Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang sering ditemukan pada anak-anak dan balita. Penyakit ini ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang mengakibatkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan mengi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 230 juta orang di seluruh dunia terkena asma, dengan prevalensi yang cukup tinggi pada anak-anak [] .
Asma pada anak-anak sering dipicu oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor pemicu yang umum termasuk alergen seperti debu rumah, bulu hewan peliharaan, dan polusi udara. Infeksi saluran pernapasan pada masa bayi juga dapat meningkatkan risiko terkena asma di kemudian hari [] . Pada balita, gejala asma bisa sulit diidentifikasi karena keterbatasan mereka dalam mengungkapkan ketidaknyamanan. Gejala umum yang bisa diperhatikan orang tua termasuk batuk yang berkepanjangan, napas yang berbunyi seperti mengi, dan kesulitan bernafas saat bermain [] .
Penanganan asma melibatkan penghindaran faktor pemicu dan penggunaan obat-obatan yang sesuai, seperti inhaler dengan kortikosteroid dan bronkodilator. Edukasi orang tua dan pengasuh tentang penggunaan inhaler yang tepat serta pengenalan tanda-tanda serangan asma adalah bagian penting dari manajemen asma [].
Penting untuk melakukan pemantauan rutin dan berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan bahwa asma anak dapat dikelola dengan baik, sehingga kualitas hidup mereka tetap optimal.
Referensi
- Â World Health Organization (WHO). "Asthma." WHO, diakses 22 Agustus 2024.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. "Penyakit Asma pada Anak." Kemenkes RI, diakses 22 Agustus 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H