Mohon tunggu...
Michelle Salinas
Michelle Salinas Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Menghadapi Tantangan Bisnis Makanan Beku di 2025: Ninja Xpress Bagikan 4 Strategi untuk Bertahan dan Berkembang

20 Desember 2024   17:34 Diperbarui: 20 Desember 2024   17:34 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri makanan beku di Indonesia terus berkembang pesat, namun seiring dengan pertumbuhannya, sektor ini juga menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. Tahun 2025 diprediksi akan membawa sejumlah perubahan besar yang bisa mengubah lanskap bisnis ini. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pelaku bisnis makanan beku atau frozen food adalah fluktuasi permintaan yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup konsumen dan kebutuhan logistik yang semakin kompleks.

Selain itu, persaingan yang semakin ketat juga menjadi masalah yang sulit dihindari. Banyak pelaku industri besar maupun UMKM yang berusaha memanfaatkan potensi pasar yang besar, namun hanya sedikit yang mampu bertahan dalam jangka panjang. Dengan teknologi dan trend baru yang terus berkembang, perusahaan harus mampu beradaptasi dan mengidentifikasi peluang baru untuk terus bertahan di pasar yang kompetitif ini.

Realita yang dihadapi oleh bisnis makanan beku bukan hanya terletak pada masalah permintaan dan persaingan, tetapi juga pada tantangan internal yang menyangkut efisiensi operasional. Salah satu isu yang sering dihadapi adalah kebutuhan akan rantai pasok yang efisien dan sistem distribusi yang tepat. Pengiriman produk makanan beku memerlukan perawatan khusus, dari penyimpanan hingga pengiriman yang membutuhkan suhu yang terjaga dengan baik, agar kualitas produk tetap terjaga. Hal ini menambah biaya operasional dan menuntut solusi logistik yang lebih inovatif.

Selain itu, pergeseran tren konsumsi masyarakat, seperti semakin banyaknya konsumen yang mengutamakan makanan sehat atau bahan-bahan alami, dapat menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang belum menyesuaikan produk mereka dengan kebutuhan pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen mulai lebih selektif dalam memilih makanan yang mereka konsumsi, dan hal ini dapat mempengaruhi popularitas produk makanan beku tertentu.

Untuk mengatasi tantangan yang ada, perusahaan di industri makanan beku harus beradaptasi dengan cepat dan tepat. Salah satu kunci untuk bertahan di pasar adalah inovasi dalam produk dan cara distribusinya. Menyediakan makanan beku yang tidak hanya praktis tetapi juga sehat dan sesuai dengan tren konsumsi modern dapat menjadi langkah yang sangat strategis. Selain itu, efisiensi rantai pasok dan distribusi yang terintegrasi dengan teknologi juga harus menjadi fokus utama. Pemanfaatan teknologi dalam hal pelacakan produk, manajemen suhu, dan pengiriman tepat waktu akan sangat membantu dalam memastikan kualitas produk tetap terjaga.

Kuncinya adalah meningkatkan kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat. Perusahaan yang mampu berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang, meskipun menghadapi tantangan yang ada.

Untuk dapat bertahan di pasar makanan beku yang kompetitif pada tahun 2025, Ninja Xpress, sebagai salah satu penyedia layanan pengiriman suhu dingin, membagikan beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis:

  • Inovasi Produk, tingkatkan variasi produk dengan mempertimbangkan tren konsumen yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Produk yang memiliki nilai tambah, seperti bahan organik atau bebas bahan pengawet, dapat menarik lebih banyak konsumen.
  • Optimalisasi Proses Logistik, investasi dalam teknologi rantai pasok yang lebih efisien, seperti penggunaan IoT (Internet of Things) untuk pelacakan suhu dan pengiriman tepat waktu, akan membantu mengurangi pemborosan dan meningkatkan kualitas produk.
  • Analisis Pasar yang Lebih Mendalam, lakukan riset pasar untuk memahami perubahan perilaku konsumen dan tren konsumsi yang berkembang. Sesuaikan produk dan strategi pemasaran dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.
  • Diversifikasi Saluran Distribusi, manfaatkan berbagai saluran distribusi, baik itu melalui platform digital, pengecer offline, atau bahkan kerjasama dengan penyedia layanan pengantaran online untuk memperluas jangkauan pasar.

Dengan langkah-langkah ini, pelaku bisnis makanan beku dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan yang datang di 2025 dan menjaga keberlanjutan bisnis mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun