utama bagi e-shopaholics dalam mencari produk, dengan 91% dari mereka membeli berdasarkan rekomendasi influencer dan merek yang mereka ikuti di media sosial.
Dengan demikian, social commerce bukan lagi sekadar tren, tetapi menjadi model pemasaran dan bisnis yang terintegrasi. Dengan menggabungkan media sosial dan e-commerce, social commerce menciptakan pengalaman berbelanja yang terhubung dengan lingkungan sosial. Mulai dari pencarian produk hingga proses pembelian, semuanya dapat dilakukan secara menyeluruh di dalam platform social commerce. Sebagai contoh, SneakerShoots berhasil memanfaatkan Instagram dan Facebook untuk mempromosikan produknya dan melakukan transaksi melalui situs web atau WhatsApp resmi mereka.
Peran penting social commerce dalam menggerakkan UKM juga terungkap dalam survei Suara UKM Negeri Vol.4, yang melibatkan 600 UKM di Indonesia. Survei ini menemukan tiga strategi untuk memaksimalkan manfaat social commerce bagi bisnis mereka:
Membangun Bank Konten, dengan Pendekatan 3R, yaitu mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang konten. Ini membantu menghemat waktu dan sumber daya dalam manajemen konten, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dan memperkuat hubungan dengan audiens.
Membangun Keterlibatan Komunitas, Â dengan memanfaatkan fitur interaktif dari platform social commerce. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti berbagi pengetahuan, jajak pendapat, kontes, dan penawaran khusus. Membangun komunitas tidak hanya meningkatkan loyalitas merek tetapi juga memungkinkan hubungan yang lebih erat dengan pelanggan.
Membangun Brand.com, atau situs web penjualan untuk mendukung peningkatan penjualan, kesadaran merek, serta meningkatkan peringkat SEO dan optimasi mesin pencari.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan UKM dapat memanfaatkan potensi social commerce secara optimal untuk semakin cuan di Tahun Naga Kayu, sehingga meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnis mereka di era digital saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H