Menjadi seorang dokter mungkin adalah impian bagi sebagian orang. Ada beberapa alasan mengapa seseorang bermimpi atau bahkan bertekad menjadi seorang dokter, seperti karena gajinya yang besar atau mungkin profesi seorang dokter dianggap sebagai sebuah gengsi yang besar. Alasan hal tersebut menjadi gengsi bagi sebagian orang adalah karena biaya masuk sekolah dokter saja sudah mahal harganya, ditambah menjadi seorang dokter juga memakan waktu yang lama dan banyak prosesnya.
Namun, semua itu tentu saja sepadan dengan gaji atau pendapatan yang dihasilkan, apalagi untuk dokter spesialis sudah tentu kekayaan mereka sudah tidak bisa terhitung lagi. Walaupun seperti itu, banyak sekali hal-hal yang orang awam tidak ketahui tentang kehidupan seorang dokter dan kehidupan seorang dokter itu tidak bisa dikatakan mudah.
Kehidupan seorang dokter apalagi dokter yang baru merintis itu banyak sekali tantangan dan rintangannya. Mulai dari tekanan kerja yang luar biasa, tuntutan dari rumah sakit, dan lain-lainnya yang harus dihadapi. Seperti itulah kehidupan dr. Brian Natanael Chandra atau akrab disapa sebagai Dokter Brian. Dokter Brian merupakan seorang dokter umum berusia muda yang bekerja di sebuah rumah sakit di Jakarta bernama Rumah Sakit Murni Teguh yang terletak di daerah Sudirman. Setiap harinya, Dokter Brian bekerja sebagai dokter umum dan pekerjaannya pun tergantung shift yang ada di rumah sakit. Bekerja shift sebagai dokter umum memakan waktu kurang lebih 8 jam setiap harinya.
Setiap awal bekerja shift, akan ada operan atau gantian bertugas, dimana setiap dokter yang bertugas akan memberikan update tentang kondisi pasien kepada dokter yang berjaga selanjutnya. Kemudian, sebagai dokter umum juga memiliki tugas seperti memberikan tugas kepada dokter lainnya, melengkapi bagian-bagian tugas yang belum lengkap, serta memiliki kewajiban untuk mengikuti morning meeting. Morning meeting merupakan sebuah kegiatan untuk mengawali hari dengan rapat. Rapat ini dilakukan dengan divisi yang ada di rumah sakit, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan pekerjaan rumah sakit. Tujuan dari diadakannya morning meeting adalah untuk menyatukan pikiran tentang goals yang akan dicapai serta kondisi pasien yang ada di rumah sakit.
Selesai rapat, semua pihak akan kembali ke stasiun masing-masing dan mengerjakan tugas sesuai dengan perannya. Ada dua stasiun atau bagian dalam pekerjaan ini, ada dokter yang bertugas untuk berjaga di IGD atau Instalasi Gawat Darurat dan ada yang harus bekerja di bangsal. Dokter yang berada di IGD harus selalu berjaga sedangkan untuk dokter yang berada di bangsal harus selalu memantau kondisi pasien yang dirawat inap. Dokter yang bekerja di bangsal juga harus update tentang kondisi pasien dan memberikan laporan kepada dokter spesialis. Selama bekerja, Dokter Brian pun menghadapi tantangan dan rintangan.
Tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh seorang dokter umum muda ini ada berbagai macam, mulai dari tuntutan untuk memiliki empati yang tinggi sampai tekanan yang ada di saat rumah sakit sedang penuh. Dokter Brian berkata menjadi dokter itu susah susah gampang. “Seorang dokter dituntut untuk memiliki rasa empati yang tinggi kepada pasien, namun juga dituntut untuk selalu profesional apapun yang terjadi. Menjadi dokter itu juga memiliki peran untuk mengobati namun di sisi lain harus memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus. Kemudian, dokter juga harus memiliki skill komunikasi yang baik serta dituntut untuk bisa mengambil keputusan secara cepat, tepat, akurat, dan bisa dipertanggungjawabkan karena semua hal yang ada di rumah sakit memiliki kaitan dengan nyawa seseorang.” Ujar dokter kelahiran 1997 itu.
Tetapi, menjadi seorang dokter juga tidak selalu berada di bawah tekanan setiap harinya. Selama bekerja, tentu saja ada pengalaman yang berkesan dan menyenangkan untuk diceritakan atau dibagikan. Menurut dokter Brian, setiap orang memiliki kebahagiaannya masing-masing, begitu pun dengan dokter. Selama menjadi dokter umum di Jakarta, kebahagiaan yang dirasakan oleh Dokter Brian adalah ketika melihat seorang pasien yang kondisinya sudah buruk atau bahkan bisa dikatakan berada di ambang kematian tetapi akhirnya bisa sembuh dan melewati fase-fase kritis.
“Melihat keluarga pasien yang happy dan semangat setelah melihat pasien yang sembuh juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Dokter Brian, karena dengan melihat keluarga pasien yang bahagia, berarti kerja keras selama ini tidak sia-sia. Lalu, bekerja di dalam tim, berteman dan mengenal banyak orang selama bekerja juga menciptakan dinamika yang baru dan unik, sehingga kehidupan sebagai seorang dokter pun terasa tidak berat.” kata seorang dokter yang memiliki hobi minum bubble tea ini.
Dokter Brian juga membagikan tips dan trick ketika beliau sedang menghadapi rintangan dan tantangan selama bekerja. “Tips ketika sedang bekerja adalah kita harus memiliki integritas, profesionalitas, dan tanggung jawab. Dengan memiliki tiga poin itu, maka kita pasti bisa menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang ada. Dalam dunia kerja, kita tidak boleh takut salah dan tidak boleh takut untuk terus belajar, karena di atas langit masih ada langit maka kita harus tetap bergerak ke arah yang lebih baik. Jangan takut salah tapi takutlah saat kita tidak belajar dari kesalahan.” ucap dokter yang berusia 26 tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H