Saya yakin para pembaca tahu apa itu painkiller. Painkiller adalah obat semprot yang dingin di kulit dan sering digunakan ketika anda semua merasa "kemeng" dan nyeri pada bagian-bagian tertentu setelah berolahraga. Lalu apakah benar painkiller dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot? Painkiller termasuk dalam obat anti-inflamasi. Lalu apakah obat anti inflamasi itu? Saya akan mulai bahas ini dari otot.
Jaringan pada hewan dan manusia yang sangat penting dalam proses bergerak adalah jaringan otot. Jaringan otot kita gunakan untuk mengangkat beban, mengambil barang, berjalan, menggendong, dan masih banyak lagi.
Inflamasi atau peradangan adalah respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak sel tubuh. Rangsangan-rangsangan tersebut menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, dan prostaglandin, yang dapat menyebabkan nyeri, panas, merah, bengkak, dan gangguan fungsi. Peradangan adalah bagian dari respon kekebalan tubuh. Peradangan menunjukkan bahwa tubuh berusaha menyembuhkan dirinya sendiri.
Anti-inflamasi adalah obat yang dapat meredakan radang yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme (non infeksi) namun yang timbul oleh karena cedera jaringan dan infeksi. Anti-inflamasi memiliki khasiat seperti penurun panas (Antipiretik) dan pereda nyeri (Analgesik). Obat ini terbagi dalam dua golongan yaitu steroid (AIS) dan non steroid (AINS). Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) adalah obat yang paling sering digunakan di seluruh dunia. OAINS adalah pengobatan dasar untuk mengurangi peradangan-peradangan pada luar dan sekitar sendi seperti lumbago, artralgia, osteoartritis, dsb. Obat Anti Inflamasi Steroid (OAIS) adalah obat anti inflamasi yang kuat. Obat ini tidak boleh digunakan secara sembarangan karena obat ini dapat menyebabkan hipertensi, moonface, osteoporosis, dll.
Lalu sebelum saya membahas tentang obat anti-inflamasi, saya akan membahas tentang bagaimana otot dapat mengalami peradangan. Manusia selalu bergerak dan melakukan aktivitasnya tanpa henti seperti menulis, berjalan, mengangkat, dan menurunkan sesuatu. Hal-hal tersebut dapat kita lakukan karena kita memiliki jaringan otot.
 Otot kita akan selalu mengalami yang disebut kontraksi dan relaksasi. Proses kontraksi terjadi ketika kita sedang melakukan hal-hal yang berat seperti mengangkat beban. Sedangkan relaksasi adalah ketika kita tidur. Pada saat otot berkontraksi, tanpa sengaja otot melukai dirinya sendiri, namun luka yang disebabkan mikro atau sangat kecil.Â
Maka dari itu setelah kita melakukan hal-hal berat seperti di atas, terkadang kita akan merasa nyeri. Nyeri tersebut adalah peradangan karena luka yang dialami oleh otot. Peradangan yang muncul adalah proses tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Pada saat kita tidur, tubuh kita akan mengeluarkan senyawa yang disebut cytokines. Cytokines adalah senyawa yang berfungsi untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pada serat otot. Ketika itulah tubuh akan berusaha membuat otot lebih tebal dan lebih besar untuk mengantisipasi mendapatkan beban atau mengalami hal yang serupa.
Pada saat tubuh mengalami luka, tubuh mengeluarkan senyawa yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang menyebabkan peradangan (inflamasi) dan senyawa ini merupakan mediator timbulnya rasa nyeri-nyeri, panas, atau kemerahan pada area otot yang mengalami peradangan.Â
Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka yang disintesis dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yaitu asam arakidonat. Maka dapat kita ketahui bahwa prostaglandin berasal dari asam arakidonat. Kehadiran obat penghilang rasa sakit seperti aspirin dapat menghambat proses pembentukan prostaglandin. Lalu apa fungsi lain dari senyawa prostaglandin? Senyawa ini adalah senyawa yang merangsang otak bahwa terjadi luka atau kerusakan pada jaringan otot maka saat manusia tertidur, otak akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan senyawa yang disebut sitokin.
Sitokin merupakan protein dan glikoprotein yang diproduksi oleh sel-sel berinti banyak. Senyawa ini  bekerja sebagai penghubung kimia antar sel. Sitokin memiliki beberapa fungsi, namun pada umumnya sitokin bertindak sebagai pengatur pertahanan tubuh untuk melawan hal-hal yang bersifat patogen dan menimbulkan respon inflamasi. Sitokin merupakan protein sistem imun yang mengatur interaksi antar sel dan memacu reaktivitas imun, baik pada imunitas nonspesifik maupun spesifik. Sitokin juga yang merangsang otak untuk memberi perintah pada sistem imun tubuh untuk memperbaiki kerusakan pada otot.Â
Semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar kerusakan yang disebabkan dan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama. Dari kerusakan yang terjadi otot akan menjadi lebih besar dan menebal. Mengapa? Seperti yang sudah saya katakan di atas bahwa otot akan membesar dan menebal untuk mengantisipasi mengalami beban yang serupa. Untuk menjaga agar otot tetap besar dan tebal diperlukan aktivitas yang memiliki beban yang serupa atau lebih. Bila tidak, otot akan mengalami atrofi atau penyusutan otot secara perlahan.