Nukleus atau biasa kita sebut inti sel merupakan organel yang paling utama dalam sel. Nukleuslah yang mengatur segala kegiatan yang ada di dalam sel. Dengan kata lain nukleus adalah pewaris sifat dan otak sel. Nukleus yang memberi perintah sel. Selain itu, nukleus juga memiliki fungsi yang lebih penting yaitu sebagai pewaris sifat. Di dalam nukleus terdapat untaian-untaian pembawa informasi genetik DNA. Bila tidak ditemukan nukleus, sel tidak dapat membelah diri dan membentuk jaringan yang baru.
Anggap saja ada seorang ibu yang memiiki seorang anak kandung. Kita anggap seorang ibu ini adalah sebuah sel dan anaknya adalah individu baru yang dihasilkan oleh sel. Anak kandung dari ibu tersebut pasti memiliki sifat yang mirip dengan ibunya. Mengapa? Karena ada sifat yang diwariskan oleh sang ibu kepada anaknya melalui DNA. kalau ibu tersebut tidak memiliki DNA, maka tidak akan dapat menghasilkan anak kandungnya karena ia tidak mewarisi sifat darinya kepada anaknya. Mengapa seorang anak dapat disebut sebagai anak kandung, karena isa memiliki kromosom dari ibunya dan memiliki sifat yang diwariskan ibunya melalui DNA. maka dapat dikatakan bahwa bila tidak ada nukleus sebuah sel tidak dapat melakukan pembelahan diri dan membentuk individu baru.
Pada sel mati atau sel gabus tidak ditemukan kedua-duanya. Jika kita mengamati menggunakan mikroskop, bagian yang dapat dilihat dari sel mati hanyalah dinding sel dan ruang kosong sel. Tidak terjadi aktifitas karena tidak adanya nukleus sebagai pemberi perintah dan sitoplasma sebagai penghasil energi dan tempat melekatnya organel pada sel.
Teori Totipotensi pernah dilakukan oleh seorang ilmuwan bernama F.C. Steward. Beliau melakukan percobaan dengan mengambil jaringan empulur dari wortel tersebut. Percobaan tersebut berhasil, bagian dari tanaman wortel tersebut mulai menghasilkan individu yang baru. Jaringan empulur merupakan jaringan parenkim. Maka dapat dikatakan bahwa jaringan parenkim masih dapat membelah diri atau disebut juga masih meristematik. Teori totipotensi dijadikan prinsip kultur jaringan tumbuhan. Yang dilakukan pada proses kultur jaringan adalah membentuk individu baru yang memiliki sifat dari induknya dengan menanam bagian dari sebuah tumbuhan.
Jaringan permanen lain yang dapat membelah diri atau bersifat meristematik adalah jaringan gabus. Jaringan gabus sering disebut sebagai kambium pada tumbuhan. Jaringan kambium berfungsi sebagai pertumbuhan sekunder tumbuhan atau pertumbuhan kesamping tumbuhan. Dengan melebarnya batang menjadi lebih besar.Â
Mengapa jaringan ini dapat disebut jaringan permanen yang meristematik? Karena jaringan ini masih bertumbuh, artinya masih ada proses pembelahan diri pada tumbuhan tersebut. Pertumbuhan ini diakibatkan dengan adanya jaringan yang dibentuk ke arah dalam pada jaringan gabus adalah feloderm. Feloderm memiliki sel-sel yang hidup dan tersusun dari sel-sel yang menyerupai sel-sel parenkim. Lalu ada juga jaringan gabus yang dibentuk ke arah luar yang disebut felem. Felem memiliki sel yang berbentuk kotak-kotak, bersifat impermeabel, dan dinding selnya mengalami penebalan, jaringan ini berfungsi untuk pelindungan.
Jaringan penyongkong terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Jika dicermati, sklerenkim meiliki sel yang mati sedangkan kolenkim memiliki sel yang hidup. Maka sudah dapat dipastikan bahwa sklerenkim tidak dapat melakukan pembelahan diri. Lalu bagaimana dengan kolenkim? Kolenki terdiri dari sel-sel hidup namun juka dilihat dari fungsinya, kolenkim berfungsi sebagai penguat, penegak, penyongkong. Dari fungsi-fungsi kolenkim tersebut, sel-sel hidup kolenkim tidak perlu melakukan pembelahan lagi. Dapat dipastikan bahwa sklerenkim dan kolenkim tidak melakukan pembelahan.
Jaringan epidermis adalah jaringan terluar tumbuhan. Jaringan ini memiliki sel yang sangat rapat dan tidak memiliki ruang antar sel. Maka jaringan ini tidak dapat melakukan pembelahan lagi. Fungsi dari jaringan ini adalah perlindungan jadi tidak perlu melakukan pembelahan diri lagi.
Jaringan vaskuler yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem terdiri dari sel-sel mati dan floem terdiri dari sel-sel mati dan sel-sel hidup. Xylem sudah dipastikan tidak dapat melakukan pembelahan karena terdiri dari sel-sel mati. Floem terdiri dari sel-sel hidup dan sel-sel mati, tetapi jika ditinjau mengenai fungsi dari xylem dan floem adalah sebagai transportasi tumbuhan saja.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa jaringan parenkim masih dapat melakukan pembelahan karena masih terdiri dari sel yang hidup. Pernyataan ini dikuatkan dengan percobaan yang dilakukan oleh F.C. Steward yang melakukan percobaan pada jaringan empulur wortel. Pada percobaan tersebut, empulur wortel dapat menghasilkan individu yang baru, maka dapat dikatakan juga bahwa jaringan parenkim dapat melakukan pembelahan saat jaringan terluka.Â
Saat jaringan terluka, jaringan akan melakukan regenerasi. Hal ini juga dikaitkan dengan teori totipotensi yaitu kemampuan tumbuhan membentuk individu baru yang sempurna. Jaringan permanen yang masih dapat melakukan pembelahan adalah jaringan gabus. Karena jaringan gabus merupakan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan sehingga dapat dipastikan melakukan pembelahan. Jaringan permanen lain yang tidak dapat melakukan pembelahan adalah jaringan vaskuler, jaringan penyongkong, dan jaringan epidermis.